Pagi ini Aren bangun dengan tubuh yang terasa lebih ringan. Bebannya terasa hilang seketika setelah menangis tadi malam di pelukan Adam. Tunggu. Adam? Otak Aren kembali memutar kejadian semalam. Si pria memeluknya dan ia menyandarkan kepala di dada om-om itu?
"Ya Tuhan! Apa yang gue lakuin semalam?" Aren menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Nggak, nggak. Nggak mungkin om Ander meluk gue kan? Argghh!!" gadis itu langsung melompat dari tempat tidur dan masuk ke bathroom. Pikirannya tampak tenang dan segar setelah mandi. Tiba-tiba Aren teringat akan sesuatu.
"Baju gue?? ASTAGAAAA!!".
--
"Nona Aren" panggil Bibi Mar saat memasuki kamar sang gadis untuk mengantar sarapan.
"ASTAGAAA!!" suara teriakan yang berasal dari bathroom membuat wanita itu segera meletakkan nampan yang ia bawa di meja.
"Nona, anda kenapa?" tanyanya cemas sambil mengetuk pintu.
"Bibi Mar?" tanya Aren dari dalam sana.
"Ya nona. Apa anda baik-baik saja?"
CEKLEK
Aren keluar mengenakan handuk yang hanya menutupi dari dada atas hingga setengah pahanya.
"Apa yang terjadi nona?" tanya Bibi Mar khawatir.
"Sebenernya nggak ada apa-apa sih Bi, cuma..."
"Cuma apa nona?"
"Cuma saya, hmm maksudnya baju saya, seragam..."
Bibi Mar tersenyum lega "baju-baju anda berada di lemari nona. Anda tidak usah cemas".
"Oh, ya. Lemari itu?" Bibi Mar mengangguk.
"Hehe" Aren tersenyum tidak enak pada wanita itu. Bisa-bisanya ia tidak berpikir sebelum teriak-teriak tak jelas seperti tadi.
"Ini sarapan untuk nona. Sir Anderson berpesan supaya nona jangan bepergian kemana-mana dulu." ujar Bibi Mar.
"Termasuk sekolah?" wanita itu mengangguk, membuat Aren menelan ludahnya masam.
"Kalau nona tidak memerlukan apa-apa lagi saya pamit ke dapur"
"Iya, Bi" setelah berkata demikian, Aren langsung membuka lemari dan tampaklah semua pakaian yang ia kenal.
"Huh, syukur lu pada ada di sini. Kalau nggak ada, gue harus pake apa?" katanya berbicara pada pakaian di lemari.
"Tunggu dulu. Kalau semua baju-baju gue ada di sini, siapa yang bawain dari apartemen? Masa iya baju gue jalan sendiri kan nggak mungkin ye. Bodo deh, yang penting ni para baju udah ada di sini" Aren pun memilah-milah baju yang akan dikenakannya.
Setelah berpakaian, si gadis langsung menyerbu roti bakar serta susu yang di bawa oleh Bibi Mar tadi. Saat susu dan roti sudah tandas, Aren memutuskan untuk membawa piring serta gelasnya ke pantry. Tunggu, ini bukan apartemennya. Bagaimana ia bisa tahu di mana letak pantry?
"Apa yang anda lakukan berdiri di sini nona?" tanya Bibi Mar yang kebetulan ingin mengambil perlengkapan bekas sarapan di kamar si gadis.
"Saya pengen bawa ini ke pantry, Bi" jawab Aren.
"Biar saya saja nona." wanita itu langsung mengambil nampan yang dibawa Aren dan melangkah menuju dapur. Aren yang seperti orang bodoh, mengikuti Bibi Mar dari belakang.
"Kenapa nona mengikuti saya?" tanya Bibi Mar.
"Nggak papa Bi, pengen tau aja pantrynya ada di mana" jawab Aren sambil duduk di kursi pantry.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Little Girl
RomanceLaurentine Diandra Kusuma atau yang kerap disapa Aren adalah seorang gadis remaja yang hanya hidup berdua dengan kakak laki-lakinya yang bernama Vlarentino Dirgantara Kusuma. Kakaknya adalah CEO dari Hins Group, perusahaan keluarga warisan mendiang...