3

4.9K 682 22
                                    

Hubungan kita bagaikan genggaman tangan yang perlahan-lahan mulai melemah

- - -

"Sayang, sebentar lagi acaranya mulai. Apa kau tak turun?" tanya Ny.Choi.

"Tidak. Aku ingin disini saja," kata Woohee.

"Sayang, kau harus turun. Akan ada banyak tamu, dan kuharap kau takkan menjadi Choi Woohee yang penyendiri," kata Ny.Choi.

"Jika Ibu adalah Ibuku, kenapa dirimu memintaku berubah?" tanya Woohee.

Ny.Choi lantas terdiam.

"Maafkan aku, Ibu. Aku tak bermaksud berkata begitu," kata Woohee.

Seketika Woohee keluar kamarnya dan meninggalkan Ny.Choi sendirian.

***

Woohee hanya bisa memasang senyum palsu ketika menyapa tamu-tamu yang datang. Hingga, keluarga Kim datang.

Tuan dan Ny. Kim menyapa mereka.
Lalu, Mingyu melihat Woohee dan menghampirinya.

"Ayo keluar," kata Mingyu.

Woohee mengangguk.

Mereka lalu menuju taman belakang, lebih tepatnya di gazebo.

"Apa Wonwoo masih bersikap dingin padamu?" tanya Mingyu.

Woohee mengangguk perlahan.

"Apa perlu aku bicara dengannya?" tanya Mingyu.

Woohee menggeleng.

"Lalu? Kau mau sampai kapan?" tanya Mingyu.

"Aku tak tahu. Aku berterima kasih karena aku sudah peduli padaku, tapi biarlah aku dan Wonwoo yang menyelesaikannya," kata Woohee.

"Lalu, bila Wonwoo meninggalkanmu?" tanya Mingyu.

Woohee terdiam. Agaknya ia sedikit terkejut dengan perkataan Mingyu.

"Maafkan aku," kata Mingyu.

"Tak apa," kata Woohee pelan.

***

"Wonwoo!" panggil Sana.

"Wo..."

Wonwoo nyaris mau menyebut nama Woohee. Untung saja itu tak terjadi.

"Wonwoo? Apa kau tahu bahwa Woohee tidak masuk hari ini?" tanya Sana.

Woohee? Ada apa dengan gadis itu?

"Wonwoo! Hei!" kata Sana menyadarkan Wonwoo.

"Aku tak tahu," kata Wonwoo berlagak tak peduli.

Sebisa mungkin, aku harus menghiraukan Woohee

***

Woohee bergerak sedikit. Melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 14:00.

Woohee lalu menyentuh dahinya.

Black HeartWhere stories live. Discover now