23

3.2K 285 2
                                    

Eloisa menjerit terkejut dan terhuyung mundur sebelum lord arthur menangkap pinggulnya yang hampir saja menabrak bufet.

"kau..kau..kenapa kau menciumku?" bentak eloisa marah mengusap bibirnya dengan punggung tangannya. Lord arthur hanya mengangkat bahu acuh tak acuh "itu gerakan refleksku, bukan salahku kan? Kau tidak menungguku untuk bangun" kata lord arthur tersenyum geli melihat eloisa yang masih syok. "aku melakukannya agar kau tidak menciumku tapi kenapa tetap saja kau melakukannya?" katanya masih marah. Lord arthur menjilat bibirnya yang lengket oleh apapun yang disapukan oleh eloisa keatas bibirnya saat lord arthur masih tidur tadi. "apa ini?" tanya lord arthur tak menanggapi protesan eloisa.

Eloisa mengangkat mangkuk kecil yang ada ditangannya "madu, bibirmu sangat pucat dan pecah-pecah karna itu anthony menyuruhku menyapukan madu ini pada bibirmu" katanya dengan beringsut mendekat. "anak pintar" bisik lord arthur pelan memuji anthony sebelum lord arthur tersenyum sendiri. "dia bodoh, seharusnya dia perintahkan padaku untuk menyerahkan mangkuk ini padamu agar kau memakainya sendiri! Tapi dia memerintahkan padaku untuk menyapukannya", lord arthur mengerutkan kening "kau menuruti perintah? Aneh sekali" kata lord arthur membuat eloisa menyadari "kau benar, aku akan memukul kepalanya! Berani-beraninya dia memerintahku" kata eloisa kesal sebelum beranjak dan lord arthur menarik sikunya "marahnya nanti saja, sapukan madunya! Yang tadi sudah kujilat" kata lord arthur dengan merebahkan badannya diatas kursi malas lalu memejamkan matanya membuat eloisa terpaku.

Kemeja satin hitam yang dipakai lord arthur sudah terbuka kancingnya sebatas dada memperlihatkan kulitnya yang kuning kecoklatan, luka sayat disekitar dadanya sudah hampir sembuh berkat bantuan darah anthony. Namun wajah lord arthur masih sangat pucat dan itu mengharuskan mereka untuk beristirahat sedikit lebih lama dikastil griffin ini. walaupun darah anthony bisa menyembuhkan luka-luka lord arthur tetap saja tidak bisa menghilangkan segel gaib itu. yang bisa menghapusnya hanya sipemberi segel, sama seperti rasa sakit saat menerima segel itu, saat mencabutnya juga rasanya tidak kalah sakit jadi lord arthur harus memulihkan tenaganya dulu sebelum eloisa berencana meminta marshal mencabut segel itu dari tubuh lord arthur.

Eloisa mendekat sebelum duduk disamping lord arthur, memasukkan jari telunjuknya kedalam mangkuk kecil madu ditangannya sebelum menyapukan ujung jarinya dibibir lord arthur yang pecah-pecah namun terasa hangat dan kasar.

Lord arthur membuka matanya dan melihat eloisa lekat disampingnya sebelum menyentuh bagian bawah mata eloisa "apa terasa sangat sakit?" tanya lord arthur membuat eloisa menyadari matanya belum kembali kewarna hitam seperti warna mata aslinya seperti yang dikatakan anthony bahwa mata kirinya berubah biru dan separuh wajahnya memerah. "apa masih biru?", lord arthur mengangguk. "apa terlihat aneh? Mata kananku hitam" kata eloisa pelan "sangat cantik, apa kau belum melihatnya?" tanya lord arthur sebelum eloisa menggeleng pelan. "bayanganku tidak tampak pada cermin sejak aku menjadi makhluk abadi, aku bahkan hampir saja lupa bagaimana wajahku", lord arthur menghembuskan nafas berat mendengar kepedihan dalam nada suara eloisa. "kau ingin melihat wajahmu? Aku bisa melakukannya", eloisa mengerjap "benarkah?" tanyanya tak percaya, lord arthur mengangguk "maka bersikap baiklah mulai sekarang padaku" katanya dengan kembali menutup matanya. Eloisa tersenyum sebelum mengangguk walaupun dia tau lord arthur tidak akan melihatnya mengangguk. Eloisa kembali menyapukan ujung jemarinya diatas bibir lord arthur yang hangat dan melengkung karna tersenyum.

Keyword Dragon (Frost Family Seri 1)Where stories live. Discover now