Prologue: a Letter From Anne

3.5K 385 194
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

dedicated to Alice, because she's brilliant and her "Letter From  the Dead" inspire me to write this prologue.

***

Aku tidak tahu surat ini akan ditujukan kepada siapa dan kapan seseorang akan menemukannya. Surat ini ditulis beberapa malam setelah aku menenangkan pikiran karena pengalaman aneh yang kudapat. Setelah menulis surat ini, aku akan menggulung dan memasukkannya ke botol kaca, lalu menguburkannya di kebun belakang rumahku. Berharap seseorang yang menemukannya akan memercayaiku, atau sebaliknya. Jika kalian menemukan surat ini, aku bisa menebak dua hal yang akan kalian lakukan: 1.) Membuangnya karena mengira ini bekas permainan mencari harta karun; 2.) Menyimpannya karena kau percaya dengan semua kisah yang kuceritakan.

Apabila kalian belum mengenalku, biar aku memperkenalkan diri. Aku Anne Tyler, tinggal di London, peneliti, dan penjelajah waktu. Tunggu, penjelajah waktu? Ya, penjelajah waktu, orang yang kembali ke masa depan atau masa lalu, dan mencampur adukkan susunan waktu. Aku tak bercanda. Begini awal mulanya.

Suatu hari, seorang pria tua jenius yang kutemui di restoran (ngomong-ngomong mulutnya bau bawang hingga aku mual) berkata padaku bahwa mesin waktu tak nyata dan dan tak mungkin terjadi. Dengan suara seraknya, ia bilang jika kau kembali ke masa lalu, ada kemungkinan kau tak kembali ke waktu yang sama lagi. Bahkan, kau tak pernah kembali lagi. Dia juga bilang, itu akan mengubah seluruh kejadian masa depan, dan hasilnya? Paradoks terjadi. Lagipula, dibutuhkan benda berkecepatan cahaya ataupun wormhole buatan untuk kembali ke masa lalu. Kau tahu, bahkan di tahun 2019 seperti ini para peneliti belum bisa menciptakan wormhole.

Aku percaya padanya.

Suatu hari pula, seorang rekanku dari laboratorium (yang punya kebiasaan menakutkan bagiku, yaitu berternak semut di kamarnya), memberi nasihat kalau "sahabatmu tidak akan menjadi pasangan hidupmu". Ia tak pernah membuktikannya. Tetapi, logika dan teorinya sepertinya masuk akal. Bakal sangat aneh jika kau mengencani sahabatmu sendiri. Kau bakal merasa tidak nyaman, lebih sering berkelahi, atau apapun hal buruk yang kau tak inginkan dalam suatu hubungan. Dan terlebih lagi, kata "sahabat" dan "pacar" sepertinya sangat berbeda jauh.

Sekali lagi, aku percaya padanya.

Hingga seorang pria Skotlandia dengan rambut luar biasanya (yang kadang membuat orang ingin mengacaknya. Serius deh, rambutnya memang luar biasa) dan jas khas bergaris coklatnya, Peter Langster, mengajakku untuk mencoba mesin waktunya. Kau bisa bilang aku gila, tapi sebaiknya kau salahkan Peter karena dia yang memulainya lebih dahulu. Dia sahabat dekatku. Meskipun begitu aku merasa ada sesuatu yang hilang dari hubungan kami, seolah kami berdua seperti... orang asing. Miris jika kau bersahabat dengan seseorang tanpa memahami masa lalunya ataupun pikirannya. Aku tak terlalu tahu apa yang terjadi padanya di masa lalu, dan lebih parahnya lagi, seluruh perasaannya.

Kali ini, aku tak percaya padanya.

Bodohnya, karena aku tak percaya dengannya, aku justru setuju dengan rencananya soal mesin waktu. Hingga ia memutar balik waktu dan membuat kami mengalami suatu pengalaman yang mungkin tak pernah terulang lagi: Kami terjebak di masa lalu, tahun 1999, dan mesin waktu kami rusak. Yang lebih parah lagi, kami berubah menjadi anak remaja.

Oke, cukup spoiler di atas. Aku enggak ingin banyak omong, kalau tidak mungkin aku sudah dihajar karena terlalu banyak membocorkan isi ceritanya.

Sebelum aku mulai bercerita, aku akan memperingatkan kalian. Tess, Tom, Cassie, Ben, Lindsey, atau siapapun kau yang membaca surat ini. Mungkin kalian sudah menganggapku gila karena ini. Mengira bahwa ini hanya omong kosong belaka ataupun khayalan luar biasaku yang kurang dihargai. Itu terserah kalian untuk memercayainya. Biar kuberitahu, semua yang kuceritakan ini nyata.

Apa yang Peter lakukan sudah mengubah hidupku selamanya.

- L. Tyler

***

Yep, here we go, fellas, a prologue. Dan, ini gara-gara ngestuck sama The Runaways dan (Coming Soon) Aksel Memo (Maaf bagi kalian yang nunggu dua cerita itu, salahkan writer block buat ini). Jadi lahirlah cerita ini wkwk.

Bagi yang nggak paham wormhole itu apa, secara sederhana itu "terowongan ruang dan waktu". Googling aja kalau masih penasaran c:

Btw trims sudah baca! Aku sudah seneng dengan respon kalian di Foreword HAHAHA *big hugs*  Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya, karena ini cerita pertamaku yang "mostly romance" (meskipun ada bumbu sci-fi-nya :p)  

QOTD: Pergi ke masa depan atau masa lalu?

Peter and AnneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang