7

3K 126 0
                                    

Rude Fiance Ever After

Vanessa sekarang sudah benar-benar kalut, Bayangan tentang Natsuki Tokeino yang mengerjainya di rumah Ibunya mungkin tidak akan pernah hilang sama sekali. Laki-laki itu pasti tertawa di belakangnya dengan sangat puas.

Kemarin dia benar-benar nekad untuk pulang sendirian pagi-pagi buta agar tidak melihat wajah orang itu lagi seumur hidupnya. Bagaimana bila Natsuki menerima perjodohan itu?
Apa yang harus Vanessa lakukan setelah ini?
Tapi rasanya mustahil Natsuki akan bersedia menikah denganya. Menikah dengan Vanessa berarti mengorbankan kehidupan bersenang- senangnya karena Vanessa bukanlah orang yang suka berbagi apapun yang menjadi miliknya.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam, beberapa orang di kantor mungkin sudah pulang kerumah masing-masing dan beristirahat. Tapi map-map yang menumpuk dihadapanya sama sekali tidak ingin di tinggalkan.

"Kau masih bekerja?" Seseorang membuka pintu ruangan dimana Vanessa duduk seorang diri sekarang, Kent.

Vanessa mengusahakan sebuah senyum. Meskipun tidak menjawab apa-apa Vanessa mengembangkan tangan memperlihatkan tumpukan map yang ada di atas mejanya lalu angkat bahu.

"Kenapa tidak kau bawa pulang saja?"
"Kalau ku bawa pulang, aku akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah di bandingkan di kantor."
"Kalau begitu apa salahnya? Yang penting semua pekerjaan kita selesai dengan baik." Kent mendekati Vanessa dan mengangkat tumpukan map itu dari atas meja.

"Kita pulang! Ayo ku antar!"
Vanessa terperangah, Kent sama sekali tidak bertanya apakah Vanessa bermaksud untung pulang atau tidak. Laki-laki itu membawa semua pekerjaan milik Vanessa keluar kantor dan Vanessa mau tidak mau menyusul. Kent memaksa, tapi ia melakukan itu karena sangat memperdulikan Vanessa, hal yang semakin membuat Vanessa kesal pada kejadian perjodohan itu.

Perlahan-lahan Vanessa membuka pintu mobil Kent dan duduk disebelahnya lalu menikmati perjalanan yang tidak terlalu terburu-buru menuju flatnya. Sarah seharusnya ada di rumah hari ini, dia berjanji untuk tidak membiarkan Vanessa sendirian seperti malam kemarin.
"Sebenarnya aku tidak suka bertanya ini, tapi sungguh aku ingin tau!" Kent memulai pembicaraan lagi.
"Bagaimana dengan miai weekend kemarin?"
Vanessa mendesah, Kent tau gadis itu sangat tidak suka membahas semuanya, Natsuki Tokeino pasti sudah membuatnya kesal. Menyadari kalau dirinya akan menikah dengan laki-laki yang selalu di peranginya itu adalah pukulan yang berat baginya. Tapi Vanessa tetap menjawab meskipun dengan malas, ia tidak ingin membuat Kent kecewa.

"Buruk!"
Mendengar jawaban yang singkat itu, Kent spontan tertawa.
"Buruk? Karena Natsuki Tokeino?"
"Seharusnya kau yang datang, kan? Kenapa dia yang datang?"
"Kau sangat berharap aku yang datang?"
Vanessa memandangnya sebentar lalu kembali menoleh ke jalanan yang masih ramai.
"Tidak juga, tapi ku rasa kau jauh lebih baik di bandingkan dia!"
"Kenapa?"
"Apa lagi? Karena dia seorang penggoda. Entah berapa banyak wanita yang di habisinya dan aku tidak yakin bisa menghabiskan hidup dengan orang yang seperti itu!"
"Memangnya kenapa? Kau tergoda padanya?" Kent berkata dengan nada yang berbeda, mungkin Vanessa menyadari perubahanya sehingga membuat gadis itu memandangnya meskipun sangat sebentar sekali. Vanessa tidak menjawab apa-apa selain hembusan Nafas, cukup untuk membuat Kent tersenyum getir.

"Ayolah, kau sendiri juga tau kalau hampir semua laki-laki memiliki sikap yang sama. Natsuki hanya sedikit lebih menonjol karena dia pernah berurusan dengan artis yang menjadi penyebab kau menamparnya untuk pertama kali di tahun ini!
Lagi pula suatu keajaiban bila Natsuki menggoda, para wanitalah yang mendekatinya. Sedangkan aku, beberapa kali melakukan hal yang sebaliknya. Artinya aku lebih buruk di bandingkan dengan Natsuki, Kan?"

Dia sudah menggodaku! Pikir Vanessa, dia ingin meneriakkan itu. Namun ia memilih untuk mengatakan kata-kata yang lain.
"Kau membelanya karena kau saudaranya!"
"Astaga!" Kent pura-pura kesal dengan perkataan Vanessa barusan.
"Percayalah, aku juga orang yang sama jika kau menganggapku lebih baik darinya. Sekali lagi, Natsuki hanya sedikit lebih menonjol karena dia berurusan dengan artis itu. Seandainya saat itu yang berhubungan dengan klienmu adalah aku, maka yang kau tampar berkali-kali itu sudah pasti wajahku!"
"Setidaknya kau tidak pernah..." Vanessa diam, dia tidak berani melanjutkan kata-katanya sedikitpun. Meskipun ia tau Kent sedang memandangnya heran, Vanessa tidak akan pernah menceritakan kejadian kemarin pada orang lain. "Dia pasti menolak perjodohan itu kan?"
"Bagaimana kalau dia menerimanya?"
Vanessa menatap Kent lebih lama, laju mobil sudah berhenti dan tanpa terasa Vanessa sudah sampai di depan gedung flatnya. Mendengar perkataan Kent membuatnya semakin terganggu oleh perasaan takut. Laki-laki itu tersenyum untuk membuat Vanessa tenang, tapi sudah terlambat. Vanessa tidak akan pernah bisa tenang setidaknya sampai besok pagi.

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang