Chapter XXXVIII: It's The Closest to The Sun

17.5K 1.8K 135
                                    

'Sam! Wake up!'

Suara Nadhira di mimpinya membangunkan Sammy dari tidurnya. Ia bangun dengan sebotol bir kosong di tangan kanannya dan lembaran-lembaran skripsi yang berserakan di kasurnya. Sammy menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangannya dan memakai kaca matanya. Ia terhuyung berjalan menuju cermin berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya.

'I'm so f*cked up,' umpatnya dalam hati melihat dirinya yang terlihat begitu berantakan. Ia menepuk-nepuk pipinya berusaha meyakinkan dirinya tentang apa yang ia lihat sore kemarin. Ia merasa hancur, melihat punggung Nadhira yang sedang dipeluk orang lain. Baru saja kemarin ia merasa begitu kehilangan Andien, kali ini Nadhira. Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar Sammy diketuk.

"Sam, you're okay? Nadhira telepon gua, dia juga telepon lo, sms, chat line dan whatsapp lo gak ada yang lo tanggepin. Lo kenapa Sam?" tanya Putri dari luar kamar Sammy.

Sammy pun membuka pintu kamarnya, dan membiarkan Putri untuk masuk ke kamarnya. Di lihatnya kamar Sammy yang begitu berantakan, Putri pun memunguti beberapa barang-barang Sammy yang tergeletak di lantai. Ia memperhatikan tatapan Sammy yang begitu hampa.

"Lo sama Nadhira kenapa Sam?" tanya Putri heran.

"Ask her yourself, gua gak mau ngomong hal selain skripsi dan sidang gua hari ini Put. That's all what matters," ucap Sammy.

Putri tak membantahnya, ia tak mau menganggu pikiran Sammy saat ini yang membutuhkan seluruh fokusnya untuk menyelesaikan apa yang telah ia perjuangkan selama berkuliah hari ini.

"Good luck Sam," pesan Putri singkat menepuk pundak Sammy. Sammy mengangguk dan meninggalkan Putri untuk mandi dan melakukan persiapan siang ini.

***

"Dimas, udah banguuun?"

Sahut Andien menawarkan satu cup latte Starbucks untuk Dimas yang baru saja membuka matanya. Ia pun menyambut tawaran Andien dan mulai menyeruputnya.

"Maaf ya Ndien, ngantuk banget gua akhirnya istirahat dulu di Rest Area. Habis kalau keluar ke Bandung kayaknya udah gak kuat," ucap Dimas menegakkan sandaran kursinya.

"Gak papa Dimas, kasihan lo nyetir gak ada yang gantiin buat istirahat. Maaf ya.."

"Andien mau sarapan apa? Disini yang buka 24 jam cuma junk food aja tapi."

"Gua gak begitu suka sarapan pagi-pagi Dim, tapi kalo lo mau sarapan gua temenin kok," jawab Andien mengembangkan senyumnya.

Mimpi apa Dimas, bangun-bangun sudah disambut dengan segelas latte dan senyum manis Andien di pagi hari. Rasanya semua lelahnya langsung hilang seketika. Ia pun mengambil peralatan mandi dan kausnya di kantung jok belakang untuk sekedar mencuci muka, menyikat gigi dan mengganti pakaiannya.

"Bersih-bersih dulu ya Ndien? Masa' mau ketemu calon mertua lusuh gini hehe.. Waffle A&W mau?"

Andien hanya menggangguk dengan wajah bersemu merah mendengar kata 'calon mertua' dari mulut Dimas. Dimas pun beranjak dari mobilnya menuju toilet.

Andien menyalakan handphone-nya setelah kemarin malam sengaja ia matikan untuk menghemat baterainya. Ada beberapa pesan dari sahabat-sahabatnya yang mengucapkan agar ayahnya cepat sembuh, Andien membalasnya satu persatu. Dilihatnya nama Sammy ikut mengucapkan dari line tak lupa Andien mengucapkan semoga sukses untuk sidang Sammy hari ini.

Proxima CentauriWhere stories live. Discover now