Sesampainya dirumah ali, prilly sedikit kaget melihat rumah ali. Hanya rumah sederhana, tak bertingkat dan tak sebesar rumahnya. diterasnya hanya ada 2 kursi dan 1 meja dengan lampu kuning redup yg menyinari. halaman ali yg cukup luas, dan agak gelap memang, membuat suasananya agak remang.
"masih mau disini?" tanya ali pada prilly yg masih terdiam di tempat duduknya
"oh.. tidak" ucap prilly kemudian mereka pun turun dari mobil dan masuk kedalam rumah ali.
Benar saja, rumah ini memang rumah sederhana namun sangat tertata rapi dan wangi lemon dan vanili yg ada diatas setiap meja rumah ini membuat prilly merasa sangat nyaman ada disini
"ibu.. ada tamu" ucap ali memanggil ibu nya
"kai.." panggil ali namun aneh, tak ada jawaban dari kedua wanita cantiknya itu
"mungkin mereka sedang tak dirumah" ucap prilly
"mungkin, duduk dulu, aku akan membuatkan minum untukmu"
Prilly mengangguk kemudian duduk di ruang tamu ali. prilly memandangi ruang tamu ali, dindingnya berisi beberapa bingkai foto ali, kakak dan ibunya. prilly tersenyum, ali kecil memang lucu dan menggemaskan.
"silahkan diminum" ucap ali sembari menghidangkan 2 teh dihadapan prilly
"terima kasih bar"
"keluarkan bahan ekonomi yg akan menjadi quiz mu besok"
Prilly mengangguk kemudian menyerahkan buku ekonomi nya pada ali. ali membaca sejenak isi buku itu kemudian mengangguk paham.
"baiklah akan aku jelaskan padamu, mendekatlah"
Prilly mendekat pada ali, mereka duduk di soffa panjang. ali dengan telaten menjelaskan rumus rumus dan penyelesaian dari soal ekonomi itu pada prilly. prilly mengerti, tapi ada sisi lain dari dirinya yg merasa kagum pada ali, lelaki ini bahkan sangat pintar baginya, ali bisa menjelaskan materi itu dengan gampangnya.
Sesekali saat pandangan mereka lagi lagi bertemu, jantung keduanya bergetar hebat, tapi mereka selalu bisa mengatasi suasana kikuk itu.
"bar, kau hebat, apa kau seorang dosen?"
"tidak, dulu aku pernah kuliah jurusan ekonomi tapi terhenti di semester 4"
"loh? kenapa? kau sangat pintar? apa ada nilaimu yg dibawah standar?"
"hahahaa bukan, ini soal administrasi"
"ahh kenapa tidak mengajukan beasiswa bar?"
"tidak, menurutku pendidikan bisa ku kejar nanti, aku hanya ingin membantu ibu, takut dia kelelahan"
"selamat malam" sapaan itu berhasil membuat ali dan prilly menoleh kearah pintu masuk
"ibu, kai, darimana saja?" tanya ali
"aku hanya berkunjung ke tetangga dengan ibu, siapa ini?" tanya kaia saat melihat seorang gadis cantik dan modis disebelah ali
"kak, aku prilly" ucap prilly bersalaman pada kaia
"aku kaia, senang bertemu denganmu cantik"
"aku juga kak"
"ibu, aku prilly" ucapnya lagi pada ibu Mad lalu mencium punggung tangan ibu Mad
"aku Mad, kau cantik sekali sayang?"
"ibu berlebihan, aku biasa saja ibu" jawabnya tersenyum malu
"sudah makan malam?"
"belum bu, ibu memasak sesuatu?" tanya ali
"baru saja ibu membeli sayuran, ibu akan memasaknya sebentar, kita bisa makan malam bersama"

YOU ARE READING
Coffee Love Story (re-publish)
FanfictionBerawal dari pesanan coffee, dessert dan pembeli cantik yg selalu datang di jam yg sama setiap hari nya. Gadis meja nomer 15. Semua berawal dari kopi. Menyadari bahwa dia adalah lelaki yg berhasil menguasai hatiku. "Aku ingin menjadi biji kopi, yg k...