Part 4

9.4K 435 3
                                    

Crew kita bertambah, yey! Jadinya ada aku, Tinka, Cinta, dan Sita! Okay, berarti ada 5 orang lagi ya buat dicari....

Setelah kita menyusuri seluruh unit SMP, kita tidak menemukan seseorang pun, dan untungnya, kita tidak bertemu dengan monster itu juga. Setelah mencek ruangan-ruangan terakhir, kitapun akhirnya tiba di gerbang SMP yang terkunci.

"Okay, biarkan si ahli mengambil alih," kata Tinka sombong, "Ahli, ahlinya yang gituan," kataku mengejek. Tinka melihatku kesal. Aku dan Sita ketawa dan Tinka lanjut mencoba untuk membuka gerbong itu. Setelah beberapa menit, gerbong pun terbuka.

"Yaay kebukaa! Sekarang kita ke unit mana?" tanyaku. Kita akhirnya memutuskan untuk menuju ke unit yang terdekat dengan kita, unit SMA. Diantara unit SMP dan unit SMA, ada sebuah kantin yang setelah kita melirik ke dalamnya, ternyata masih ada makanan dan minumannya, walau makanannya hanya berupa snack-snack dan minumannya berupa air putih.

Meski begitu, jumlahnya sangatlah banyak dan Sita meminta Tinka untuk membuka pintunya yang terkunci, "Maklum, aku udah disini daritadi jadi belom makan, laperkan?" kata Sita ketawa-ketawa sendiri. Tinka akhirnya membuka pintunya dan kita masuk.

"Mending kita jangan misah ya, walaupun di tempat yang lumayan kecil kayak gini," kataku saat Sita hampir lari meninggalkan kita karena ingin mengambil snacknya. Semuanya menangguk dan Sita pun berjalan balik. Kita pertama menuju ke tempat kue-kue, karena kita memang sedang di dekatnya.

"Eh, ada yang punya tas lagi gak? Kan berat kalau aku yang ngebawain semua," kataku. Sita mengangkat tangan, "Aku punya tas, tapi tasnya di luar!" "Kok gak diambil pas kita masuk tadi?" tanya Tinka, "Lupa, hehe..." kita pun keluar untuk mengambil tasnya Sita. "Guys, Cinta mana?" tanya Sita saat sadar bahwa hanya kita bertiga yang keluar.

Kita langsung berlari masuk, mencari Cinta. Oh, no... ada mahluk itu lagi!

-Cinta's POV-

Kita berempat masuk untuk mengambil snack. Aku langsung menuju ke arah minuman karena aku sudah haus sekali. Setelah mengambil 4 botol air putih, aku pun kembali. Loh, aneh... yang lain ke mana?

Aku pun mengitari kantin itu untuk mencari yang lain. Tiba-tiba, dia di depanku. 'Sa...salibku' aku dengan gemetaran menjatuhkan ke-empat botol itu dan berusaha mengambil salib yang kusimpan di kantongku. Tapi, telat.

Mahluk itu sudah berada di depanku. Aku membeku karena takut, aku gak tau harus ngapain. Tapi, monster itu tidak seseram yang aku kira. Dari dekat, dia... cantik sekali. Tunggu, itu.. mama? Mama, itu kamu? Tapikan mama udah meninggal pas ngelahirin aku...

Aku cuman bisa ngeliatin mama lewat foto-foto yang papa simpan. Ah, melihatmu langsung, aku tau sekarang kenapa papa memilihmu, mah. Dia membuka tangannya untukku, apa mama mau meluk aku?

"Kamu sudah besar sekali, Cinta. Mama tau kamu pasti sedih tumbuh tanpa kehangatan ibu. Nih, ibu di sini sekarang Cinta! Ayo, datang ke mama," aku mendengar dia berbicara. Suaranya halus sekali, tidak seperti papa yang rendah dan serak, suara mama terdengar indah, "Mama, itu mama ya?" kataku sambil mendekat.

"Cinta!! AMBIL SALIBMU, CINTA!!" aku mendengar ada yang berteriak. Sepertinya itu Rana. Tapi, aku gak mau mama menghilang. Mama disini, di depanku, mama...mama! Aku kangen mama!

Tiba-tiba saat aku sudah dekat dengannya, ada pedang yang terayun di depanku. Tidak, dia melukai mama... Mamaku menangis, jangan melukai mama...itu mamaku... ITU MAMAKU, "JANGAN NGELUKAIN MAMA! ITU MAMAKU!"

Dan tiba-tiba semuanya menjadi hitam.

-Cinta's POV End-

Setelah semua itu, monster...setan itu menghilang. Tapi, tadi kata Cinta itu mamanya dia. Padahal, aku melihatnya dia itu papaku, "Cinta bilang itu mamanya, padahal jelas-jelas itu tadi monster... setan yang mengerikan!" kata Tinka. Aku hanya bisa mengangguk pelan.

"Woy, maksud kalian apa sih? Monster ini, Setan itu, udah udah... kita masukin kue-kuenya yuuk~~" kata Sita bahagia. Kita pun mengisi tasnya dengan 8 botol minum air putih dan kue dalam jumlah besar (tasnya Sita itu besar banget! Udah kayak koper buat jalan-jalan aja!). Setelah selesai mengisi, Cinta bangun.

"Mama? Mamaku di mana?" tanyanya sambil melihat ke kanan dan ke kiri, "Mamamu gak ada, Cin," kataku sambil mengusap-usap pundaknya. Cinta, dengan wajah yang sedih, berdiri.

Kita pun melanjutkan perjalanan kita ke unit SMA.


School at Night [COMPLETED]Where stories live. Discover now