Part 33

7.3K 478 4
                                    

Menjelang chapter terakhir hehehe.. Terima kasih para readers yg masih sabar menunggu update ceritanya! Part ini didedikasikan untuk Septfifo dan readers lain tentunya ^^
Selamat membaca! Syududududu~

Seorang pria sedang duduk di sebuah taman kota, ia tengah menanti sang pujaan hatinya.

Dengan mengenakan longcoat, topi, dan kaca mata hitam, ia duduk dibangku, seolah2 tengah membaca koran, padahal itu hanyalah sebuah penyamaran.

Pria itu adalah Aiden, dan tentu saja seseorang yg ia tunggu seseorang yg ia cintai, Ruby.

Setiap sabtu sore, merupakan jadwal rutin Ruby berjalan2 di taman, dan melepas penat sesaat di tempat ini. Ruby akan singgah sebentar di penjual es krim, duduk dibangku sambil membagikan remah roti kepada burung2, ataupun sekedar membaca buku.

"Aiden... Boleh aku bergabung denganmu?"

Seketika Aiden menoleh ke atas, tampak seorang gadis berambut pirang yg tersenyum amat manis dihadapannya, dengan sorot mata yg penuh pengharapan.

Aiden hanya memberi senyum kecil  "Tentu Serena". Sesungguhnya Aiden merasa terganggu dengan keberadaan Serena. 

Gadis itu selalu mengikutinya dan memberi perhatian berlebih terhadapnya selama 2 tahun terakhir ini. Mulai dari memaksa ikut menemani Aiden saat sedang menjalani pengobatan mentalnya, membuatkan bekal untuk dikantor, hingga hal2 kecil lainnya yg ia lakukan untuk menarik perhatian Aiden.

Aiden sebetulnya ingin Serena berhenti melakukan hal2 tersebut, namun ia tidak memiliki cukup alasan, mengingat setiap tindakan yg Serena lakukan adalah demi kebaikannya.

Seharusnya Ruby lah yg berada disisinya, bukan Serena...

"Kau sedang bersantai disini Aiden?"

"Ya, begitulah"

"Kau sering sekali berada di sini, apa ini merupakan taman favoritmu?"

"Hmm.. Ya, dan ini merupakan taman favorit Ruby" mau tak mau Aiden selalu tersenyum bila mengingat Ruby nya, ia terus mengedarkan pandangannya, mencari2 pujaan hatinya, tanpa menyadari gejolak kesedihan bercampur emosi yg dipancarkan oleh gadis disampingnya.

"Apa kau tidak merasa lelah menunggu perempuan yg meninggalkanmu Aiden"

Aiden yg sedang sibuk mengedarkan pandangannya, langsung menaruh atensi terhadap Serena. Alisnya berkerut dan rahangnya sedikit mengeras.

"Apa maksud dr perkataanmu Serena? Apa kau menyalahkan Ruby?"

Aiden berdesis tidak suka saat perkataan Serena yg seolah2 menyalahkan Ruby.

"Jika ia sungguh2 mencintaimu Aiden, harusnya ia telah memaafkanmu, sudah 4 tahun berlalu Aiden, seharusnya dia berhenti menyiksamu.." Bibir Serena bergetar menahan tangis dan emosi, matanya yg sendu menatap Aiden penuh permohonan.

Sedangkan Aiden yg ditatap, hanya memandangnya dgn ekspresi datar.

"Masih ada gadis yg sangat peduli padamu Aiden, dan sangat mencintaimu, masih ada aku disini Aiden" Serena menggenggam erat telapak tangan Aiden, ia terus mengukir senyuman pedih.

"Lagipula.. Bukankah Ruby bahagia tanpa kehadiranmu?"

Aiden hendak membalas perkataan Serena, hingga sebuah suara menghentikannya.

"Tau apa kau tentang kebahagiaanku hah?"

Suara itu.. Suara yg sangat ia rindukan, suara yg dulunya selalu membisikkan kata2 cinta padanya.

Serena pun tidak kalah terkejutnya, ia menoleh dan melihat seorang perempuan berambut merah itu menatapnya dengan pandangan menusuk dan penuh permusuhan.

"Bisakah kau menjauh dari pria ku hmm? Apa kau semenyedihkan ini sampai2 mengemis cinta padanya?"

Perkataan itu sungguh tajam dengan nada sinis yg begitu kentara. Sikap Ruby yg seolah menantangnya membuat Serena kesal.

"Setidaknya aku selalu berada di sisinya, di saat tersulitnya" Serena menampilkan senyum penuh kemenangan.

Ruby tampak mendengus dan memandangnya sambil menyeringai.

"Tapi sedari tadi kuperhatikan, Aiden tampak tidak menginginkan kehadiranmu"

Senyuman diwajah Serena luntur seketika. Perempuan yg ada dihadapannya benar2 menguji kesabarannya. Ia ingin sekali membalasnya

Tiba2 Aiden berdiri dari tempat duduknya, sedari tadi pria itu terus menatap Ruby dgn pandangan tak percaya, bahwa perempuan yg ia cintai muncul dihadapannya secara langsung.

"Ruby... Itu benar2 kau.. Kupikir sejak tadi aku berhalusinasi sayang.."

Aiden pun langsung merengkuh Ruby ke dalam pelukannya, begitu erat seolah2 bila ia lepaskan Ruby akan segera menghilang, memastikan bahwa sosok di depannya nyata bukan halusinasi semata.

"Ruby... Ruby.. Aku sangat merindukanmu... Aku mencintaimu sayang, sangat! Kumohon jgn acuhkan aku lagi.. Kumohon sayang aku rela lakukan apa saja untukmu"

Ruby merasakan tetesan air mata dibahunya, Aidennya menangis! Perempuan itu terdiam sambil mengucurkan air mata, tidak menjawab perkataan Aiden namun membalas pelukannya dgn hangat, dan mengusap punggung pemuda itu dgn lembut.

Aiden pun mengangkat wajahnya supaya dapat melihat langsung wajah perempuan yg ia cintai. Lalu ia hapus air mata Ruby dan mengecup dahinya.

Ruby pun balas mengusap pipi Aiden yg basah oleh air mata, dan tersenyum begitu lembut hingga Aiden benar2 terpukau melihatnya. Kata2 yg selanjutnya Ruby lontarkan sungguh mengejutkannya.

"Aiden, aku.. Kembali padamu, kembali menjadi kekasih hatimu, selamanya..."

My Red LadyWhere stories live. Discover now