This is not right..

35.4K 1.7K 22
                                    


Aku menatap pintu kayu lebar yang berdiri kokoh didepanku sambil menelan ludah. Aku baru saja berniat mengetuk pintu didepanku namun pintu itu sudah terbuka duluan menampilkan wajah Christopher yang menyeramkan. Matilah aku.

"Mm.. Selamat pagi!" sapaku dengan ceria.

"Jam berapa sekarang?" tanya nya dingin. Aku melirik jam tangan ku dan menjawab

"Jam sepuluh, Sir."

"Sudah berapa lama kau telat?" Tanya nya lagi

"Hampir dua jam, sir!" ucapku reflek. Sial! Mulut bodoh! Habis ini aku pasti akan disemprot deh.

"BERANI MENJAWAB LAGI!" teriaknya.

Aku terdiam kaget karena Christopher bukan tipe orang yang suka teriak begini biasanya.

Aku hanya bisa terdiam dan menunduk dan memainkan tali tasku.

Kudengar dia menghembuskan nafas kasar. Apa dia akan memecat ku?

"Kembali bekerja. Jangan mengulanginya lagi."

"Baik, Sir," aku hampir melompat kegirangan karena tidak jadi dipecat.

Saat jammakan siang tiba, aku baru saja akan turun ke kantin kantor untuk cari makan, namun
sebuah suara membuatku menghentikan langkah

"Mau kemana?"

"Saya mau makan siang, Sir."

"Ayo bareng." Ucapnya. Apa? aku tidak salah dengar kan?

"Hah? Emm,, maaf?" Tanya ku memastikan pendengaran ku.

"Ayo makan siang bareng."

"Seriously??" Tanya ku bodoh.

"Ayo." Tau tau tangan kiri ku sudah ditarik menuju lift. Aku terdiam menyadari dia menggenggam tanganku. Aku menggenggam dada ku dengan tangan kanan yang kosong. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku merasa seperti jantungku akan segera melompat dari tempatnya. Ini tidak benar.

Aku menarik tanganku dari genggamannya.

Langkahnya terhenti dan dia menatapku. Aku yang salah tingkah hanya tersenyum canggung sambil mencari-cari alasan.

"Maaf . rambutku berantakan." Ucapku merapikan rambutku yang sebenarnya tidak berantakan.

"Ayo cepat."

Aku keluar dari mobil sport berwarna putih miliknya. Christopher pasti suka sekali mengoleksi mobil sport karena Ia sering kali bergonta ganti mobil sport.

"Jangan melamun." Ucapnya menjentikkan jarinya didepan wajahku.

Aku tersadar dan menatap bangunan didepanku dengan berbinar. Restoran Western terkenal yang harganya selangit.

Tunggu, dia serius mengajakku makan disini? Gila, gajiku sebulan akan langsung habis sekali saja makan disini.

Pelayan membawa kami ke ruangan VIP.

Aku melihat buku menu yang menunjukkan berbagai macam makanan. Mataku hampir keluar saat melihat harga makannya.

"Pesan saja sesukamu. Aku yang traktir."

"Hah? Tidak usah Pak. Mending saya makan ditempat lain saja nanti."

"Pesan aja."

"Tapi..." nyaliku untuk membantah menciut saat dia menatapku tajam.

"Kalau begitu terimakasih banyak." Sambungku.

Akhirnya aku memutuskan untuk memesan seporsi Spaghetti Bolognese dan Air mineral karena dua menu itu yang paling murah di buku menu ini.

Extraordinary LoveWhere stories live. Discover now