Season 2 : Part 15

752 108 3
                                    

Itachi membuka matanya ketika ia yakin Sasuke dan Naruto sudah menjauh. Ia segera duduk dan menajamkan penglihatan nya dengan sharingan, menatap kearah Naruto dan Sasuke yang bercengkrama. Ia bahkan dapat melihat senyum Sasuke yang terlihat samar-samar ketika sedang berbicara dengan Naruto, namun terasa begitu tulus.

Sebetulnya Itachi sudah tahu jika sang adik telah memiliki kekasih, yakni si bocah yang selalu bersama dengannya. Dan ia juga tak peduli jika sang adik menjadi penyuka sesama jenis. Setidaknya masih lebih baik jika Sasuke hidup dengan baik dan berbahagia dengan kekasihnya yang juga sesama pria ketimbang hidup sendirian dalam kesepian.

Melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Sasuke membuat Itachi semakin tidak yakin untuk membunuh Sasuke. Rasanya ia tak akan sanggup menusukkan mata pedangnya ke tubuh Sasuke dan mencabiknya. Ia merasa tak tega melukai Sasuke ketika pada akhirnya sang adik berhasil mendapatkan satu-satunya kebahagiaan yang ia perjuangkan dengan keras.

Perlahan Itachi segera bangkit berdiri dengan suara sepelan mungkin agar tidak membangunkan orang lain. Tubuhnya terasa segar setelah menghabiskan berjam-jam untuk beristirahat. Dan ia bahkan diperbolehkan oleh Yashamaru untuk beristirahat lebih awal dibandingkan pengikut Yashamaru lainnya dengan alasan ia telah menggunakan banyak energi untuk bertarung siang tadi.

Ia melangkah dengan tenang, berusaha agar tak menimbulkan suara apapun. Ia berjalan kearah yang berlawanan dengan tempat dimana Sasuke dan Naruto berada serta berusaha menjauh.

Malam di padang pasir terasa dingin, kontras dengan cuaca pada siang hari yang begitu panas dengan matahari yang bersinar terik. Itachi bahkan merapatkan jubah Akatsuki yang ia kenakan dan memutuskan duduk di tempat yang agak jauh dari tempat Yashamaru dan pengikutnya beristirahat.

Lelaki itu memutuskan untuk duduk dalam keheningan tanpa mengeluarkan suara, meski hanya hembusan nafas sekalipun. Ia mengaktifkan sharingan sejenak untuk mengecek jika ada sesuatu yang mungkin akan mendekat dari kejauhan, namun sejauh mata memandang tak ada apapun yang terlihat selain hamparan pasir yang tak terbatas dan bulan di langit malam.

Itachi memutuskan untuk menatap sekeliling dan menonaktifkan sharingan miliknya serta menajamkan pendengarannya. Ia merasa khawatir jika mungkin saja akan ada yang menyerang di tengah malam. Namun ia hanya mendengar suara angin yang bertiup samar-samar.

Lelaki itu tak mengubah posisi duduknya sama sekali dan seolah terhanyut dalam pikirannya sendiri. Ia bahkan tak menoleh ketika ia merasakan ada sesuatu yang mendekat kearahnya. Ia hanya menatap dengan ekor matanya untuk mengetahui siapa yang mendekatinya dan segera melepaskan pandangan begitu menyadari siapa yang datang.

Sosok itu berhenti beberapa meter dan terdiam cukup lama. Dengan ragu sosok itu berjalan beberapa langkah, mendekati Itachi.

"Sasuke?"

Sasuke terdiam sesaat, ia merasa jijik mendengarkan suara lelaki brengsek yang menyebutkan namanya.

Kemudian Sasuke teringat tujuan kedatangannya dan segera berkata, "Kau sudah mengetahui hubunganku, kan? Jadi tutuplah mulut brengsekmu. Jangan sentuh 'dia' apapun yang terjadi padaku."

Itachi tahu jika Sasuke pasti menyadari dirinya yang sempat memperhatikan Sasuke dan Naruto. Ia sudah mengetahui hubungan antara Sasuke dan Naruto jauh sebelum malam ini. Ia bahkan sudah menyadarinya sebelum mendengar informasi dari informan terpercaya yang ia temui setiap bulan.

"Hn? Hubungan apa yang kau maksud?"

Sasuke merasa benar-benar jengkel. Bajingan itu begitu senang membuatnya merasa kesal. Ia sudah tahu jika bajingan itu rutin membeli informasi mengenai dirinya.

Kill The AssassinWhere stories live. Discover now