part 4

611 35 0
                                    

Di pagi yang cerah dengan di basahi sisa-sisa sucinya embun pagi terlihat okta sedang memanasi mobil sport biru yang baru di belikan oleh ayahnya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 18 minggu lalu.

Sementara dari arah pintu terlihat seorang wanita tinggi semampai dengan rambut yang di gerai berjalan cantik menghampiri okta.

''kayaknya anak mama happy banget pagi ini,kenapa sayang??'' tanya wanita itu memeluk anaknya dari belakang sehingga membuat okta sedikit terjingkat kaget.

''eh mama,, ngk kok ma,,em okta,,!'' okta menggantungkan kalimatnya membuat sang mama melepas pelukannya dan berjalan kedepan putranya.

''kenapa sayang okta punya masalah??'' tanya wanita itu sedikit khawatir.

''eh engak kok ma,,cuma okta seneng aja.'' jawab okta sambil nyengir-nyengir tidak jelas seakan masih membayangkan momentnya bersama viny kemarin.

''oh jadi gitu udah ngak mau cerita lagi sama mama ok.'' ucap sang mama lalu melipat tangannya didada sambil membuang pandangannya pura-pura ngambek.

''ih bukan gitu mamaKu yang cantik,okta cuma cari moment yang pas aja buat cerita,,em tapi jangan bilang papa ya ma??''okta memeluk sang mama dari belakang dan menjadikan pundak sang mama untuk jadi tumpuan dagunya.

''kenapa ngak boleh bilang papa.?'' tanya sang mama heran sambil melirik okta dengan ujung matanya.

''ya pokoknya mama harus janji dulu baru okta mau cerita.'' okta menggoyangkan tubuh sang mama dengan manja membuat sang mama mau tak mau harus mengangguk mengiyakan permintaan anak semata wayangnya.

''okta emm,,udah jadian sama ratu.'' ucap okta pelan di samping telinga sang mama.mata sang mama melebar seolah tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar tapi hanya sesaat sebelum sebuah senyuman yang menghilangkankan matanya itu menghiasi bibirnya.

Sang mama melepaskan tautan tangan okta di perutnya lalu berputar menghadap okta yang sedang menunduk.

''jadi anak mama udah besar nih,,'' ucap sang mama mengelus pipi okta lembut,okta mendongak dan tersenyum lebar.

''jadi mama ngak marah okta pacaran??'' tanya okta meraih tangan sang mama,dan hanya gelengan yang okta dapet sebagai jawaban.

''yeeeaahh terima kasih mama okta yang cantik,jadi makin sayang deh emmuach.'' okta melompat-lompat kegirangan lalu mendaratkan kecupan sayang di pipi sang mama.

''duh,,nju bukannya bikinin kopi malah drama telenopela pagi-pagi.'' suara berat seorang pria yang berasal dari arah pintu utama menghentikan aksi okta.

''hahah maaf lupa bob,,lagian ini anak kamu lagi happy makanya begini deh auw,sakit ta.'' ucap shanju enteng sehingga mendapat cubitan ringan di pinggangnya dari okta.

''mama kan udah janji ngak bilang papa.'' bisik okta dengan mata yang melebar membuat shanju terkekeh pelan.

''emang kamu kenapa okta,pagi-pagi udah happy,dapet togel??'' boby berjalan menghampiri istri dan anaknya.

Okta terlihat gugup mendengar pertanyaan papanya yang seolah kepo untuk mengetahui.

''nggg gpp kok pa,,okta cuma kepilih jadi pemain inti di pertandingan basket tahun ini iya itu.'' jawab okta sedikit gugup.

''wah bagus dong,jadi ngak rugi papa ajarin kamu basket dulu.'' boby merangkul pundak okta bangga,dan okta pun menghembus nafas nya lega,karna boby ngak curiga lagi.

''ya udah kita sarapan dulu yuk ntar pada kesiangan lagi.'' ajak shania berjalan memasuki rumahnya dan di ikuti kedua pria beda usia itu.

---

Jangan Benci DirikuWhere stories live. Discover now