RASA BENCI

10.1K 677 0
                                    

Jam istirahat kini telah selesai. Semua siswa diberi kebebasan jam pelajaran untuk dapat berkumpul menyaksikan pencarian vokalis baru band sekolah hari ini. Acara ini diadakan secara terbuka di aula sekolah. Setiap peserta yang tampil akan dinilai oleh siswa dan guru yang ada disekolah itu. Di akhir acara setiap siswa dan juga guru harus memasukkan satu kertas berisi nama peserta yang disukai. Nama yang paling banyak dipilih akan menjadi vokalis baru band sekolah untuk festival musik tingkat nasional nanti.

Acara pun segera dimulai, tiap - tiap peserta dipanggil secara bergiliran, menyanyikan sebuah lagu dan menunjukkan penampilan terbaiknya.

Dibelakang aula sekolah terdapat sebuah ruang khusus yang biasa dipakai siswa untuk kegiatan kesenian, ruangan itu dijadikan ruang tunggu para peserta yang mengikuti acara ini. Disana juga terlihat Sisi yang sedang mondar mandir ditemani oleh Michelle dan Mila.

" Udah Si... ngapain sih lu bolak balik kayak gitu... " ucap Michelle melihat tingkah Sisi yang berlalu lalang di hadapannya.

" Gue lagi bingung nih... gue nggak ada persiapan apa - apa buat tampil... " Sisi kelihatan gelisah.

" Ya udah lah Si... suara lu kan bagus, malah elu yang paling bagus dikelas, mungkin karena itu bu Rina rekomendasiin elu buat ikutan. Yakin aja deh lu pasti bisa" ucap Mila yang ingin menenangkan Sisi.

" Ini semua gara-gara Digo... Dia bikin gue kesel, terpaksa gue bilang ikutan... " teriak Sisi prustasi.

Belum sempat Michelle dan Mila menjawab. tiba - tiba pintu ruangan itu dibuka sangat keras oleh beberapa siswa perempuan. Semua yang ada di dalam ruangan hening seketika melihat siapa yang ada di depan pintu tersebut.

" Minggir, gue mau duduk " ucap perempuan itu yang ternyata Tasya dengan beberapa teman gengnya.

Banyak dari anak - anak lain yang sedari tadi menunggu giliran dipanggil keluar ruangan karena tidak mau ada urusan dengan Tasya. Kini Tasya duduk di belakang Sisi yang terlihat tambah gelisah.

" Ini juga nih yang gue pikirin. Gue nggak mau ah ada urusan sama Tasya " bisik Sisi kepada Michelle dan Mila yang ada disampingnya.

Tasya memandang Sisi dengan tatapan sinis. Teman - teman gengnya pun terkekeh sinis melihat kearah Sisi yang mungkin dari tadi mereka perhatikan.

" Ngga usah kawatir... yang dukung lu banyak kok " ucap Mila lagi sambil menepuk - nepuk bahu sahabatnya itu.

Tiba - tiba Tasya berdiri dan berjalan menuju kearah Sisi. Tasya dan teman - temannya kini berdiri tepat didepan Sisi.

" Sisi Adelsia... ternyata lu ikutan juga... " ucap Tasya dengan nada bicaranya yang sombong.

Sekali lagi teman-temannya tersenyum sinis memandangi Sisi yang masih duduk dihadapan mereka.

" Iya.... " jawab Sisi singkat. Dia tidak ingin mencari urusan dengan anak yang bernama Tasya itu.

" Kata anak - anak... elu direkomendasiin sama bu Rina karena Digo yang minta..." ucap Tasya lagi, namun dengan tatapan nanar yang membuat Sisi dan Michelle menjadi tegang. Namun Sisi hanya membalas dengan tersenyum kecil kepadanya.

" Gue mau tau, emang nya sebagus apa sih suara lu? Sampai Digo nyaranin ke bu Rina buat rekomendasiin elu..." tambah Tasya dengan sinisnya.

" Suara Sisi itu emang bagus keles. Lagian apa urusannya sama lu? Suka-suka Digo dong mau ngapain.... " Jawab Mila yang dari tadi sudah terlihat kesal melihat tingkah Tasya.

Diantara tiga sahabat ini, Mila lah yang paling pemberani. Wataknya juga sedikit pemarah namun sangat menyayangi teman-temannya. Mila sudah berteman dengan Sisi sejak mereka masih SMP. Awalnya Mila lah yang sering membantu Sisi apabila sedang bertengkar dengan Digo. Namun sekarang Mila lebih sering tertawa melihat tingkah Digo dan Sisi yang menurutnya adalah bentuk perhatian mereka masing-masing.

FIRST ROMANCEWhere stories live. Discover now