1 - Opening

15.8K 1.4K 174
                                    

Ada delapan orang mengenakan seragam hijau-hijau berdesakan di dalam satu ruangan. Entah apa yang membuat mereka memilih untuk berdiri rapat-rapat padahal ruangan itu cukup luas untuk dipakai koprol orang dewasa sebanyak tujuh kali.

Mata mereka semua terpaku pada pintu ganda berwarna coklat yang ada di hadapan mereka.

Mereka terlihat cemas, gugup, mendadak berkeringat pada kening dan telapak tangan, namun semua menunjukkan raut wajah antusias dan penuh harap yang sama karena mereka belum tahu apa yang akan dihadapi ke depannya nanti.

Pintu ganda itu tiba-tiba terbuka dan masuklah dokter tinggi, putih, dan sebetulnya sangat tampan kalau saja matanya tak memandang mereka satu-persatu dengan pandangan menilai yang sangat tajam dan raut wajah yang terlihat kecewa seakan mereka semua tak dapat memenuhi kualifikasi yang dia inginkan.

Dokter yang mengenakan seragam biru dibalik jubah putih khas dokternya itu memandang ke arah clipboard yang dia pegang. Kemudian mendongak dan berkata.

"Pasang ID kalian dengan benar!"

Perintahnya singkat dengan tone suara normal, namun mampu membuat para pengguna seragam hijau itu merapikan ID mereka, membuatnya terlihat semakin jelas.

Dokter itu menaruh clipboard-nya di laci dekat pintu, tersenyum sekilas yang malah agak menakutkan dan berkata.

"Selamat datang di Hope Medical Center ...."

"Di sini tempat kalian akan belajar dari yang terbaik dalam bidangnya, dengan unlimited akses untuk penelitian, melihat bagaimana metode-metode operasi terbaru dikembangkan dan berharap kalian bisa mengganti seragam hijau-hijau tak menarik itu menjadi biru seperti yang saya kenakan. Tanda kalian sudah menjadi dokter bedah handal."

"Dua dari kalian tak akan bisa bertahan di tahun pertama, tiga dari kalian akan merasa gagal dan pulang sambil menangis pada tahun kedua. Kalian semua akan membunuh pasien, salah diagnosa yang mengakibatkan kematian, atau bersikap sok tahu yang kita semua tahu pasti kalau hal itu akan berujung pada kematian pasien dan tuntutan malpraktek.

Kalian semua bukan Tuhan, walaupun saat ini kalian merasa paling superior di muka bumi setelah mengantungi izin praktek dokter umum dan mendapat tawaran beasiswa... menyingkirkan ribuan kandidat agar bisa belajar di tempat prestige ini untuk mengambil specialist."

Para dokter berseragam hijau terkesiap, menarik napas saat dokter di depannya mengatakan hal tersebut, membuat balon-balon kepercayaan diri mereka mendadak mengempis.

"Kamu... yang rambutnya dikepang, specialist apa yang mau kamu ambil?" tanya dokter itu dengan tegas.

Si wanita yang rambutnya dikepang itu tersentak, namun mencoba menjawab dengan berani sambil menatap wajah sang penanya walaupun suara yang keluar hanya serupa cicitan tikus kecil.

"Spesialis jantung, dok... "

Dokter di depannya mendadak tersenyum, giginya yang putih dan rata terlihat sedikit karena dia hampir tertawa dengan ekspresi mengejek membuat si wanita berkepang menunduk malu.

"Kamu tidak akan bisa jadi spesialis jantung dengan mudah disini," ucapnya tanpa basa-basi membuat si wanita berkepang semakin menunduk.

"Tak seperti kuliah-kuliah kedokteran lain, di rumah sakit ini kami mendapat izin untuk mengadopsi metode luar negeri. Jadi kalian semua akan dirotasi, mencoba berbagai macam bidang spesialis sampai kalian bisa menemukan yang terbaik dari apa yang kalian mampu dan juga sampai kami memberi tahu apa yang sebetulnya kalian bisa lakukan!!

Entah menjadi dokter bedah, atau malah kembali ke daerah kalian dan hanya bisa praktek menjadi dokter umum biasa."

"Jadi saya katakan sekali lagi, selamat datang di Hope Medical Center. Ingatlah kalau ini akan menjadi rumah kalian dalam empat atau lima tahun ke depan. tempat kalian makan, minum, buang air, tidur dan pastinya bekerja keras.

Hiruplah udara di tempat ini dalam-dalam, biasakan bau tajam penuh antiseptik ini memenuhi paru-paru kalian. Inilah udara yang akan mendarah daging sampai ke pembuluh darah kalian yang paling tipis."

"Dalam 10 menit kedepan kalian akan pergi berdesakan di depan papan informasi dekat ruang suster dan melihat dengan dokter apa kalian dipasangkan. Kami akan mengundi kalian and I wonder, whose lucky enough to become my intern."

"Oh... iya, saya lupa memperkenalkan diri dari tadi.

Saya kepala dokter bedah dan kepala bagian bedah dada dan jantung, dokter Ken Hamizan."

---------

Okehh, sesuai request... Neng repost cerita yang sebetulnya belom tamat dari sejak ditulis tahun 2016. 😂😂😂

Tapi, berhubung pada kangen sama Ken Hamizan, ya udahlah, neng repost aja.

Gak janji bakal ditamatin ya....

Luv,
NengUtie








Doctors in Blue Where stories live. Discover now