010 : Epilogue

21.6K 1.7K 171
                                    

Jungkook berbisik di telinganya; sederet kalimat dalam radius aman di gendang telinga Taehyung.

"Maaf. Jika menyukaimu adalah kesalahan terbesar untukku, Taehyung."

Yang detik berikutnya, sepasang bola mata cokelat itu membelalak. Tidak percaya meski ia mendengarnya dengan baik; sangat baik.

.

.

.

[My dear, come back to me...]

.

.

.

"Ada apa mencariku, Jungkook?"

Sehun bertanya-tanya ada gerangan apa sampai Jungkook mengirimnya pesan singkat dan berkata untuk menemuinya di taman belakang sekolah setelah bel pulang berdering nyaring. Padahal bisa saja putra sulung Jeon itu membicarakannya langsung di kelas dan tidak perlu bersifat terlalu privasi seperti ini.

Jeon Jungkook. Pemuda itu tampak berbeda ketika Sehun bertemu dengannya tadi pagi. Walaupun senyum dan kalimat sapa selamat pagi masih terlukis pada lipatan mata dan kerutan bibirnya, Sehun tidak mengerti dengan sinis yang terlintas dalam sorot matanya. Jungkook memang sinis, tapi tidak pernah semengeringkan itu sebelumnya. Lagi pula, ia salah apa sampai Jungkook marah terhadapnya?

"Kau brengsek, Oh."

Sepasang alis Sehun menukik tajam.

Apa-apaan?

"Kenapa tiba-tiba—"

Pukulan telak di ulu hati, erangan sakit dan ringisan, juga kalimat yang tidak pernah selesai.

Sehun berteriak ngilu ketika perih merayap brutal di bagian perutnya.

"Kau—sial! Apa maumu, brengsek!" Sehun merangsek maju, berusaha membalas ketika Jungkook sadar lebih cepat dan mengelak dengan gesit. Pemuda itu mengarahkan tendangan selanjutnya. Kali ini mengenai punggung Sehun telak hingga membuat albino itu jatuh tersungkur membentur aspal. Tidak terlalu keras, memang. Tapi tetap saja akan meninggalkan luka dan perih di pada bagian epidermis kulitnya.

Sehun mengerang. Namun ia tidak berusaha bangkit dan membiarkan gravitasi menarik tubuhnya telentang. Pasti ada sesuatu, batinnya nelangsa sembari memandang jauh langit biru di atasnya, dan Jungkook yang menatapnya datar tanpa ekspresi. Ada sesuatu yang membuat Jeon Jungkook seperti ini. Karena Sehun tahu Jungkook tidak akan menyerangnya tanpa alasan yang jelas.

"Berhenti menatapku seperti itu, Jeon," tukas Sehun jengah, lalu memejamkan mata. "Katakan saja dengan jelas. Aku mendengarkan."

"Taehyung."

Astaga, ternyata masalah kekasihnya?

"Apa yang telah kau lakukan padanya waktu itu benar-benar menjijikan,"

Sehun tersentak dan membuka mata.

"Aku benar-benar kecewa padamu,Oh Sehun," lanjut Jungkook lugas. Tak ada emosi dalam nada suaranya, tak ada pula benci yang terdengar. Sebaliknya, ia berlutut di samping tubuh Sehun yang terkapar dan memandang dirinya dengan tatapan... entahlah. Terkejut? Atau mungkin menyesal dan malu? Lagi pula, Oh Sehun memang pantas mendapatkannya.

"Jadi," astaga, kenapa ia malah tertawa miris sekarang? Sepertinya Oh Sehun mulai tidak waras. "Kau sudah tahu?"

Taman belakang itu sepi sekarang. Sejak dua puluh menit yang lalu bel berbunyi dan Jungkook tak mengeluarkan sepatah kata pun saat Sehun bertanya. Toh, dijawab pun tidak akan ada gunanya. Pertanyaan retoris akan menghasilkan jawaban yang retoris pula. Tanpa bertanya pun, Sehun sudah mengetahuinya dengan jelas dan mengerti mengapa Jungkook memberinya pukulan ditambah tendangan tanpa peringatan.

Deal? (KookV/KookTae Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang