[18] Anggrek [Revisi 2]

222 12 2
                                    

"Anjirrr cape gue sumpah, berapa jam sih gue tidur? Eh? Tumben gue gak bangun tadi buat makan," gumam Aimee menyingkap selimut yang menyelimuti tubuh nya, lalu mengucek-ucek mata nya yang masih lengket.

Dia baru sadar jika tadi malam ia tidak terbangun karena kebiasaan nya itu.

Aimee bangkit lalu menemukan Ferral yang tidur di sofa single dengan selimut yang masih menyelimuti tubuh nya. Aimee merasa aneh, dimana sebenarnya dia tidur semalam? Lalu kenapa ada Ferral yang tidur di atas sofa di dalam kamar yang sama dengan nya?

Aimee langsung mengedarkan pandangan nya ke keseluruhan kamar yang tengah ia tempati, mengecek dimana dia sebenarnya tidur.

"WUAAA ANJIRRRR ANJIRRR ANJINGG GUE TIDUR DI KAMAR NYA FERRAL? IT'S IMPOSSIBLE! TAPI GUE SENENG SIH," teriak Aimee lalu bangun dari atas kasur, dan melipat selimut yang tadi ia gunakan kemudian berjalan mendekati Ferral.

Aimee tersenyum menatap Ferral yang masih tidur. Dia menyelimuti tubuh Ferral kembali lalu melirik jam yang menggantung di kamar Ferral sudah menunjukkan pukul 5 pagi.

Lah gue ketiduran di sini ya? Terus bokap nyokap gue tahu gak gue nginep di sini? Balik ke kamar deh, eh kunci balkon kan gak gue bawa, kampret emang, batin Aimee menggerutu kesal dalam hati.

Aimee memilih keluar dari kamar Ferral ingin meminjam mukena Wina—ibu nya Ferral—untuk melaksanakan sholat subuh.

Aimee menutup pintu kamar Ferral dengan pelan seraya menutup mulut nya karena menguap masih mengantuk.

Dia berjalan menuju anak tangga yang berada di pertengahan kamar Ferral dengan kamar Kevin. Di saat dia ingin menuruni anak tangga seseorang menepuk pundak nya pelan. Dia langsung terlunjak kaget, lantas membalikkan tubuh nya ke belakang, dan ya tubuh nya terpeleset, tapi untung seseorang yang menepuk pundak nya itu menolong nya.

"Hati-hati Mee, sorry gue ngagetin lo, gak niat kok gue. Sumpah!" seru Kevin antusias.

Aimee menelan saliva nya susah payah. "G—gak pa-pa kok. Gak pa-pa. Iya gak pa-pa Bang Kev!" sahut Aimee dengan terbata-bat ntah karena apa.

Kevin geleng-geleng kepala melihat reaksi yang Aimee berikan. "Kenapa? Blushing lo? Suka lo ya sama gue?" goda Kevin sambil mencolek dagu Aimee lalu tersenyum cengengesan.

Aimee langsung terbelalak kaget. "Bang Kev! Apaan sih!" ketus Aimee dengan pipi yang sudah bersemu merah.

"Masih subuh udah mesuman lo berdua! Udah sholat subuh lo berdua?" ketus seseorang dari belakang dengan dingin lalu ia menutup pintu kamar nya.

Aimee, dan Kevin langsung gelagapan sendiri. Aimee berdiri, nyaris salah tingkah, demi menghilangkan salah tingkah nya itu, dia pura-pura menyelipkan rambut nya ke belakang.

Kevin tersenyum sumringah menoleh menatap Ferral berdiri bersandar pada pintu kamar nya. "Bisa cemburu juga lo ya? Gue kira bisa nya cuma gantungin anak orang doang!" balas Kevin sinis.

Aimee hanya dapat menundukkan kepala nya.

"Hah? Cemburu? Gila apa? Buat mikirin dia aja mules perut gue langsung!" seru Ferral tanpa melirik Aimee, melirik ke arah lain, dan berkata dengan dingin, terasa begitu menusuk hingga ke batin Aimee.

Tanpa Aimee sadari ia sudah meremas piyama bagian bawah, saking kesal nya mendengar perkataan menyakitkan yang Ferral lontarkan untuk dirinya.

Kevin yang mendengar itu langsung mengepalkan tangan nya hingga buku-buku tangan nya memutih seketika. "Lo bilang apa barusan?" tanya Kevin pada Ferral, meminta Ferral untuk mengulangi apa yang ia katakan tadi.

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang