Part 39

23.8K 1.7K 94
                                    

Maaf. Typo bertebaran...
Happy reading guys :)

*******

" Hiks .. Hiks... Hiks.... "

" Hiks... Hiks.. "

Prilly terus saja menangis.  berjalan dengan linangan air mata yang sangat sulit untuk ia tahan. Sambil menarik pergelangan tangan ali menaiki tangga rumah yang menghubungkan lantai atas dan juga lantai bawah di rumah keluarga ali yang menuju lantai atas di mana kamar ali berada di sana. Sedangkan ali yang di tarik hanya diam. Dia masih belum mau bicara. Ali takut kalo nanti dia bicara itu akan kembali menyakiti prilly. Gadisnya dan sekaligus istrinya.

Ali menghelai nafas lemah. Apa yang harus aku lakukan. Serapuh itukah hatinya. Sesakit itukah hatinya karna ku?. Jawab prilly. Tampar aku. Pukul aku agar aku tau bagaimana rasa sakit itu. Batin ali.

Setelah prilly memeluknya tadi. Prilly dengan seenaknya menarik tangan ali keluar dari ruangan keluarga dia sama sekali tidak memperdulikan suara orang orang yang berada di ruang keluarga untuk jangan pergi membawa ali. Tapi dia sama sekali tidak peduli. Malah prilly yang berteriak marah ketika ayahnya gina kembali menarik pergelangan tangan ali yang baru saja mengikuti prilly berjalan untuk keluar dari ruangan keluarga.

" Stop prilly. Mau kamu bawa kemana ali? Ini belum selesai!!. Dia harus bertanggung jawab. Atas apa yang ia lakukan. Itu anaknya!! " Kata Retno ayah gina berapi api. Mencegah prilly untuk jangan membawa ali pergi dari ruang keluarga. Ruang panas jika itu buat ali dan juga prilly.

Prilly yang medengar bentakan kerasa dari ayah gina tadi Langsung berhenti. Prilly menghapus air matanya pelan. Lalu berbali ke arah belakan di mana ayahnya gina yang sedari tadi berada di belakangnya. Mencoba menahanya dan juga ali untuk jangan pergi.

Prilly kembali menangis memadang ke arah semua orang yang berada di dalam ruang keluarga itu. Dengan sesegukan. prilly mencoba untuk berbicara. " Maaf. Hiks.. Tapi ali it..tu hiks.. suaminya prilly pa. Om, tante. " Kata prilly terbata bata. Semua orang langsung diam saat untuk pertama kalinya mendengar suara yang keluar dari mulut prilly. Setelah kejadian itu berahir. " Hiks..Dan aku juga istrinya ali. Om. Apa salah seorang istri membela suaminya?. Siapa lagi yang akan berada di pihaknya jika bukan aku istrinya. Hiks.. kalian?. Tidak. kalian hanya bisa memojokkannya saja. " Kata prilly lagi dengan berlinang air mata. Ia mencoba untuk tidak meluapkan emosinya dan juga tangisnya lagi. Prilly kembali berbicara dengan suara paraunya. " Ali ini suamiku pa. Apa kalian tidak kasian melihat luka yang ada di wajahnya dia..."

" Dan perlu kamu tau juga prilly. Anakku juga istri dari suamimu yang berengsek itu!! " Kata Retno ayah gina kembali menimpali. Memotong ucapan prilly dengan nada dingin dan tegasnya.

Prilly menghelai nafas. Mencoba menahan tangisnya. Sekarang dia sadar bukan hanya dia istrinya ali. Melainkan ada gina juga. " Ya aku tau Om. Tapi aku juga istrinya. Di balik Apapun kesalahan yang ia lakukan. Aku tetap harus berbakti padanyakan pa?" Kata prilly memadang ke arah papanya yang masih terdiam. " Apa Om belum puas? " Kini prilly langsung memutar matanya melihat ke arah ayah gina. Prilly bertanya sambil meliahat ke arah ayahya gina dengan nyalang " Lihat Om! ali udah gak punya muka lagi!. Hiks... Apa Om masih tega buat mukul muka ali lagi HA????. JAWABBBB?? " Teriak prilly lagi. " Hiks... Hiks... Hiks... Jika kalian mau ali untuk bertanggung jawab dengan anak yang di kandung gina. Hiks.. Oke. Hiks.. Hiks... dia akan bertanggung jawab. Tapi please jangan pukul dia lagi Om.. " Dan tangis prilly ahirnya pecah di depan mereka. Lagi. Hatinya berontak saat mengatakan bahwa ali yang akan bertanggung jawab atas anak itu. Anaknya ali sendiri. Tapi itu dengan wanita lain.

" Perlu kamu tau prill. Ini anak ali dan juga anakku bukan hanya anakku saja " Kata gina pelan.

Prilly berhenti sebentar saat mendengar suara yang keluar dari mulut gina. Prilly menghelai nafas tapi prilly langsung memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan keluarga dengan masih mengengam pergelangan tangan ali di tanganya.

Me and Mr perfectWhere stories live. Discover now