(1) His Name... Langit

32.3K 1.7K 331
                                    

Ify mengurangi kecepatan motornya ketika mendengar ringtone ponselnya memecah keramaian jalan sore ini, lalu menepikan motornya tepat di bawah pohon mangga yang buahnya masih kecil-kecil, dengan cepat Ify buka resleting tas ranselnya dan mendapati nama DARURAT tertera di layar.

"Halo?" tanya Ify langsung tanpa menunggu jawaban orang di ujung sambungan.

"Di mana kamu?"

"Di jalan, ada yang perlu donor?" Ify melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Iya. Kapan terakhir kamu donor darah?"

"Tiga bulan lalu, sih. Di mana lokasinya?"

"Kamu yakin tiga bulan lalu?" tanya wanita di seberang sana sangsi.

"Hakulyakin." Wanita itu terdengar bergumam. "Langsung SMS aja di mana rumah sakitnya, aku kebetulan lagi di daerah Pancoran nih."

"Ok, hati-hati, ya! Jangan sampai sumber darah butuh donor juga," guyonnya.

"InshaAllah." Ify pun kembali melajukan motornya setelah membaca pesan singkat dari Karin, penjaga IGD Maya di Twitter yang Ify kenal. Sepanjang jalan, Ify mengenang bagaimana dia dan Karin bisa saling mengenal. Saat itu, ketika Ify duduk di bangku kuliah semester dua, Ify melakukan donor darah untuk pertama kalinya dan berhasil membuat petugas PMI dan sukarelawan melirik ke arahnya ingin tahu. Golongan darah AB negatif yang terbilang langka itu mengalir di dalam tubuhnya yang terlihat biasa saja.

Memang, saat sekolah dulu banyak yang berpikir bahwa AB negatif hanya mungkin dimiliki oleh orang keturunan Barat. Tapi, melihat Ify yang dibesarkan di keluarga Indonesia tulen membuat banyak orang berusaha mencari tahu, mengapa bisa Ify memiliki darah itu? Hingga akhirnya, Ify membungkam mulut-mulut ingin tahu itu dengan menjadi donor panggilan dengan mendaftar pada IGD Maya di Twitter dan berhubungan baik dengan Karin, salah satu adminnya.

Sampai sekarang, belum ada orang yang tahu, mengapa darah langka itu bisa ada di tubuh Ify yang biasa saja. Hanya Ify, orang tua dan Penciptanyalah yang tahu.

***

Ify berlari kecil menuju meja administrasi rumah sakit, ketika menemukan Karin tengah berdiri tak jauh dari sana, Ify tersenyum.

Melihat Ify yang menghampirinya dengan wajah agak pucat membuat Karin menegakkan tubuhnya yang sejak tadi bersandar cemas di dinding. Dia pun mendekati Ify dan menyentuh pipi gadis itu.

"Kamu sehat, kan?" tanya Karin khawatir.

Ify tersenyum kuda. "Belum makan," akunya. "Tapi, masih sanggup donor satu kantung kok."

"Ish," gumam Karin sebal, "nih..." Karin menyodorkan sebuah susu kotak kecil dari slingbagnya. "Kayaknya perlu lebih dari satu kantung, cewek itu melahirkan."

Ify mengernyit. "Cuma aku yang bisa dikontak?" bisiknya pada Karin.

"Yang lain on the way," kata Karin berusaha meyakinkan.

Perkumpulan pemilik darah ini memang sangat membantu, karena orang-orang langka seperti mereka memang harus bersatu agar bisa lebih lama bertahan hidup.

"Oh, ya, wali dari cewek yang mau kamu donorkan sebentar lagi, namanya Langit."

Langit?

***

Kepala Ify terasa berputar hebat ketika dirinya turun dari ranjang seusai mendonorkan darah, satu kotak susu ukuran kecil tidak banyak membantu. Tapi, setidaknya bisa mencegah Ify pingsan dan menjadikannya tontonan orang-orang.

Marry Me If You Dare - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang