Selamat Siang.
Sebenarnya saya sudah kehabisan kata-kata untuk mengawali cerita ini (Readers: Alah, lebay amat lu *dilemparin bom molotov*)
Baiklah, kita lanjut saja :v
HAPPY READING :D
Ardhika's PoV
Kami semua terkejut. Bukan karena zombie, tapi karena terdapat banyak orang yang berlarian entah kemana (?).
"Eh, kenapa banyak orang disini?" tanya Fajar penasaran.
"Sepertinya orang-orang itu sudah mencapai batasnya dan malah memancing maut untuk dirinya sendiri" jawab DF.
"Maksudnya?" tanyaku. Enggar sudah kembali dari atas.
"Beberapa orang memilih bertahan dirumah sendiri, tapi dengan persediaan makanan dan air yang terbatas, mustahil mereka bisa bertahan lebih dari seminggu" jelas DF "Yah kecuali kalau mereka sudah siap-siap" lanjutnya. Karena banyak mobil dijalan yang dibiarkan saja, jadi bus agak kesulitan melewati ini.
"Berhenti!" peringat Nuansha saat bus hampir menabrak seorang pria dewasa. Pria yang hampir ditabrak itu malah marah-marah gak jelas, tanpa disadari ada zombie yang siap menerkam dari belakang.
"Awas!" seru Nuansha dan aku bersamaan, tapi terlambat. Zombie itu sudah menggigit bahu kiri pria itu sampai darah dan dahing bertebaran dimana-mana. DF hanya diam sambil tiba-tiba menabrak pria dan zombie itu.
"DF! Apa yang kau lakukan!?" tanya Nuansha marah.
"Mau dibagaimanapun juga pria itu tidak bisa diselamatkan" ujar DF tenang. Bus terus melaju, menabrak apa saja yang menghalanginya.
"Mungkin dibelokan kanan di sana tidak seramai disini" terka Raihan. Tapi dugaannya salah. Disana malah sedang macet parah.
"Bagaimana ini?" tanya Galih.
"Lewat jalan lain" ujar DF.
PRANG!
Tiba-tiba kaca bus pecah. Semua orang kaget. Tak ada orang yang duduk didekat jendela itu, tapi Fitria mengalami luka kecil. Choki dengan sigap langsung mengobati Fitria. Enggar dan Febri mendekati jendela dan melongok keluar.
"Hey, siapa itu!!?" seru Enggar. Tiba-tiba sebuah batu melesat menuju Enggar. Febri yang menyadari itu menarik tubuh Enggar tapi tetap saja pelipis kanan Enggar terkena.
"Woi!? Siapa itu!? Sakit pe'a!!" seru Enggar kesal. Tapi sekilas ada bayangan orang, sepertinya orang itu pelakunya.
"Kak, aku takut" lirih Rika kepada Nuansha.
"Nggak apa apa kok" ujar Nuansha.
"Kenapa dia melakukan ini?" tanyaku.
"Mereka panik"
"Eh!?"
Semua mengarahkan pandangan ke Fitria.
"Keadaan seperti ini membuat orang-orang panik dan tidak bisa berpikir lagi dengan jernih. Dan akhirnya mendorong mereka melakukan tindakan kriminal dan perbuatan yang lain" jelas Fitria.
"Kemungkinan disini akan ada kerusuhan besar, kita harus cepat pergi dari sini" ujar Fitria.
"Ya kau benar juga pirang" ujar DF, sedangkan Fitria yang mendengarnya menjadi kesal dan siap menembakkan MP5-nya. Untung saja Najwa dan Diaz berhasil menahannya, sedangkan Anggi hanya bertepuk tangan (anak ini nggak normal).

YOU ARE READING
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse 2: Back to Home
Science Fiction#64 in Science Fiction (on 30-03-2018) #43 in Science Fiction (on 31-03-2018) #36 in Science Fiction (on 02-04-2018) #35 in Science Fiction (on 04-04-2018) [Lanjutan dari JSZA] [Perhatian! Disarankan baca seri sebelumnya] Ardhika dkk terkejut mendap...