-SiL04-

1.6K 182 17
                                    

Hinata menghempaskan bokong di atas sofa, pun menyandarkan punggung dan kepalanya di sandaran sofa empuk tersebut. Sahabat-sahabat baiknya itu baru saja pergi. Tenten menemani Hanabi memilih undangan pernikahan, Sakura harus mengantar Keisuke ke dokter gigi, diikuti Karin yang notabene sepupu Naruto. Shion yang pergi terakhir, baru saja dijemput oleh suaminya, Uchiha Itachi.

Hinata sendiri selalu tinggal di apartemen sepanjang akhir pekan. Melihat hasil pekerjaan para karyawan dan meninjau beberapa proyek yang sedang dibuat oleh perusahaannya. Ia jarang menghabiskan waktu di luar pun pulang ke rumah ayahnya. Lagi pula ayahnya saat itu hingga dua minggu ke depan sedang dalam perjalanan bisnis ke Eropa.

Hinata memejam saat ia mendengar kunci pintu apartemennya terbuka. Gadis itu enggan mengganti posisi, toh ia sudah tau siapa yang masuk ke dalam apartemennya tersebut.

"Hyuuga-sama."

Suara itu, suara pria yang seminggu lalu resmi menjadi bodyguard sekaligus supir pribadinya.

Hinata memilih bungkam.

"Apa ada lagi yang harus saya lakukan Hyuuga-sama?"

Hening. Kakashi sedikit gelisah saat Hinata tak juga mau bersuara.

"Apa boleh saya pulang sekarang?"

Kakashi tentu cukup aneh. Hinata meliburkan dua orang asisten rumah tangga dan menyuruh Kakashi sejak pagi mengantarnya berbelanja, mengambil londry, mengantar berkas ke dua tempat. Hari sudah sore, harusnya saat itu Kakashi bisa pulang, toh Hinata tidak terlihat akan pergi.

Beberapa saat Hinata masih diam tak bergerak.

"Hyuuga-sama."

Hinata membuka mata, mengerjap, menatap lekat pada kedua netra Kakashi yang berbeda warna.

"Tidak."

Kakashi mengernyit. Ia melihat Hinata berdiri, mengibaskan rambut panjangnya ke belakang.

"Kau tidak akan pergi ke mana-mana. Aku masih punya tugas untukmu."

Hinata terkekeh dalam hati. Ini kesempatannya untuk mempermainkan Kakashi. Ia tidak akan berbaik hati mengizinkan Kakashi untuk menghabiskan waktu akhir pekan dengan riang gembira.

"Tugas?"

Hinata mengangguk.

"Ikuti aku."

Kakashi mengekor Hinata ke arah dapur. Di wastafel, banyak sekali peralatan masak yang belum di cuci, pun piring dan gelas. Hinata menyuruh Kakashi mencucinya tanpa basa-basi.

Kakashi bergeming.

"Setelah itu buatkan aku makan malam."

"Makan malam?"

"Kenapa?"

Hinata bersedekap.

"Seingatku, aku minta Kabuto-san mencarikan orang yang bisa aku andalkan kapan saja, termasuk untuk urusan perut."

Hinata menahan tawa.

"Cepat kerjakan!"

Gadis itu cepat berbalik meninggalkan Kakashi, ia takut tawanya pecah saat itu juga.

Hinata menyambar ponsel yang ada di atas nakas. Pesan singkat dari Karin terlihat.

'Pikirkanlah, jika kau mau akan aku kenalkan pada seseorang yang bisa membantu'

Hinata meletakkan ponselnya kembali setelah membalas pesan Karin dengan emoji jari tengah.

...

Stuck In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang