15

6K 455 9
                                    

"Kau akan menginap di rumah James?" Tanyaku pada Madison. "Baik, aku mengerti. Sampai jumpa dan bersenang-senanglah!"

Aku menutup teleponnya, dan memasukkan kembali handphoneku kedalam saku celanaku sembari terus berjalan menuju apartemenku. Aku sangat kelelahan dan aku sangat tidak sabar untuk menjatuhkan badanku diatas kasurku yang empuk.

Aku memperlambat langkahku ketika aku melihat seorang pria yang memakai hoodie hitam yang menutupi kepalanya berdiri di depan pintu apartemenku. Apa yang pria itu lakukan di depan pintu apartemenku?

"Aku minta maaf, tapi kau menghalangi pintu apartemenku." Gumamku yang membuatnya menoleh padaku.

Ia membuka hoodie yang menutupi kepalanya.

"Justin," Gumamku perlahan hingga kurasa ia tidak mendengarnya. "Apa yang kau lakukan disini?"

Aku hampir tidak mengenalinya karena pakaian yang ia pakai. Ia selalu tampak rapi dengan kemeja dan jas nya ketika aku menemuinya namun kini, ia memakai celana jeans, sepatu hitam, dan sebuah hoodie yang berwarna senada.

"Aku ingin berbicara denganmu," Gumamnya.

"Tak ada lagi yang perlu kita bicarakan Justin," Ucapku. "Sekarang bisakah kau pergi dari hadapanku? Aku ingin beristirahat."

Ia melangkah kesamping. Aku mengeluarkan kunci apartemenku dari dalam tas lalu membuka pintunya.

Justin menahan pintunya ketika aku ingin menutupnya. "Alexis," Gumamnya. "Biarkan aku masuk. Aku hanya ingin berbicara denganmu."

"Tak ada lagi yang perlu di bicarakan ak- apa yang kau lakukan?"

Aku belum sempat menyelesaikan ucapanku namun ia mendorong pintunya sehingga ia bisa masuk kedalam. Ia berdiri di sampingku.

"Justin, keluar dari apartemenku sekarang."

Aku membuka pintu apartemenku lebar-lebar untuknya agar ia keluar dari apartemenku namun ia tidak bergeming.

"Justin, kubila-"

Ia mengambil kunci apartemenku yang sedari tadi kupegang, menutup pintu dan menguncinya lalu ia memasukkan kuncinya kedalam saku celana jeansnya.

"Aku tidak akan keluar dari sini sebelum aku berbicara denganmu," Ucapnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku. "Semuanya sudah berakhir,"

"Alexis," Gumamnya seraya mencengkram kedua pergelangan tanganku. "Semuanya belum berakhir,"

"Semuanya sudah berakhir Justin. Hubungan ini sudah berakhir,"

Ia mendorong tubuhku dengan lembut kebelakang hingga punggungku menyentuh pintu yang berada di belakangku.

"Aku tidak ingin hubungan ini berakhir," Gumamnya.

Aku menelan ludahku melewati kerongkonganku yang mulai kering.

Ia semakin mendekatkan wajahnya padaku. "Apa kau ingin hubungan ini berakhir, Alexis?"

Aku ingin mengucapkan sesuatu namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutku. Ia semakin mendekatkan wajahnya hingga bibirnya hanya berjarak beberapa senti saja dari bibirku.

"Katakan Alexis," Gumamnya. "Apa kau ingin hubungan ini berakhir? Beritahu aku."

Aku berusaha memberontak dari cengkramannya namun semakin aku berusaha untuk melepaskan cengkramannya, ia semakin mencengkram kedua pergelangan tanganku erat.

"Lepaskan aku Justin,"

"Mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku?"

"Aku tak perlu menjawab apapun,"

Lie About Us | Justin BieberWhere stories live. Discover now