PEDULI ?

5.8K 508 3
                                    

Kini Digo sudah berjalan cepat didepannya, membuat Sisi harus cepat melangkahkan kakinya untuk mengimbangi Digo.

" Elu kenapa sih?" Tanya Sisi bingung.

Namun Digo masih saja berjalan menjauh dari tempat Brian berada.

" Digo, gue lagi ngomong sama lu"

Digo menghentikan langkahnya, dia berbalik kearah Sisi yang tertinggal dibelakangnya.

Sisi segera menghampirinya. Terlihat wajah Sisi yang kesal dengan sikapnya.

" Elu ini sebenernya kenapa sih?" tanya Sisi lagi namun dengan nada yang meninggi

Digo masih saja diam, kini dia melipat kedua tangannya didadanya.

" Elu cemburu?"tanya Sisi yang sudah sangat kesal.

Digi terkekeh kecil mendengar perkataan Sisi, seakan ada yang lucu saat ini.

" Digo, lu cemburu gue deket-deket sama Brian?" Tanya Sisi lagi ingin mendapatkan jawaban dari Digo sekarang.

Digo menghela nafas panjang, kemudian melepaskan tangannya yang tadi terlipat didadanya.

" Gue nggak cemburu. Malah gue seneng ada cowok yang mau dekat-dekat sama lu" ucap Digo dengan senyum kecil yang seakan sedang meremehkan Sisi.

" Oh, ya! Kalo lu nggak cemburu, sekarang ngapain lu bawa gue pergi dari sana?" tanya Sisi yang tidak ingin kalah debat dengan Digo.

Digo mengambil sebuah kertas yang ada disaku jas sekolahnya. Dia membuka perlahan kertas itu dan mengarahkan isinya kewajah Sisi.

Sisi terlihat masih bingung, dia segera mengambil kertas itu dan melihatnya lebih seksama.

" I.... ini.... " ucap Sisi sambil memandang kearah Digo yang ada didepannya.

" Itu rumus matematika dan Fisika buat ujian nanti, udah gue buatin rinciannya biar lu lebih ngerti " balas Digo seolah menjawab ucapan Sisi yang singkat tadi.

Kekesalan Sisi yang tadi terlihat jelas diwajahnya kini menghilang. Dia tersenyum kecil memandangi kertas yang ada ditangannya.

" Makasih ya Digo " ucap Sisi dengan mata berbinar mematap Digo.

Mata itulah yang sangat disukai Digo, mata hazel itu seperti punya bintang sendiri. Dia selalu ingin melihat mata coklat itu berbinar, walaupun kadang dia sendiri tidak tau bagaimana cara mengungkapkannya.

Digo hanya tersenyum tipis sambil memegang gemas pucuk kepala Sisi, tidak lama diapun berlalu dari hadapan Sisi.

.....

" Hai Si..." sapa Brian yang sudah lebih dulu duduk dibangkunya.

" Hai... " jawab Sisi sambil tersenyum.

" Kamu sama Digo nggak kenapa-kenapa kan?" Tanya Brian yang tadi sempat mendengar keluhan Sisi saat Sisi dan Digo belum terlalu jauh meninggalkannya.

" Enggak kok" jawab Sisi seadanya.

" Syukur deh. Gue kira dia nggak suka kalo liat aku sama kamu dekat-dekat "

" Enggak. Lagian dia nggak cemburuan, atau mungkin emang nggak terlalu peduli juga sih.... " balas Sisi namun dengan nada yang semakin pelan. Dia teringat kata-kata Digo yang mengatakan bahwa dia tidak cemburu melihat Sisi didekati oleh cowok lain.

Brian hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Sisi yang sudah kembali ketempat duduknya saat ini.

-------------------------*----------------------------

Hai... Readers
Support terus karya aku dengan vote or coment ya. (Kritik dan saran juga sangat diterima kok)

Buat para readers yang udah selalu pantengin story aku makasih, lebih makasih karena udah vote story aku yang masih abal-abal ini.

FIRST ROMANCEWhere stories live. Discover now