Part 5

3K 261 10
                                    


Naruto tak bisa tidur dengan nyenyak meskipun futon yang disediakan penginapan itu cukup nyaman. Setiap dua jam sekali ia terbangun dan ia selalu menatap pintu ketika terbangun. Ia bahkan meletakkan pedang di dalam futon di samping tubuh nya sendiri.

Matahari baru saja terbit beberapa menit yang lalu dan Naruto memutuskan untuk tak kembali tidur. Ia segera membuka kunci pintu dan membuka pintu. Ia melirik keluar, tak ada seorangpun di koridor.

Naruto mengunci pintu nya kembali dan mandi serta berendam sebentar. Ia mengganti pakaian nya dengan pakaian lama yang telah dicuci oleh pemilik penginapan. Ia berencana untuk pergi mencari Sasuke jika pria itu masih belum kembali setelah ia selesai mandi.

Naruto melirik tubuh nya sendiri. Luka di tubuh nya telah membaik meskipun belum sembuh sepenuhnya. Sasuke sempat menggoreskan mata pedang di tangan Naruto hingga berdarah dan sekarang luka itu telah menutup.

Dengan cepat Naruto mengenakan pakaian nya kembali serta pakaian dalam yang masih sedikit basah. Ia merasa tidak nyaman mengenakan pakaian dalam yang sama terus menerus dan ia merasa risih jika harus meminjam pakaian dalam milik Sasuke. Lagipula Sasuke juga belum tentu mau meminjamkan nya. Setelah sampai di kota, ia harus segera pergi berbelanja pakaian dalam dan yukata.

Naruto segera keluar dari kamar mandi. Ia segera menggeser pintu dan menjerit ketika mendapati Sasuke telah berdiri di depan pintu dan segera melangkah masuk. Sasuke tanpa sengaja menginjak kaki Naruto dan posisi kepalanya agak menunduk.

Sasuke tanpa sengaja mencium puncak kepala Naruto dan Naruto mencium dada Sasuke. Naruto begitu terkejut hingga ia melupakan sejenak rasa sakit di kakinya. Ia dapat mencium aroma obat herbal dari pakaian Sasuke.

Mereka terdiam beberapa detik sebelum Sasuke mengangkat kepalanya dan Naruto memekik kesakitan. Ia tak mengenakan alas kaki sementara Sasuke mengenakan yakigeta. Kakinya benar-benar sakit.

"Aah! Sakit!" Naruto memekik ketika menyadari kakinya memerah akibat alas kayu yakigeta Sasuke yang menginjak nya.

Sasuke segera masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Sasuke berjongkok dan menatap kaki Naruto yang memerah serta menyentuh nya.

"Sakit, Brengsek!"

"Maaf"

Sasuke melirik tangannya sendiri. Ia pulang tepat saat matahari terbit dengan sedikit memaksa pada tabib. Tabib mengatakan luka nya akan sembuh dalam satu minggu, namun ia tak boleh mengangkat barang berat jika tak ingin luka nya kembali terbuka.

"Mengapa kau tidak pulang kemarin, Sasuke? Aku menunggumu sepanjang malam karena kau tidak pulang. Kupikir kau berniat meninggalkanku."

Sasuke berdecih mendengar kalimat panjang lebar dari Naruto. Sebetulnya ia senang Naruto memperhatikannya hingga pria itu terkesan seperti istri yang sedang mengintrogasi suaminya. 

"Tch.. aku tidak akan sebodoh itu untuk pergi tanpa membawa apapun."

Naruto menganggukan kepala dan mengalihkan pandangan dari Sasuke. Ia merasa dirinya sangat bodoh.

"Benar juga, sih. Kupikir kau tak peduli dengan barang-barangmu lagi."

Sasuke segera berjalan menuju lemari dan mengambil ransel nya. Ia berniat untuk mandi dan mengganti pakaian nya.

"Apakah kau pergi menemui tabib kemarin, Sasuke?"

Sasuke segera menatap Naruto dengan bingung. Ia tak merasa pernah mengatakan pada siapapun bila ia akan berkunjung ke tabib. Ia bahkan tak berniat menemui tabib pada awalnya jika ia tidak merasa hampir pingsan tiba-tiba.

Kill The AssassinWhere stories live. Discover now