Dua minggu sudah aku dan kevin menikah tapi tidak ada yang berubah, sikapnya selalu dingin dan tidak bisa terbaca. Aku juga cuek dan tidak peduli dengan dia karena sebelum menikah dia sendiri yang bilang kalo aku hanya fokus pada rafa.
Kevin selalu pulang larut malam karena pekerjaannya dan dia selalu tidur dikamarnya.
Sementara aku selalu pura pura tertidur dikamarnya rafa biar mina dan pembantu yang lain tidak curiga.Aku dan kevin jarang bertemu sekalipun tinggal satu rumah, dia selalu pulang kantor saat aku sudah tidur dan berangakat kerja sebelum aku bangun. Dan aku sangat mensyukuri itu karena itu sesuai dengan keinginanku
Menikah dengan kevin tidak seburuk yang kubayangkan, aku hanya menjadi mama untuk rafa dan mendapatpak gaji pula belum lagi aku bisa jalan kesana kemari melaksanakan hobiku
Hari itu hari sabtu, seperti biasa aku menjemput rafa kesekolahnya dan bermain main dirumah, lama lama bosan juga ternyata nggak ada kerjaan.
Aku duduk diteras rumah melihat petugas kebunnya kevin mencabuti rumput demi rumput yang tumbuh didalam pot bunga. Mina juga ikut membantu menyirami bunga bunga disana karena bosan aku ikut bergabung dengan mereka
"Mba rahel nggak usah ikut nanti pak kevin marah" mina melarangku untuk ikut membantu mereka bersih bersih taman
"Gpp min santai aja, kevin kan gak dirumah juga, lagian aku bosan banget nggak ada kerjaan, rafa lagi sibuk dengan mainannya. Aku udah terbiasa juga kog bantuin mama cabuti rumput dulu" ujarku dan menyapu rumput rumput yang berserakan di halaman.
"Ya udah deh kalo mba maksa tapi kalo pak kevin marah itu bukan urusan kami" ujar mina dam aku mengangguk tanda setuju
Kami bertiga sibuk dengan kerjaan kami masing masing, selesai mencabuti rumput di halamn depan tukang kebun kevin pindah kehalaman belakang sedangkan aku dam mina masih tetap dihalaman depan cerita cerita dengan mina.
Saat aku hendak mengambil sekop sampah mina tidak sengaja menyemprotkan air ke arahku
"Minaaa hati hati dong, nanti aku basah" ujarku sewot
"Maaf mba, nggak sengaja" ujarnyaSelesai memasukkan semua rumput ke tempat sampah aku hendak mengembalikan sekop sampah ke tempat asalnya tapi untuk kedua kalinya mina tanpa sengaja menyemprotku
Karena matahari begitu panas, aku mengambil selang dari tangan mina dan menyemprotkan air ke badannya sontak ia teriak karena basah akibat siramanku. Kami dua rebutan selang air untuk menyemprot tanaman. Hingga selang air yang ku pegang tepat mengenai baju putihnya. Ternyata kevin dirumah tidak pergi kemana mana
"Kita perlu bicara" ujarnya dingin melihat kearahku yang mematung begitu juga mina mematung di sampingku. Dia segera berlalu meninggalkan kami berdua dihalaman
"Aduh mba gimana ini? Pak kevin pasti marah besar" ujar mina ketakutan yang dipanggil kan aku bukan mina malah dia pula yang ketakutan
"Gpp min santai aja, aku nemuin kevin dulu ya" ujarku pada mina meletakkan selang dan berjalan menuju ruangan kerja kevin
Aku mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Dia masih memegang handuk mengeringkan badannya yang basah
"Duduk" ujarnya tegas yang langsung ku patuhi, aku pun duduk di sofa
"Sebenarnya kamu ingat gak sih perjanjian kita menikah?" Tanya nya marah
"Ingat vin, aku fokua ngurusin rafa" jawabku berusaha menghilangkan ketakutanku
"Kalo kamu masih ingat kenapa kamu seakan akan merasa masih belum menikah, kemarin kamu tidak menjemput rafa kesekolah karena jalan jalan dengan icha, sekarang kamu malah bermain air kayak anak kecil dengan mina" ucap kevin dengan raut emosi diwajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Kiss
Actionaku tidak percaya pada pernikahan, menurutku pernikahan itu sangat mengikat -Kevin Ferdino Pernikahan itu menyakitkan, sampai kapan pun aku tidak akan mau menikah -Rahel Mustika