Awal

33K 1.3K 24
                                    


Langit yang hitam legam perlahan mulai menurun gemericik titik-titik air hujan tak menyurutkan ramainya jalanan Surabaya pagi ini. Tidak ada yang berbeda dengan sebelumnya hanya sepertinya kemacetan yang bertambah. Jam sibuk orang-orang bergegas ke kantor atau sekolah, banyaknya pengendara kendaraan pribadi dan jalanan yang tergenang air hujan semalam. Semua itu adalah sumber kemacetan di sini. Dan itulah yang membuat Seva malas menggunakan mobilnya dan memilih menggunakan jasa ojek online untuk ke kantor tempat dia bekerja.

Luxury Diamond Hotel. Terpampang jelas dengan tulisan besar serta gedung yang tinggi menjulang tempat Seva Libria atau Seva bekerja sebagai manager bagian event and wedding organizer. Tugasnya adalah menyiapkan segala bentuk acara yang akan diadakan di hotel tersebut. Ini adalah pekerjaan yang Seva inginkan. Bekerja di tempat bersih, rapi, sejuk -mengingat panasnya Surabaya-, bertemu banyak orang dan membuat suatu acara yang pasti bertujuan untuk kebahagiaan.

Sudah 5 tahun Seva bekerja di hotel ini dan mendapatkan posisi manajer pada tahun ke empat. Seva cukup mudah mendapatkan posisi ini karena memang dia orang yang giat dan selama bekerja menunjukkan prestasi yang sangat baik.

Seva berjalan memasuki lobi hotel setelah dia membayar jasa layanan ojek online yang dia tumpangi. Sapaan demi sapaan dari sesama pegawai terus menyambutnya. Dia bukan karyawan yang sombong bahkan sangat ramah dan peduli namun dia bisa menjadi keras dan tegas bak harimau bila sudah di lapangan, begitu menurut teman-teman kantornya.

Seva telah sampai di ruangannya, dimana ruang berbentuk persegi berpintu kaca dengan luas 20m x 20m dihuni oleh dia dan 6 orang bawahannya. Meja Seva hanya dibatasi oleh sekat rak buku yang masih terdapat celah-celah untuk bisa saling melihat antara 6 meja staffnya dan dia.

"Guten morgen!" Sapa Seva menggunakan bahasa Jerman. Ini kebiasannya yang berbicara menggunakan bahasa campur-campur. Bahkan saat dia presentasi tak sengaja dia bisa mencapur 3 sampai 4 bahasa asing sekaligus.

"Morgen!" Jawab Gilang.

"Pagi, bu!" Jawab Jhonatan.

"Morning!" Jawab Mitha.

"Pagi!" Jawab Vera.

Seva berhenti dari langkahnya menuju meja kerjanya dan menatap keempat staff nya yang sedang berjibaku dengan tugas masing-masing.

"Hanya empat? Where's Tata and Mira?"

"Ah, mereka sedang memeriksa room 5 untuk persiapan meeting dari PT. Kerbau Karya." Jawab Gilang yang melepaskan sejenak dari pandangan monitornya.

"Oke. Vera 10 menit lagi kita meeting untuk acara pernikahan pak Alex dan mbak Indah."

"Siap, bu." Jawab Vera mantap dengan mengacungkan ibu jarinya.

Seva meneruskan perjalanannya ke meja kerja dan langsung mendudukan dirinya di kursi kebesarannya. Dia langsung membuka tablet dan beberapa file print out untuk dia pelajari berkaitan dengan acara pernikahan yang sedang dia garap bersama para staffnya.

Tak lama, Seva dan seluruh staffnya melakukan meeting yang sudah dia agendakan untuk membahas pernikahan kliennya Alex dan Indah. Memang hotel ini sangat cocok untuk mengadakan pernikahan. Karena tempatnya yang strategis, pelayanan yang diberikan juga sangat apik. Tak khayal jika klien-klien Seva selama ini adalah dari kalangan konglomerat, artis dan pejabat. Namun Seva tidak mempedulikan siapa latar belakang mereka. Karena dia bekerja untuk membuat banyak orang bahagia.

Di tempat yang berbeda, presiden direktur utama sebuah perusahaan minyak dan gas di Jakarta sedang murka saat menjalankan rapat direksi rutin yang diadakan tiga bulan sekali. Ini adalah tahun ke 5 dia menjabat sebagai presdirut dan tak mungkin bagi banyak orang yang masih ingin mencari celah untuk menjatuhkannya.

I Love You but I'm AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang