Part 10

2.9K 154 9
                                    

Author Pov

Suara riuh jepretan kamera tak henti-hentinya membanjiri hampir seluruh ruangan. Saat ini keluarga dari Rutherford dan Goldstein sedang melakukan conferensi pers tentang pernikahan putra dan putri dari keluarga terhormat tersebut.

Mendeleev dengan wajah tampannya menatap tegas ke arah kamera sementara Freysa dengan wajah datar dan senyum dipaksakan mencoba beradaptasi dengan keramaian, matanya sesekali melirik ke arah pria yang duduk tepat disebelah suaminya. Batinnya berkata 'sedang apa pria bajingan itu ada disini? Atau jangan-jangan dia....'

"Saya disini ingin menyampaikan pada halayak ramai bahwa putri saya Freysa Goldstein telah resmi menjadi istri dari Mendeleev Rutherford putra pertama dari keluarga Rutherford." Jelas ayah Freysa tanpa basa-basi.

"Apa pernikahan ini karena perjodohan bisnis?" Tanya salah seorang wartawan.

Kali ini Mendeleev berinisiatif menjawab
"Tentu tidak. Pernikahan ini murni karna kami saling mencintai."

"Tapi nona Freysa sejak dulu terkenal dingin dan tidak pernah memiliki kekasih." Timpal wartawan lainnya.

"Saya rasa itu tidak perlu jadi masalah. Saya tidak pernah berniat membuka apa yang seharusnya menjadi privasi saya. Jika kalian terus menanyakan masalah pribadi, lebih baik tidak usah diteruskan." Jawab Freysa dingin.

Mendeleev yang mengetahui suasana hati istrinya sedang tidak baik mencoba menenangkannya dengan genggaman lembut dan senyum hangatnya dan Freysa membalasnya dengan senang hati.

"Baiklah saya perwakilan dari keluarga Rutherford juga akan mengenalkan seseorang pada kalian semua." Kata ayah Mendeleev sambil menatap sekilas pria yang berada disampingnya."Kenalkan dirimu nak" lanjutnya.

Pria itu langsung duduk tegap dan mulai berbicara.

"Perkenalkan saya Marvell. CEO baru dari perusahaan Ruther, saya anak kedua dari keluarga Rutherford." Katanya lantang dengan garis wajah tegas.

Detik itu juga semuanya tertegun, termasuk Freysa yang terlihat sangat terkejut 'sialan' batinnya.

Malam itu conferensi pers berjalan lancar dan banyak sekali pertanyaan yang tertuju pada Freysa, Mendeleev dan Marvel.

"Apa kau sangat lelah?" Tanya Mendeleev pada istrinya saat sudah meninggalkan ruangan menuju ruang keluarga.

"Aku sangat lelah Mend, kau tidak lihat wajahku ini seperti apa." Katanya lesu.

"Baiklah, kita akan pulang secepatnya. Ayo, keluarga kita sudah menunggu." Katanya lembut.

"Mend kemarilah sayang." Ibunya mengisyaratkan putra kesayangannya duduk.

"Hey Freysa, kau terlihat lelah. Apa kau ingin istirahat?" Tanya ibu Mendeleev lembut.

"Emm tidak Mrs.Rutherford, aku tidak lelah.
" Balasnya sambil tersenyun sungkan.

"Jangan panggil aku seperti itu. Aku ibumu juga sekarang. Panggil aku seperti suamimu memanggilku." Kata ibu Mendeleev sambil tersenyum hangat.

"Ah iyaa" Freysa menjawab dengan kikuk, ketika melihat senyum ibu Mendeleev seakan akan dia melihat ibunya sedang tersenyum kearahnya.

'Ibu, aku merindukanmu aku ingin kau ada melihatku bersanding dengan suamiku' batinnya sedih

"Mend lebih baik kalian menginap disini. Ini sudah larut untuk pulang ke mension kalian." Kata ibunya.

Mendeleev terlihat diam dan melirik jam tangannya. Dan batinnya membenarkan perkataan ibunya.

"Freysa apa tidak apa-apa kita tidak pulang malam ini? Hanya sehari saja disini"

Ti Amo, Capt!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang