Meet Again, Build Again

323 22 0
                                    


Sesampaiku di rumah atau lebih tepatnya di kamarku yang nyaman.

Bruk..

Sekali banting mendaratlah aku dengan mulus dan selamat di atas kasur.

“Huaa eomma..! Aku harus apa..?! Huaaa..!”

DUK DUK DUK…

Pintuku ‘diketuk’ dengan sangat keras dari luar. Mulutku langsung terkesiap membisu, akh.. pasti sehabis ini akan ada pertunjukan seriosa yang tak lain dan tak bukan dilakukan oleh..

“JUNG EUNJI, KALAU MASIH BERISIK, EOMMA BERJANJI AKAN  MENGIRIMMU KE RUMAH SAKIT JIWA..!!”

Diam...

Sunyi...

Hening...

Demi segala yang di langit dan di bumi, dosa apa aku sampai disemprot di saat merana seperti ini..?!

Coba bayangkan..!!!

Hu hu hu.. eomma benar-benar tidak peka.

***

Perbedaan antara aku dengan Yujin selanjutnya adalah tentang berangkat ke sekolah.

Sekolah kami masuk pukul 7 dan jaraknya sedikit jauh dari rumah kami. Perlu sekitar setengah jam sampai jika lalu lintas normal (tanpa ada hal menjengkelkan semisal hewan ternak yang lepas ke jalan raya). Yujin akan histeris jika pada pukul 6 dia belum standby di halte, sementara aku? Hey ayolah, jika aku tiba di halte pada 06:15 masa depanku belum berakhir bukan (masa depanku di sekolah tentunya).

Jadi intinya adalah: aku sampai di sekolah tepat 10 sampai 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

Oh yeah! Apa yang salah? Nothing, ofcourse.

Koridor selalu sudah sepi nyaris tanpa siswa-siswi yang berkeliaran lagi. Jadi, hanya tinggallah aku yang berlari menaiki tangga menuju kelas.

Seperti pagi ini, aku berjalan sendirian tapi.. oh tunggu dulu!

Ada seorang namja yang berjalan dari arah yang berlawanan! Dia sedang membaca sebuah buku, ah lupakan itu dan perhatikan wajahnya. Ehh.. kalau penglihatanku masih waras dia terlihat seperti...

“Baekhyun?”

Namja itu menoleh, buru-buru aku menutup mulut. Argh, kenapa tidak membalikkan badan saja.

“Eunji-ah, ternyata benar kau bersekolah di sini!”

Eh..?

“Kau sungguh.. Byun Baekhyun?” Tanyaku ragu.

“Kau melupakan wajahku? Memang sudah berapa lama kita tidak bertemu, eoh? Seabad?!”

“Iya iya, ampun ampun!” Hey, ternyata dia masih berisik seperti dulu. Ups... (sungguh, aku benar-benar malu sekarang)

“Eehh.. bukannya kau di Busan?” Tanyaku canggung.

“Aku pindah minggu kemarin,” Jawab Baekhyun simpel.

“Kenapa?”

“Entah. Yang jelas orang tuaku dengan cerdasnya langsung memilih rumah tepat di sebelah rumahmu!”

Hahh…? Demi apa?

“Silahkan cek sebelah rumahmu, Miss Jung. Ha ha ha…!”

Tanpa sadar aku sudah tertawa-tawa dengan perasaan malu (dan bahagia) kuadrat. Aku menunggu hari ini tiba. Hari dimana aku bisa melabrak Yujin bersama Baekhyun di sampingku. Membuatnya mematung di tempat dengan mulut terbuka. Owh yeah, membayangkannya saja sudah indah sekali.

“Hey, bisakah kita kembali?”

DEG..!!

“Kembali ke kelas maksudmu?” Sahutku asal (daripada pasang percaya diri tinggi lalu salah).

“Argh.. kau ini benar-benar! Ya sudahlah, 5 menit lagi juga bel!” Tukas Baekhyun kesal seraya menarik tanganku.

Saat menaiki tangga pun tangannya masih setia menarik tanganku dari belakang. Diam-diam aku tersenyum di balik punggungnya lalu berucap pelan,”Sepertinya aku mengerti maksudmu.”

“Hhmm…” Gumannya malas. Ha ha ha.. pasti dia malas menanggapiku yang dianggapnya tidak paham makna tersirat kalimat itu.

“Aku serius. Mari kita kembali.”

“Yeah, welcome back Jung Eunji!”

“Welcome back too, Byun Baekhyun!”




_END_

My Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang