6. Siapa Dia?

8.2K 759 5
                                    

Bagian yang dicetak miring + bold itu penggalan memori Ziffa di masa lalu (flashback).

Mungkin part ini agak ruwet dan sedikit membingungkan. Semoga gak bingung bacanya.

Enjoy!

-------

Ziffa POV

"Zif, Ziffa." Aku mendengar suara Frey disertai colekannya di bahu kananku.

"Apa?" Jawabku setelah menoleh ke arahnya.

"Mmm... nanti waktu pulang sekolah ikutan gue sama Mira nongki yuk, Zif. Ya? Ya? Ya? Pliissss." Ucap Frey yang kedengaran seperti merayu.

"Hmm... emangnya kalian mau kemana?" Tanyaku.

"Ke cafe deket halte, yang biasanya." Jawab Frey yang kubalas dengan anggukan kepala.

"Okey. Gue ikut." Ucapku setelah menimang-nimang.

"Yess! Tapi ntar gue berangkatnya nyusul, ya. Soalnya ada rapat basket mendadak." Ucap Frey.

"Okeeyy." Jawabku sambil mengacungkan jempol di depan wajahnya.

-------

"Zif. Lo udah tau belum?" Ucap Mira yang sedang duduk di hadapanku sambil melahap es krim vanilla kesukaanya.

Saat ini kami sedang berada di cafe yang sudah menjadi langganan nongkrong kami dari SMP. Ya. Aku, Frey, dan Mira sudah bersahabat sejak sekolah menengah.

Aku menolehkan kepala, menatap wajahnya. "Apa?" Jawabku.

"Kemarin gue denger kalo ketua osis kita lagi pacaran sama cewek." Kata Mira dengan antusias.

Ya. Itulah Mira. Cewek yang paling up to date diantara kami bertiga. Mulai dari gosip internasional sampai gosip sekolah, dengan mudah semuanya bisa sampai ke tangannya.

Benar-benar ratu gosip.

Aku mendengus geli mendengar ucapannya. "Yaiyalah, Mir. Ketua osis kita kan cowok. Wajar dong kalau pacaran sama cewek." Ucapku bergurau.

"Yaelah, Zif." Mira mencibir. "Eh. Gue jadi penasaran sama ceweknya Kak Zafran. Dia kan cuek, nyeremin pula." Lanjutnya.

"Terus? Hubungannya nyeremin sama pacar emangnya apa?" Aku menaikkan salah satu alis. Sebenarnya aku gak begitu tertarik dengan gosip-gosip semacam itu.

"Ya... gue cuma pengen tau aja, siapa cewek yang tahan sama sikap ketua osis kita yang satu itu. Jadi orang kok dingin banget, untung ganteng."

Aku tertawa mendengar ucapan Mira barusan. "Hahaha. Kenapa sih, Mir? Lo naksir sama si ketos itu?" Tanyaku sambil menaik-turunkan alis.

Sedetik kemudian, aku melihat raut wajah Mira yang berubah merah. Dia mengalihkan pandangan ke arah lain, sambil menahan senyum.... mungkin?

Hahaha. Kena kamu, Mira!

"Hayoo ngakuu." Aku menoel-noel bahunya sambil tersenyum menggoda.

"Apaan sih, Zif." Mira berusaha menepis tanganku.

"Jadi lo beneran naksir sama si ketos itu, ya?" Tanyaku lagi sambil menahan tawa. Jujur, muka Mira saat ini sangat-amat-merah. Ditambah dengan perawakan khas orang salah tingkah. Kelihatan banget kalo dia sedang memendam rasa.

"Ngg... nggak, kok. Gu... gue cuma... ngefans doang. Iya, ngefans." Ucap Mira terbata-bata.

Aku tertawa sambil menepuk-nepuk bahunya. "Ya... ya... Gue tau, kok. Gue tau kalo lo naksir sama dia, tapi takut kalo nanti cinta lo bertepuk sebelah tangan. Bener, bukan?"

VierWhere stories live. Discover now