*********
Author Pov
Drrtt drrrtt drrttt
Suara telepon itu membuat tidur nyenyak seseorang terganggu. Dengan mata yang masih terpejam seseorang itu berusaha mengambil ponselnya yang berada dimeja samping tempat tidurnya..
"Hmm ada apa?" Tanyanya pada seseorang ditelepon dengan suara parau khas orang bangun tidur
"............................"
"Baiklah aku akan kesana"
"..........................."
"Ya. Terima kasih"
Dan sambungan telepon pun terputus, dia melirik jam dinding yang ada dikamar besar itu. Jam dinding menunjukkan pukul 7. Dengan sedikit merenggangkan tubuh atletisnya dia bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah 15 menit dia bersiap siap, lelaki itu turun kebawah untuk sarapan dengan menggunakan seragam kebesarannya.
Dapat terlihat kini keluarganya tengah bercanda gurau sambil menikmati sarapan mereka. Tapi ketika lelaki itu datang, semua mendadak diam dan senyap tak ada lagi canda tawa. Mereka menghentikan kegiatan sarapan mereka
"Aku permisi, selera makanku sudah hilang"kata seorang lelaki yang menyandang status sebagai adik dari lelaki yang sejak tadi menjadi sumber terdiamnya semua orang dimeja makan. Dia berlalu pergi dan disusul dengan lelaki yang tampak mengenakan jasnya rapi yang sudah tak lagi muda dan kini hanya ada seorang wanita cantik yang terdiam memandang sendu pada lelaki yang tersisa.
"Mendeleev, kau tak apa apa sayang?"tanya wanita itu lembut
"Aku tidak apa apa bu, aku hanya...hanya sedih"kata lelaki itu sedih
"Mend, kau tau kan bagaimana ayahmu ? Sebaiknya kau tinggalkan pekerjaan mu dan lepas seragam kebesaranmu ini"kata wanita itu lembut sambil mengusap tangan anak lelakinya
"Tidak bu. Aku tidak akan pernah meninggalkan apa yang sudah ku cita cita kan sejak kecil. Aku tidak akan meninggalkan pekerjaan ini hingga aku mati"
"Tapi sayang, apa kau tahan jika dimusuhi ayah dan adikmu seperti ini?"
"Aku yakin bu, suatu saat ayah dan Marcell akan mengerti"
"Kau sungguh anak yang tangguh sayang. Bersabarlah hingga saat itu tiba sayang"kata wanita itu sambil memeluk putra kesayangannya
"Iyaa bu, berjanjilah untuk tetap disampingku"balas lelaki itu
"Iya sayang ibu berjanji. Kau akan kerja bukan? Ayo lanjutkan sarapanmu"
"Baik bu"
Tanpa mereka sadari lelaki tua dan berjas tadi tidak benar benar pergi. Sejak tadi lelaki itu memandang sedih pemandangan ibu dan anak itu.
"Maafkan ayah Mend, ayah melakukan ini agar kau tau bahwa pekerjaan itu sangat tidak cocok untuk lelaki pandai sepertimu..
Kau anak terbaikku, selama akan jadi anak terbaikku. Percayalah ayah sangat menyayangimu"katanya dengan suara lirih. Lelaki itu tak mampu menyembunyikan kesedihannya terbukti dengan air mata yang menetes di sudut bola matanya*****
Itu di Mulmed ada Mandeelev yak,, yang pake seragam kebesaran nanti yak wkk.
Vomments nya jangan lupaa.
Lupp kaliann;*

BẠN ĐANG ĐỌC
Ti Amo, Capt!
Lãng mạnPerjalanan hidupnya membuatku sadar bahwa aku memang ditakdirkan untuk hadir dan menjadi penguat dalam setiap tetes air mata nya. -Ketika seseorang yang dicintai, jatuh dan butuh pertolongan, ini bukan saatnya untuk menangis.