Part 5

40.7K 1.3K 24
                                    

Russel duduk di sudut ruang kamarnya. Mata birunya menerawang kesegala penjuru kamar, lalu iya tersenyum sinis. Ternyata dugaan Russel selama ini benar. Ada yang merusak Rudyard House, dan pelakunya adalah keluarga Rudyard sendiri, Brenda. Russel tidak menyangka bahwa yang melakukan pengerusakan ini semua adalah Brenda dibantu oleh Oskar dan Emma.

"Kita liat gadis kecil. Sampai mana kamu bisa bertahan." ucap Russel terdengar seperti sindiran.

*************************

TOK TOK TOK

Brenda mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Merasa malas untuk bangun ia pun melanjutkan tidurnya.

TOK TOK TOK

Terdengar ketukan di pintu kembali. Dengan malas Brenda mencoba membuka matanya, ia mengambil jam di samping kasurnya, baru pukul 05:30. Brenda semakin menjadi malas untuk bangun karena masih terlalu pagi. 

TOK TOK TOK

Lagi-lagi pintu kamar Brenda diketuk. Dengan kesal ia menyibakan selimutnya dan berjalan menuju pintu. Ketika ia membuka pintunya, ia melihat Emma sudah berdiri didepan pintu kamarnya.

"Ada apa sih Emma? Ini masih pagi." ucap Brenda sambil mengucek matanya yang masih tertutup rapat.

"Maafkan saya nona. Tapi....tapi tuan Russel minta diantarkan sarapannya."

"Yaudah kamu anterin aja, Emma." ucap Brenda masih memejamkan matanya.

"Masalahnya tuan Russel mau sarapannya , nona Brenda yang mengantarkannya."

Brenda langsung membuka matanya yang tadi masih tertutup, "Kenapa harus aku yang antar? Kan biasanya kamu, Emma?"

"Saya juga tidak tau nona, tadi tuan Russel memintanya seperti itu."

Brenda mengerutkan keningnya, merasa bingung dan kesal karena tidurnya terganggu oleh Russel, "Ok, kalau gitu. Aku siap-siap dulu."

**********************

Brenda membawa nampan penuh makanan dengan masih terkantuk-kantuk. Ia sudah memakai seragam kerjanya, menggulung rambut indahnya ke atas, dan memakai kaca matanya.

Brenda mengetuk pintu kamar Russel, lalu masuk ke dalam dengan hati-hati. Brenda lalu menaruh nampan itu dimeja, lalu ia melihat kesekeliling ruangan dan tersenyum melihat keadaan kamar Russel yang masih berantakan. Sampai suara berat menyadarkannya.

Brenda terlonjak kaget, ia berbalik dan melihat Russel berdiri tegap sudah mengenakan stelan jas yang gagah. Wajahnya benar-benar tampan, lekuk tubuh dan ototnya menonjol dengan sangat pas. Rambutnya yang masih sedikit basah disisir rapih kebelakang. Ia melirik ke arah belakang Russel, pintu kamarnya sudah tertutup entah sejak kapan.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Russel dingin, berjalan mendekati Brenda sambil terus menatap mata coklat menawan milik Brenda.

Brenda yang terus-terusan ditatap oleh Russel menjadi salah tingkah, sehingga menundukan kepalanya, "Ma-maafkan saya tuan. Sa-saya hanya merasa senang pagi ini, karena pagi ini sangat  cerah."

"Hem...." kini Russel sudah berada tepat dihadapan Brenda. Ia terus menatap Brenda yang masih menunduk, membuat Russel tersenyum meledek tanpa sepengetahuan Brenda.

Dengan takut takut ia mencoba melihat ke atas ke arah Russel. Ketika melihat Russel, ia melihat Russel yang sedang tersenyum mengejek ke arahnya. Dengan cepat Brenda kembali menundukan kepalanya, sambil memainkan kedua jari-jari tangannya karena gugup.

'kenapa ini om-om, pagi-pagi udah aneh senyum-senyum sendiri? salah makan apaan dia?' pikir Brenda.

Secara tiba-tiba Russel memutar tubuh Brenda dan mendudukannya di bangku.

Rudyard HouseWo Geschichten leben. Entdecke jetzt