Hunt 8 : Beauty/Psycho

1.4K 92 16
                                    

"Elle?"

Tidak salah lagi, perempuan yang duduk di ranjangnya adalah Elle Black. Rambut putih sepundak, iris merah ruby dengan tatapan menusuk yang khas itu tak mungkin dimiliki orang lain.

"Aku tidak tau, teman sekamarku adalah seorang Sakurada." Kata Elle. Ia berdiri dari ranjangnya dan mendekati Natsuno.

Jas hitam yang dipakainya sama seperti murid biasa, tapi, panjangnya sampai selutut. Hampir menyerupai jubah.

"Kau tau? Ayah kita adalah musuh. Mungkin kita tidak akan cocok." Kata Elle.

Aura mengerikan yang keluar dari Elle sangat intens. Seakan-akan aura tersebut menelan nyali Natsuno mentah-mentah. Seakan-akan ada aura merah pekat keluar darinya.

Dengan tangan yang tanpa sadar gemetar, dan berkali-kali pikir panjang.

"A-a-apa yang orang sepertimu la-lakukan disini?"

Natsuno memberanikan diri untuk bertanya. Salah kata sedikit saja mungkin bisa membuat Elle marah dan membunuhnya.

"Aku murid disini, apa ada yang salah tentang itu?"

Dengan santai, Elle menjawab pertanyaan Natsuno. Senyum tipis yang entah palsu atau tidak sejak tadi tak hilang dari wajah Elle membingungkan Natsuno, ia harus terpesona atau ketakutan?

Elle adalah anaknya 'dia' kan? Kenapa diterima disini? Kenapa sekamar denganku? Kenapa aku? Kenapa? - kurang lebih itu yang Natsuno pikirkan.

"Kau belum makan malam?"

"?"

Pertanyaan yang bagus. Kebingungan dengan bagaimana ia harus menjawab, Natsuno menjawab sealami mungkin.

"Belum."

"Baiklah, aku akan memasakkanmu apa yang buku resep ini punya." Kata Elle.

Ia berjalan ke dapur kecil yang berada dekat kamar mandi.

".........."

Apa yang baru saja terjadi!?

Natsuno mengikuti Elle ke dapur, entah bagaimana caranya ia telah memakai piyama dan celemek imut. Kenapa ia bisa berganti pakaian dengan sangat cepat?

"Mandilah." Kata Elle sambil melirik Natsuno sambil menutup hidungnya.

"B-baik!" Kata Natsuno langsung menurut. Ia mengambil celana pendek dan kaos putih polos lalu masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Natsuno menguping keluar. Suara air mendidih, wortel yang sedang dipotong, dan senandung Elle. Tidak seperti Elle akan menyerangnya. Dalam arti literal lho ya.

Natsuno pun melepas semua pakaiannya dan mandi, setelah selesai ia memakai handuk, lalu memakai pakaian yang diambilnya tadi.

Bertepatan dengan dibukanya pintu kamar mandi, Elle meletakkan dua mangkuk sup dua mangkuk sup diatas meja.

"Terimakasih ya..." Kata Natsuno pelan.

"Cepat dicicipi." Ucap Elle.

Natsuno duduk diatas meja. Ia melihat kearah semangkuk sup di depannya. Asap mengepul dari supnya, menandakan masih sangat panas. Kuahnya merah tomat, dengan potongan wortel dan sausage yang cukup banyak.

"Selamat makan......" Kata Natsuno.

"Selamat makan. Jangan sungkan-sungkan." Kata Elle.

Dengan tangan agak gemetar, Natsuno mengambil sesendok sup di depannya dan mendekatkannya ke mulutnya. Sesaat sebelum ia menyeruput sup itu, Natsuno melihat kearah Elle. Ia meminumnya dengan santai.

"Terserahlah." Batin Natsuno. Diseruputnya kuah merah itu sampai habis.

"Mmm!"

Benar-benar sedap. Rasa tomatnya begitu kentara. Benar-benar hangat dan menyegarkan.

"Enak!"

Natsuno dengan lahap memakannya. Ia sampai mengangkat mangkuknya setinggi dada agar sup itu lebih cepat mencapai mulutnya.

"Bodoh." Kata Elle.

"Apa?" Tanya Natsuno tidak paham.

"Selamat malam." Kata Elle.

"Ma- ukh!"

Tiba-tiba Natsuno merasa sangat pusing. Tubuhnya lemas, sangat lemas bahkan sampai tak kuat mengangkat mangkuk berisi sup sehingga ia menjatuhkannya di meja. Pandangannya perlahan kabur.

---

"Ng?"

Natsuno membuka matanya. Dia menatap lurus ke langit-langit kamar. Lampunya menyala, jadi dia langsung menutup matanya dengan tangan.

"Sudah bangun rupanya."

Elle yang sudah berseragam sekolah sedang memasukkan buku ke dalam tasnya.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Natsuno.

Setelah beberapa detik, Elle menjawab, "Aku hanya menaruh ramuan khusus yang bisa membuat pengonsumsinya tidur lelap dalam waktu pas delapan jam." Kata Elle.

"Untuk apa? Hei, delapan jam!? Kalau begitu...."

Jam menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Sedangkan upacara pembukaan akan berlangsung jam tujuh pagi. Masih lama, untung saja.

"Tapi, untuk apa kau menidurkanku!?" Ucap Natsuno menyelesaikan pertanyaannya.

"Untuk memasang kutukan di perutmu."

Seketika Natsuno membuka bajunya, dan benar. Sebuah simbol heksagram hitam berada di perutnya.

"A-apa ini!?" Tanya Natsuno panik.

"Mudah, kau cukup turuti perintahku. Kalau tidak....."

Elle mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu, simbol heksagram di perut Natsuno mengeluarkan cahaya ungu.

"Ugah!!!"

Sontak Natsuno merasakan rasa sakit yang amat sangat di perut. Rasanya seperti ada kalajengking berkeliaran di ususnya. Ia meronta-ronta di lantai sambil berteriak. Terlihat sangat menyedihkan.

Puas, Elle membuka telapak tangan kanannya. Rasa sakit di perut Natsuno hilang begitu saja ketika cahaya ungu itu lenyap.

"To-tolong....jangan lakukan itu....lagi." Ucap Natsuno.

"Usap air matamu dan cepat mandi." Kata Elle.

"SIAP!"

"Kuberi waktu tiga menit, kalau lebih-"

"Tidak akan lebih!"

"Jangan menyela!"

"Uaaaakh!"

Teriakan Natsuno bergema di kamar mandi.

---

Di dalam ruangan kepala sekolah, nampak Enspiel sedang mengancingkan jasnya. Sesaat kemudian, Seadra masuk dengan wajah ceria.

Melihat Seadra gembira, Enspiel langsung paham apa penyebabnya.

"Mereka berdua akhirnya setuju untuk mendaftar disini!" Kata Seadra.

"Ya! Aku tahu ini akan terjadi!" Kata Enspiel. Mereka berdua tos.

Dibeberlah empat foto siswa secara berjejer.

"Sakurada, Elle, Yamanaka, dan Nakano. Sekarang semunya lengkap."

Enspiel menunduk dengan kedua tangan memegangi meja.

"Inilah awal dari kekalahan raja Half-Ayakashi."

Ayakashi Hunter Academy : The Hunt (Stopped)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang