Coffee-13

11.1K 1.2K 15
                                    

Prilly POV

Sudah seminggu ibu mad dirawat dirumah sakit dan kondisinya semakin menurun. sudah 4 hari pula tempat nongkrong ku berubah menjadi dirumah sakit. aku terlalu khawatir dengan kondisi ibu mad dan ali.

Lelaki itu terlihat lebih sering murung dan terkadang air matanya bisa menetes sendiri. ali jarang makan, makan pun hanya beberapa suap dibantu oleh ku, setelah itu ali lebih memilih diam. ali kacau, aku merasa seperti ali kehilangan sebagian jiwanya saat mendengar kondisi ibu mad yg menurun terus.

Aku pun hanya bisa memberi semangat lewat kedatangan ku setiap hari, lewat candaan, lewat cerita sehari hari ku walaupun aku tau ali tak mendengar sepenuhnya soal cerita ku, aku tetap melanjutkan itu.

Kaia POV

Aku juga semakin prihatin atas keadaan adik ku. ali memang sangat manja pada ibu mad sejak kecil. aku sendiri pun sedih soal kondisi ibu, tapi bisa apa? semua ditentukan Tuhan. kalau ibu memang harus pergi, aku siap tapi entah dengan ali.

Aku selalu berbisik pada ibu "bu, jika lelah, sudahi. aku tau ibu kuat tapi tak selamanya. aku janji akan menjaga ali. aku tak mau ibu menahan sakit terlalu lama" dan setelah itu aku merasa beberapa oksigen di tubuh ku ikut menguap.

Ali POV

Aku sendiri sudah 3 hari terakhir tak bertemu dengan ibu, aku memilih menjaga ibu dari luar dan hanya mengirim doa sambil menatapnya lewat jendela. aku takut jika aku berbisik pada ibu dan mengucap kata menyerah, hal buruk yg tak ku inginkan akan terjadi.

Aku merasa kasihan pada kaia yg terlalu lelah bekerja selama seminggu ini untuk mencari biaya rumah sakit ibu. untungnya ada prilly dan paman gros yg membantu kami urusan makanan.

Ah, prilly. gadis itu selalu hadir, setiap hari disini, disampingku. entah untuk memaksaku makan, menceritakan hari nya, melempar candaan padaku, walaupun aku tak sepenuhnya mendengar itu, prilly tetap bercerita panjang lebar.

Tuhan, baik sekali gadis ini. aku beruntung dia selalu ada di dekatku. malaikat kecil yg menjadi bahu ku. harusnya aku yg menjadi bahunya, tapi kenapa keadaan berbalik?

Author POV

"li, ayo temui ibu" ucap kaia pada adik nya

Ali hanya menggeleng

"sudah 3 hari kau tak menemuinya, ibu merindukanmu"

"tidak kai, kalau kau mau, kau saja yg menemui ibu"

"aku selalu hadir setiap hari dan berbicara padanya, tapi tak ada satu pun perubahan yg terjadi. li, aku hanya minta ikhlaskan ibu. aku kasihan pada ibu jika ibu harus bertahan lebih lama. ibu memang kuat, tapi tak selamanya ibu akan sekuat itu. dia membutuhkan keputusanmu. aku sudah mengikhlaskan ibu, sekarang, semua terserah pada mu"

"tidak! aku tidak akan membiarkan ibu menyerah! ibu hanya lelah, dia butuh istirahat sebentar! besok pun ibu akan sadar. aku tau ibu tidak akan meninggalkan ku! sekali lagi, jangan paksa aku untuk membuat ibu menyerah!"

Kaia menghela nafasnya dan berlalu dari hadapan ali. prilly mengerti perasaan kaia, ia lalu bangkit dan menyusul kaia yg berjalan kearah taman.

Kaia terduduk lalu menenggelamkan wajahnya dibalik kedua telapak tangannya. prilly tau kaia sedang menangis

"kak" lirih prilly sambil menghusap punggung kaia

"maaf kalau aku egois, aku hanya tak ingin melihat ibu semakin lelah bertahan. aku sayang ibu, sayang ali juga. tapi keadaan memaksa aku untuk ikhlas. aku pun tak ingin menyerah, prilly. aku sedih melihat ibu dan ali. aku kecewa karna tak bisa sekuat mereka berdua" ucap kaia disela isakannya

Coffee Love Story (re-publish)Where stories live. Discover now