Part 7 : Blues and Clues II

77.3K 10K 1.1K
                                    

♥♡♥

Hari itu HyoRim benar-benar menghindari Hansung. Bukan karena malu dengan kejadian tadi malam. Tapi karena dirinya tidak dapat menahan air mata yang akan mengalir bila ia melihat lelaki itu.

Terlebih lagi hari ini.

HyoRim menghampiri Jungkook yang sedang duduk sambil membaca koran di salah satu meja. Perempuan itu memasang senyumnya.

Senyum kesedihan.

"Jungkook, hari ini jadi, kan?" HyoRim berbisik. Tapi bisikannya itu cukup keras hingga Hansung dapat mendengarnya.

"Tentu saja. Aku sudah menelepon Jimin, Yoongi dan Hoseok. Sebentar lagi mereka kesini menjemput kita. Cepat ganti bajumu." Jawab Jungkook tanpa menoleh. HyoRim hanya dapat mengangguk mengerti. Lalu ia menepuk-nepuk pundak Jungkook sebelum ia melangkah menuju ruang karyawan.

HyoRim merogoh ke dalam tasnya. Jemarinya meraih sesuatu yang lembut dan mengeluarkannya.

Gaun hitam.

Ia mencengkeram gaun itu kuat-kuat. Ia hanya memakainya satu tahun sekali sejak 4 tahun yang lalu. Hanya melihat gaun itu saja bisa membuat dirinya menangis meraung-raung. Apalagi...

"Menangis lagi?"

HyoRim tersentak. Ia langsung memutar kepalanya ke belakang. Tanpa disadari setitik air mata sudah lolos mengalir menuju dagunya. Di belakangnya, sudah berdiri Seok Hansung.

Dengan tangan kirinya HyoRim menyembunyikan gaun hitam itu di belakang punggungnya dan menggunakan tangannya yang lain untuk menghapus air mata yang tak diundangnya.

Ia mengulum senyum paksa. Tetapi, Hansung tidak balas tersenyum dan malah menatap gadis itu khawatir.

"Apa yang ada di pikiranmu?" Tanya Hansung.

Bukan. Bukan itu pertanyaan yang ingin dilontarkannya. Sebenarnya Hansung ingin bertanya maksud perkataan HyoRim tadi malam. Tapi pertanyaan itu ia urungkan karena pasti gadis itu akan menangis lagi. Jujur, ia benci melihatnya.

HyoRim menggeleng. "Tidak ada," jawabnya. Masih dengan senyum, tapi hidungnya terdengar mampet.

Perlahan, Hansung memangkas jarak antara mereka berdua dan memberi HyoRim pelukan hangat.

"Apapun itu, jangan menangis."

Mata HyoRim memerah. Kelenjar air matanya langsung bekerja lebih keras dari biasanya. Air mata mulai turun. Kenangan-kenangan indah melintasi benaknya dan membuatnya terisak.

Andai saja Hansung memang benar orang itu.

Tiba-tiba saja pelukan itu lepas.

"Apa yang kalian lakukan?"

Jeon Jungkook. Matanya berkilat penuh amarah. Ia menatap tajam Hansung dan HyoRim bergantian. Tangan kanannya mencengkeram kerah seragam karyawan milik Hansung dan punggung lelaki itu menempel dengan dinding. Kalau ingatan HyoRim benar, tadi sempat ada bunyi benturan yang cukup keras. Mata HyoRim membelalak kaget.

"Ju-Jungkook?!"

Jungkook menatap Hansung tajam. Genggaman pada kerah baju Hansung tidak juga melonggar.

"Kau," geramnya. "Kita bicara nanti."

Dengan kasar, Jungkook menarik pergelangan tangan HyoRim dan menyeretnya keluar dari ruang karyawan.

"Jungkook! Sakit! Apa yang kau lakukan?!" HyoRim terus meronta. Tapi hasilnya nihil karena Jungkook 10 kali lebih kuat darinya.

HyoRim dibawa ke dalam ruangan milik Jungkook. Disana, ia dipojokkan ke dinding. Jungkook, yang selalu tersenyum dan kerap menjahilinya, sekarang sedang menatap HyoRim tajam dan tampak marah.

[kth] Hold Me Tight ✔Where stories live. Discover now