PART 3

161 8 3
                                    

Saat ini Shany sedang berada di dalam kamarnya. Ia sedang memikirkan kejadian di sekolah tadi yaitu saat Jayden marah kepadanya. Shany bingung bagaimana cara agar Jayden memaafkannya.

"Ini semua emang salah gue. Gue harus minta maaf sama Jayden. Tapi gimana caranya?"ucap Shany frustasi.

"Yess, gue tau!!" tiba tiba saja muncul sebuah ide di dalam benak Shany. Apakah itu??

*************

KEESOKAN HARINYA..

Saat istirahat, seorang cewek masuk ke dalam kelas Jayden. Ia langsung menghampiri Jayden yang sedang duduk di kursinya sambil membaca buku sejarahnya. (Rajin amat ya. Haha)

"Permisi kak."ucap cewek kelas 10 bernama Nana

"Apaan? Nyari siapa?"jawab Jayden dengan nada seperti biasa yaitu JUTEK

"Saya nyari kakak."jawab Nana dengan takut

"Ada apaan nyari gue?"tanya Jayden

"Itu kak... kakak dicariin sama Pak Rachman di perpus."jawab Nana

"Ada apaan Pak Rachman nyari gue?"tanya Jayden lagi.

"Saya kurang tau deh kak. Permisi."tiba tiba saja Nana pergi. Jayden merasa ada yang aneh. Tapi dia tidak terlalu memikirkannya.

Jayden berjalan menuju perpustakaan. Sesampainya di sana, Jayden berniat untuk membuka sepatunya dan menaruhnya di rak kerena memang itulah peraturan jika ingin masuk ke dalam perpustakaan. Tetapi saat melihat sepatu di rak yang berada di depan perpustakaan, ia sama sekali tidak melihat sepatu guru. Yang ia lihat hanyalah sepatu berwarna pink dengan tanda centang di bagian sisinya.

"Ahh mungkin Pak Rachman pake sepatunya ke dalam"hanya itu yang pikirkan Jayden saat itu.

Ia pun masuk ke dalam perpus. Jayden melihat ke sekelilingnya. Tetapi bukan Pak Rachman yang dilihatnya, melainkan SHANY!!!

"Hai Jayden!"sapa Shany dengan senyum manisnya.

"Ngapain lu di sini?"tanya Jayden dengan jutek. Ya, ia masih marah atas kejadian kemarin.

"Pak Rachman mana? Atau jangan jangan lu...!!"tanya Jayden yang sudah menyadari rencana Shany.

Saat Jayden membalikkan tubuhnya untuk pergi, ia ditahan oleh tangan Shany. Shany menggenggam tangan Jayden dengan erat agar ia tidak pergi.

"Lepasin tangan gue!!!"teriak Jayden

Shany pun melepaskan genggamannya.

"Maaf Jay. Iya ini emang rencana gue. Gue yang nyuruh cewek tadi buat manggilin lo dan boongin lo kalo lo dipanggil Pak Rachman."jelas Shany

"Mau lo apaan sih?!"tanya Jayden marah

"Gue cuma mau minta maaf Jayden"jawab Shany dengan nada menyesal

"Minta maaf buat apa?!"tanya Jayden

"Waktu kemaren, gue gak bermaksud buat ngomong kayak gitu. Kemaren itu cuma bercanda kok. Gue gak bermaksud maksa lo buat jadi pacar gue. Gue cuma mau kita temenan. Gue mau lebih kenal sama lo."jelas Shany

Jayden masih belum percaya. Lalu ia bertanya, "kenapa lo mau temenan sama gue?"

Shany terdiam sejenak. Ia bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin jika ia menjawab bahwa itu karena taruhan. Bisa bisa Jayden ngamuk lagi. Shany berusaha mencari alasan yang tepat.

"Gue mau ngerubah lo"jawab Shany

"Maksud lo?"tanya Jayden yang tidak mengerti

"Gini Jay, Gue tau kalo lo sebenernya orang yang care. Inget waktu kita di uks? Lo perhatian banget. Tp gue gak tau kenapa, di luar lo jutek bgt. Gue pengen ngerubah lo jadi diri yang lebih baik. Buat lo bisa nunjukin perhatian, care lo sama orang lain."jawab Shany dengan nada lembutnya

Hariku BersamanyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora