3 : Helena

1K 87 41
                                    

Haloo haloo maafken author ya gak updet berapa hari. Ini aja molor gegara wattpad error. Hahaha sebenernya mau updet berhubung kuota abis dan wattpad lagi nggondik jadinya ketunda wkwkwk. Ini part panjanggggggg banget, jangan sampe bosen yakk bacanya. Cerita ini absurd dan gk sempurna banget, jangan berharap bagus ntar baper karena imajinasi author yang kadang kadang suka luntur😂😂

Buat yang kepo sama pemeran cewe lain. Ini disini dia muncul. Cuantikkkk, bikin author envi. Iyelahhh namanya juga artis-_- hehehe udah segitu aja permintaan maaf nya, bubayyy....
Happy reading gals

***
Somewhere, Ancienr Greece, 465 BC

Caesarion mengusap wajahnya yang berlumuran darah hitam milik Chimera kemudian beringsut mendekati maklhuk dihadapannya. Hydra itu mengeluarkan bunyi mirip auman namun lebih keras dan menakutkan tapi hal tersebut tak sedikitpun membuat Caesarion mundur, "Tuanku kau berhasil melakukannya. Sudah kami katakan bahwa kami tidak akan pernah salah mengenali pencipta kami"

Persetan dengan apa kata maklhuk tersebut. Caesarion tidak peduli yang terpenting adalah menemukan jalan kembali pulang atau minimal keluar dari pulau terkutuk ini. Sejak ia terbangun di rumah pondok penjara itu Caesarion merasakan sesuatu yang aneh melingkupi seisi pulau. Seolah-olah oksigen yang ada di dalamnya adalah hasil pengaruh sihir. Memang tidak kasat mata namun ia bisa merasakan energi yang menahan sesuatu disana. Ia tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi disini hingga membuat dirinya terbuang ke masa lampau lagi pemuda itu hanya berharap Bethreyya berada disini bersamanya dan menjelaskan apa yang terjadi, "Bisakah kau membantuku keluar dari sini?" Pemuda itu berjalan mendekat ke depan maklhuk tersebut, "Aku merasakan pulau ini penuh dengan kekuatan tak kasat mata"

Maklhuk itu mengangguk membenarkan ucapan Caesarion, "Benar tuanku. Memang tempat ini didesain sebagi tempat pengasingan bagimu. Pulau ini memiliki sihir yang kuat untuk menahan manusia biasa agar tidak dapat keluar tapi itu semua tidak berlaku padamu" jelasnya,

Caesarion mengerutkan kening. Apa itu tadi, berarti secara tidak langsung maklhuk tersebut mengatakan bahwa ia adalah bukan manusia biasa lantas apa? Manusia setengah dewa? Caesarion terkekeh pelan mendengar penuturan sang Hydra, lucu sekali peliharaan si brengsek Leonidas ini, "Baiklah terserah apa katamu tapi kau bisa membantuku kan?" Tanya pemuda itu memastikan,

Hydra tersebut mengangguk. Ia menegakkan kelima kepalanya lagi, mengepak-epakkan sayap nya yang besar dan lebar tersebut disekitar mereka sehingga terbentuk angin puting beliung kecil sebelum ia melingkupi sekitar tubuh Caesarion dengan sayap nya. Pemuda itu kebingungan, merasa agak ragu apakah Hydra tersebut benar-benar menolongnya atau cuma alibi untuk mengelabui Caesarion supaya lebih mudah dijadikan santapan, "A-appa yang kau lakukan?" Tanya pemuda itu kebingungan,

Hydra itu tidak menjawab alih-alih mengaum lebih keras daripada biasanya. Suara auman maklhuk tersebut berdengung disekitar pulau itu menimbulkan sesuatu kabut tipis berkilauan yang melingkupi pulau tersebut tiba-tiba memisah secara perlahan. Caesarion menatapnya takjub tak bisa berkata apa-apa kemudian setelah itu, ke lima pasang mata milik maklhuk tersebut menatapnya tajam, netra keemasan maklhuk tersebut perlahan berubah memerah serupa batu ruby dan dalam sepersekian detik berikutnya ia menyemburkan api berwarna hijau keunguan yang melingkupi tubuh Caesarion. Pemuda itu belum sempat berteriak karena sang Hydra langaung memuntahkan api tersebut dihadapannya tapi kemudian ia sadar. Api itu tidak membakar tubuhnya tidak pula menimbulkan sensasi panas seperti biasanya. Walaupun warna api tersebut ungu kehijauan. Caesarion menatap sekilingnya, ia tidak bisa melihat dengan jelas dalam lingkup api tersebut. Semuanya berjalan dengan cepat dan mengabur seperti kaset yang dipercepat.

THE LEONIDAS [Book Two] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt