Chapter 12

14.1K 708 39
                                    

Selamat membaca :)

------

"Ibuuuuu......" seorang anak kecil yang kira-kira baru berumur 4 tahun tengah berlari mengham-piri sang ibu yang tengah menyiapkan makanan untuk sarapan pagi mereka

"Waduh.. Bidadari ibu udah bangun?" tanya sang ibu sambil mengkat anaknya kedalam gendongan

"Hmm..." ia hanya bergumam tak jelas sambil mengangguk-ngaggukan kepala nya yang menelusup ke leher sang ibu

"Mmm... Bau acem ihh.. Mandi dulu yuk habis itu kita sarapan, trus kia berangkat sekolah deh" jelas sang ibu, ya! Dia kia, yang sekarang sudah tumbuh menjadi bocah kecil berumur 4 tahun. Dan selama 4 tahun ini ali tak pernah memberikan kasih sayang nya sebagai seorang ayah,
Kia tau bahwa ayah nya ali tapi ali tak sedikitpun memberikan perhatian kepada kia hanya athur yang selama ini selalu menemani kia dan prilly kemana pun mereka ingin kan

Athur seperti doraemon yang selalu menuruti keinginan kia dan prilly, terkadang prilly pun menangis merutuki nasib nya. Ia ingin ali yang berada di posisi athur, ia ingin suami nya yang seperti itu, ia ingin ayah dari anak nya yang memperlakukan kia bagaikan malaikat.
Apa akan terus seperti ini hidup nya? Hanya tuhan yang tau semua dari kisah hidup nya

"Ibu. Kia boleh nggak berangkat sekolah nya di anter ayah?" tanya kia sambil mendongakan wajah nya menatap prilly

Degh!

Apa ali akan mau mengantar anak nya untuk pergi ke sekolah? Bahkan menggendongnya pun ia tak pernah!!

"Ibuu?"

"Iya sayang, mmm.. Nanti ya, ayah nya kan lagi cape baru pulang kerja" jelas prilly sambil mengelus kening kia, sayang

Wajah kia kembali muram
"Kok lala selalu di antar ayah? Kia juga kan pingin di antar ayah, bu"

Lala adalah anak keza yang berumur sama seperti kia selisih umur mereka hanya terpaut lima bulan, ali sangat membedakan kasih sayang untuk mereka berdua dan sampai saat ini pun ali masih bersikeras bahwa kia bukan anak kandungnya

"Kia pengen kayak temen kia. Yang di anter ayah nya ke sekolah" wajah bocah kecil itu muram dan sedih

Kia dan lala berbeda sekolah, sekolah lala lebih dekat dengan kantor ali, sehingga lebih leluasa jika ingin mengantar jemput

"Iya..sayang nanti ya, sekarang kia mandi, oke" prilly berusaha mengalihkan pembicaraan nya, dan membawa kia menuju kamar nya


"Selesai deh... Ayo kita berangakat" ajak prilly menurunkan kia dari meja makan

"Ayahh.. Lala mau beli barbie" terdengar suara anak kecil yang baru saja keluar dari kamar

"Iya nanti ayah beliin pulang kerja, ayo kita berangkat" ya.. Ali dan lala baru saja keluar dari kamarnya di susul oleh keza yang berada di belakang mereka

"Mau sarapan dulu ga?" tanya keza kepada ali dan lala

"Enggak deh aku mau langasung berangakat ajah, udah telat soal nya, yuk sayang" prilly melihat mereka seperti sudah tak ada arti nya lagi di rumah ini, di campakan, tak dianggap

"Ibu..?" kia menarik tangan prilly, prilly terperanjat dari lamunan nya

"Oh.. Yuk sayang kita berangkat" air mata seperti kering, melihat pemandangan seperti itu sudah menjadi hal biasa bagi prilly

°°°°

"Ihh... Om salah, barbie tuh warna pink bukan warna hitam" kia tertawa riang di pangkuan athur, hanya athur yang bisa menghilangkan kesedihan mereka berdua

Athur sempat ingin melabrak ali, tapi tetap saja selalu di bantah oleh prilly

"Oh ya...? Setau om barbie itu warnanya hitam" kata athur sambil mencium kening kia

"Mana ada om, itu mah batmen kali" sambung prilly yang menyesap minuman yang baru di pesan nya, di caffe ini lah mereka sering menghabiskan waktu bersama

"Iya.. Itu batmen om" kia membenarkan ucapan sang ibu

"Batmen itu warna nya pink"

"Ih.. Om salahhhh..."

"Iya deh om salah... Kia yang bener, kia kan pintar, oh iya. Kia mau beli barbie ga?" tanya athur, kia melirik sang ibu meminta persetujuan, prilly hanya mengangguk dan tersenyum

Prilly mengajarkan anak nya dengan prilaku yang sopan dan bertatak rama, jika ada orang yang ingin memberinya apapun jangan asal mengambil

Saat ini prilly menyetujui nya karna beberapa kali athur ingin membelikan kia mainan sempat di tolak oleh prilly karna takut merepotkan nya, padahal athur sangat senang jika kia yang meminta nya langsung

"Horee... Kia mau om" kia memeluk athur, prilly melihat nya dengan tatapan haru..
Andai ali yang berada di posisi itu ia akan lebih bahagia dari saat ini!! Tapi ia hanya biaa berandai-andai

"Oke.. Kita pergi sekarang, yuk" athur mengangkat kia ke gendongannya

°°°°

Prilly sedang berjalan di taman dekat komplek rumah nya, ya.. 3 tahun yang lalu ali membeli rumah, katanya apartemen nya terlalu kecil untuk kita semua

Kia tak di ajak karna sudah malam dan ia pun sudah tertidur
Prilly ingin menyendiri sejenak menghilangkan beban yang selama ini di pikul nya, di rumah hanya ada kia dan ali saja mungkin, karna pagi tadi keza pergi kerja seperti biasa. Ia akan pulang seminggu 2atau3 kali, dan ia pun akan membawa lala jika lala libur sekolah

"Huft... Terimakasih yaallah atas nikmar hidup yang engkau berikan kepada hamba" prilly bergumam sambil berjalan

Saat di berjalan ia memicingkan mata nya melihat seseorang yang selama ini sangat ia kenal
"Mba keza.. Sedang bersama siapa dia?"

Dia adalah keza, yang sedang duduk di depan caffe bersama seorang laki-laki yang entah siapa! Di pangkuan laki laki itu terdapat lala yang sedang bergelayut manja, dan keza yang sedang di rangkul pundak nya oleh laki laki itu

"Astagfirullah, jagan suuzon prilly, mungkin dia kakak nya.. Biarlah, mungkin sedang melepas rindu" prilly kembali melanjutkan langkah nya menuju rumah nya, sudah hampir tengah malam

Sesampai nya di kamar, prilly langsung tersenyum melihat kia yang baru saja meliukan badan nya menggeliat manja di dalam selimutnya

Ia mendekat kearah sang putri menciumi seluruh permukaan wajah anak nya "hanya kamu alasan ibu bertahan hidup nak"



**************

Lumayan lah...

Vote and coment ya..

Makasih:)

PENYESALAN TERBESAR (Aliando&Prilly)Where stories live. Discover now