26

2K 97 2
                                    

Finnally, Some One Know it!

"Aku sudah bilang, Kau boleh ambil cuti tapi jangan berhenti. Bagaimana bisa aku melepas seseorang yang kompeten sepertimu?" Tuan Tatou berusaha untuk tidak memandang wajah Vanessa yang berdiri di hadapan meja kerjanya. Tentu saja sangat berat untuk melepas seorang pengacara yang konsisten dan selalu tepat waktu. Vanessa gershon bahkan tidak pernah melalaikan pekerjaanya walaupun dia sering tidak berada di tempat.

Vanessa kecewa. Ini ketiga kalinya ia membawa sebuah Amplop coklat yang berisi surat pengunduran dirinya dan ketiga kalinya juga ia di tolak. Apakah ia memang harus melarikan diri seperti yang pernah di rencanakannya? Entahlah, ia benar-benar sedang bingung.
"Tapi sebulan sama sekali tidak cukup. Aku bahkan membutuhkan waktu selama setahun."

"Memangnya apa yang akan kau kerjakan sampai kau membutuhkan waktu selama itu? Kau ingin bekerja di kantor pengacara lain? Ada tawaran yang lebih baik dari semua yang sudah ku berikan?"

"Tidak, bukan seperti itu. Percayalah, Jika nanti aku berniat menjadi pengacara lagi, Aku pastikan aku akan kemari dan menemuimu. Tapi aku benar-benar membutuhkan waktu istirahat yang panjang."

"Apa itu sejenis penyembuhan kanker?" Suara tuan Tatou sedikit mereda. Ia sengaja memelankan suaranya agar tida ada seorangpun yang mendengarkan suaranya selain mereka berdua.
"Kent bilang kau sedang sakit!"

Vanessa angkat bahu, Bukan itu alasannya ingin mengundurkan diri tapi seandainya hanya itu yang bisa di terima tuan Tatou..."Aku tidak begitu yakin, Tapi aku sudah memeriksanya dan ada sesuatu yang asing di tubuhku, tapi tidak bisa di bilang sangat asing tuan, sudah dua bulan setengah dan mau tidak mau sudah menjadi bagian dari diriku. Aku harus mengorbankan banyak waktu untuk menjaga kesehatan, meminum banyak vitamin, aku bahkan harus merubah pola hidup, tidak bisa tidur terlalu malam karena itu akan sangat berbahaya bagiku. Karena itu, Aku mohon..."

"Astaga, aku rasa itu sejenis tumor!" Tuan Tatou berseru. Ia memandangi Vanessa sekali lagi lalu menghela nafas berat. "Baiklah Aku terima pengunduran dirimu. Tapi jangan sampai kau membuatku kecewa ketika mendengar kau bekerja di kantor yang lain dengan profesi sama. Aku tidak akan merelakannya, kecuali kalau kau berada di luar negri tentunya."

"Terima kasih!"

"Kalau begitu keluarlah. Mulai saat ini aku tidak mau melihatmu ada di kantor ini sampai satu tahun kedepan."

Vanessa tersenyum. Ia menundukkan tubuhnya sambil mengucapkan terimakasih berulang-ulang sampai akhirnya Vanessa berada di luar ruangan tuan Tatou dan pintu tertutup. Sakit? Vanessa berusaha menahan tawanya sebisa mungkin, Tapi ia sama sekali tidak bisa menyembunyikan ekspresinya.

"Kau kenapa?"

"Aku? Tuan Tatou percaya kalau anak yang aku kandung adalah tumor!" Vanessa akhirnya melepaskan tawanya, tapi hanya sementara karena tawa itu langsung memudar saat menyadari kalau yang bertanya adalah Kent. Ia menutup mulutnya rapat-rapat lalu memukul keningnya dengan telapak tangan karena sudah kelepasan berbicara.

"Anak? Kau..."

"Maaf aku ada janji. Aku pergi dulu!"
Untuk sementara waktu Kent terpaku di tempatnya, tapi sesegera mungkin ia berusaha mengumpulkan semua indranya dan menyusul Vanessa yang sudah masuk ke ruang kerjanya dan keluar lagi dari sana dengan membawa tas kesayangannya. Kent tetap berusaha mengejar Vanessa yang terus menghindar, tapi Vanessa tidak bisa bergerak cepat, dan Akhirnya Kent tau alasannya.

"Kau hamil? Benarkah?" Kent masih berusaha mencari tau, ia terus berusaha untuk mensejajarkan langkahnya dengan Vanessa Gershon yang kelihatannya sedang merasa tidak enak dan salah tingkah.
"Kau tidak menceritakannya padaku? Menunggu waktu yang tepat atau memang tidak akan menceritakannya sama sekali?"

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang