Chapter 5

11K 640 14
                                    

Selamat membaca :)

----

Semenjak kejadian satu bulan yang lalu sampai saat ini ali tak pulang ke apartement nya, bahkan untuk memberi kabar kepada prilly pun tak ada. Entah saat ini ali sedang berada di mana!

"Kapan kamu mau pulang mas" prilly terisak dalam tangis nya, setiap hari ia selalu menunggu sang suami untuk pulang ke rumah

Satu minggu belakangan ini prilly jarang sekali untuk makan, kadang seharian ia tak memasu kan makanan apapun ke dalam mulutnya

"Huee..." prilly berlari ke kamar mandi ketika merasakan perut nya sepertia ada yang mengaduk

"Astagfirullah.. Kenapa perutku ga enak banget ya, yaallah mungkin maag ku kembali kambuh karna beberapa hari ini jarang sekali makan" perut prilly semakim tak enak, ia merebah kan tubuh nya di sofa ruang tamu

Setiap hari hanya ini yang ia lakukan menunggu sang suami untuk pulang ke rumah bahkan kabarpun tak ia terima

°°°

Dua hari ini prilly masih tak enak dengan keadaan perutnya, akhirnya ia mau tak mau untuk periksa ke dokter karna bagai mana pun kesehatan adalah utama baginya. Yang ia pikirkan bagaimana jika ia sakit suami nya pulang, siapa yang akan mengurusnya,

"Bagaimana dok keadaan saya?" tanya prilly saat dia duduk di hadapan sang dokter saat sesudah memeriksanya

"Selamat ya bu prilly, anda sedang mengandung,saat ini usia kandungan nya sudah hampir satu bulan,dijaga ya bu" kata sang dokter yang membuat rona wajah prilly menjadi kaget

"Dokter benar?" prilly memastikan

"Iya bu, di jaga ya"

Antara sedih dan senang yang menggambarkan perasaannya saat ini senang karna ia tengah mengandung buah hati nya dengan ali, sedih karna ia tak tau keberadaan ali saat ini dimana apa ia akan menerima anak ini, apa anak ini akan sepertinya yang akan di camapakan oleh ayahnya

Setelah pulang dari dokter prilly langsung pulang ke apartement nya

"Yaallah terima kasih engkau telah memberikan kehidupan yang lain dalam diri hamba, terima kasih ya allah"

****

Brakkk

Pintu apartement di buka dengan kasar oleh ali, ia pulang dengan keadaan mabuk, baju penuh dengan bercak darah, dan wajah dipenuhi tanda biru

"Astagfirullah mas, mas kenapa?" prilly menghampiri ali dengan panik dan berusaha menuntun nya

"Hss.. Jangan sentuh gue!"

"Ta_pi mas" prilly terus berusaha memapah ali menuju kursi ruang tamu

"Biar prilly ambil kompresan ya mas" prilly berlalu menuju dapur

Dengan telaten ia membersihkan luka-luka yang berada di wajah ali,dengan perasaan yang campur aduk,sedih senang iya rasakan.ali hanya tertidur bersandar di sandaran sofa dengan keadaan yang compang camping

Prilly berusaha menggantikan pakaian ali dengan hati-hati melap sebagian tubuh ali dengan handuk yang ia bawa tadi,air mata tak berhenti dari mata indah nya

Ia selalu berdoa supaya tuhan memberikan yang terbaik untuk hidup nya,ia ingin merasakan seperti orang lain yang bisa terus bersama suami nya

Bahkan untuk memberi tahu ali tentang kehamilan nya pun prilly ragu, apakan ia akan menerima nya atau malah sebaliknya, pikiran nya terus berkecamuk

Pagi menjelang terlihat prilly yang sedang memasak sarapan pagi nya, ia awali hari nya dengan penuh semangat, tidak terlihat beban sedikit pun di wajah nya, padahal di hati paling dalam ia merasakan sedih yang amat sangat

Melihat ali membuka mata prilly segera menghampiri sang suami, semalaman ali tidur di sofa ruang tamu di temani prilly yang tertidur di sofa sebelahnya

Seburuk-buruk sikap suaminya ia tak akan mungkin marah dan menentang ucapannya, bagai mana pun ali ia tetap imam nya calon ayah dari buah hati nya

"Mas sudah bangun? Sudah mendingan? Ayo kita sarapan mas" kata prilly berturut

"Ishh... Udah gue bilang gua ga mau makan masakan lo, ga usah sok perhatian lah sama gua! Pergi!" kata ali kasar

Sabar.. Hanya kata itu yang kini ia tanamkan di hati nya

****

"Baik-baik ya nak, ibu akan selalu memberikan kasih sayang buat kamu.kamu hidup ibu saat ini" lirih prilly sambil mengelus perut nya yang masih rata

"Lo hamil?" suara itu mengaget kan prilly, ia langsung terlonjak kaget dan membalikan wajah nya

Saat ini prilly berada di halaman belakang, tadi pagi ali langsung pamit untuk pergi ke kantor, tapi entah kenapa sekarang ia balik lagi

"Em--" prilly hanya menunduk takut dan meremas kedua telapak tangan nya

"Jawab! Lo hamil?"

"Iy_a" jawab prilly dengan lirih dan masih menundukan kepala nya

"Alah.. Paling anak selingkuhan lo itu kan? Peduli apa gue sama lo? Oh ya, gue mau bilang sama lo kalo ada perempuan yang datang ke rumah ini lo harus hormatin dia, dan lo harus ngaku sama dia kalo lo itu cuma pembantu di sini"

Degh!!

Kata pertama itu yang ia tak ingin dengar dari mulut suami nya, belum keluar anak nya pun ali sudah seperti ini

"Ma---"

"Oke gue pergi lagi, inget kata gue tadi!" belum sempat prilly berbicara ali sudah memotong ucapan nya dan sudah pergi berlalu

"Hikss.. Sampai kapan mas" air mata kesakitan itu selalu keluar dari mata indah nya, kapan air mata bahagia itu hadir?

"Ini anak kamu! bahkan untuk menjelas kan pun aku ga pernah di beri kesempatan untuk berbicara" ia tak tau harus bagai mana lagi, jika ia melawan sama saja ia melawan kepada imam nya sendiri dan itu sama saja dosa

Sebentar! Tadi ali bilang jika ada perempuan yang datang ke rumah ini harus ia hormati, dan siapa lagi perempuan itu?

Ali sukses membuat hati prilly terbengkalai saat ini, entah perasaan prilly seperti apa sekarang, ia pun tak tau rasanya, seperti makan empedu yang sangat pahit bahkan lebih dari empedu pahit yang ia rasakan

"Aku harus bagaimana lagi mas? Aku ga kuat...!" prilly terus terisak

*******

Butuh vote and coment..

Ig:silvi.noviantri13

PENYESALAN TERBESAR (Aliando&Prilly)Where stories live. Discover now