#16

1.4K 143 13
                                    

Alain masih duduk termenung di kursi tunggu di depan kamar Angel, tatapannya nanar dan kosong.

"Lo sayang banget ya sama dia?"

Alain menengok ke samping dengan sedikit terkejut. Sejak kapan Kak Julian ada di sini?

"Gue rasa itu udah jelas banget," jawab Alain kemudian.

Julian menyunggingkan senyum saat mendengar jawaban Alain, lalu dia menatap kosong ke arah lantai, "Kenapa penyesalan itu selalu datang di akhir ya?"

Alain mengernyit. "Maksudnya?"

"Lo tahu, Al? Gue bener-bener gagal jadi Kakak yang baik. Gue bahkan nggak tahu kalau Angel mengidap penyakit ini. Gue terlalu bodoh, gue terlalu cuek, gue bodoh, bodoh banget." Julian berbicara dengan pilu, membuat Alain ikut merasakan kesedihan kakak Angel itu.

"Dulu gue benci banget pas tahu kalau gue bakal punya Adik. Gue cuma takut kasih sayang dari Mama sama Papa akan terbagi dengan Adik gue. Pas Angel lahir, gue tetep benci sama dia, bahkan sampai dia remaja seperti saat ini, gue emang terlalu kekanak-kanakan, gue nggak sadar ternyata selama ini Angel itu tersiksa banget, dia nggak pernah ngerasain kasih sayang seutuhnya. Gue terlalu egois," Julian menjeda, "sekarang gue tahu alasan Mama dan Papa memberikan nama Angel untuk dia. Ternyata bukan cuma rupanya yang seperti Angel tapi juga hatinya. Di saat gue pikir Angel bakal histeris, ngusir bahkan mencaci maki gue pas dia ngeliat gue, gue salah. Dia malah senyum, sambil bilang kalo dia butuh pelukan seorang Kakak. Kenapa dia bisa sebaik itu? Gue emang bodoh, bodoh banget."

Air mata Julian menetes begitu saja di akhir kalimatnya. Alain tertegun, ternyata selama ini banyak sekali luka yang Angel sembunyikan darinya.

"Sorry, ya. Gue jadi melow gini,"

Alain tersenyum. "Nggak papa kok, Kak."

"Lo nggak mau masuk? Angel udah sadar kok daritadi,"

"Yaudah, gue masuk dulu ya."

Alain melangkah menuju pintu kamar Angel. Tangannya memutar pelan kenop pintu kamar itu. Alain bisa melihat Angel yang berbaring membelakanginya, menghadap ke arah jendela.

Alain duduk di kursi di samping tempat tidur Angel. "Angel," panggilnya pelan.

Angel tidak bergerak, tapi Alain tahu Angel sedang tidak tidur.

"Kalo kamu mau ninggalin aku, nggak papa kok, aku juga sadar diri." kata Angel pelan.

Alain menarik napas pelan lalu menarik tangan Angel lembut agar Angel mau berbalik menghadap ke arahnya.

"Kamu ngomong apa, sih?" Alain menatap wajah tanpa ekspresi Angel.

"Aku tahu kok, Al. Kamu pasti jijik kan punya pacar penyakitan kayak aku?"

Alain memejamkan matanya lalu kembali menghela napas, tangan Alain mengambil tangan Angel lalu menggenggamnya erat.

"Hey, siapa bilang? Itu asumsi kamu sendiri. Aku nggak akan jijik, mau kamu penyakitan kek atau apa kek, aku nggak perduli. Selama Angel tetap Angel, aku akan selalu sayang sama kamu, selalu cinta sama kamu." tutur Alain penuh keyakinan.

Angel bisa melihat kesungguhan itu di mata Alain.

"Kenapa kamu nggak bilang dari dulu?" tanya Alain pelan.

Angel menunduk. "Aku hanya... takut."

"Takut kenapa?"

"Takut kamu bakal ninggalin aku," lirih Angel.

Alain menggeleng. "Itu nggak akan pernah terjadi, you know it, right?"

"Iya."

"Sekarang, aku mau kamu berjuang, kamu harus sembuh, katanya mau belajar bareng buat ujian?" kata Alain penuh semangat.

Angel menggeleng lemah. "Tapi kata dokter, hidup aku nggak bakal lama lagi."

Alain mengeratkan genggamannya. "Itu kata dokter, dokter bukan Tuhan, Sayang. Aku yakin kok, kamu itu kuat. Semua orang juga tahu itu."

Angel tersenyum simpul. "Makasih, Al."

"Buat?"

"Selalu ada di samping aku,"

"Itu udah jadi tugasku, Angel." Alain merengkuh tubuh Angel kedalam pelukannya, memeluknya erat, seolah tidak ingin melepaskannya.

"Sekarang kamu istirahat, biar cepat sembuh, terus kita bisa belajar bareng buat ujian deh." Alain melepaskan pelukannya lalu merapihkan selimut Angel.

Angel tersenyum lemah melihat kegigihan Alain, kemudian Angel mulai memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur.

Alain menatap sendu ke arah Angel, perlahan dia menunduk.

Cup.

Sebuah kecupan manis mendarat di kening Angel. "Sleep tight my Angel."

Alain melangkah menuju sofa di kamar rawat Angel. Dia duduk di situ lalu memejamkan matanya.

"Kuatkan aku, Tuhan."

***

[A/N] Aaaaaa OMG!! 1K votes?! Thank you so so so sooooo much!!! Gue seneng bangett! ❤

Sekali lagi sorry karna slow updatenya, dan kayaknya kedepannya bakalan slow update terus deh, huhuhu 😩. Tetep baca Angel yah walaupun slow update, jangan tinggalin Angel dan Alain yah 😚.

And keep vomment yakk! Tinggalkan jejak kalian guysss 💋

Tertanda...

(Soon) Mrs. Horan #plak

Back At One [TAMAT]Where stories live. Discover now