2.Dering Ponsel

4.6K 273 2
                                    


Rio merebahkan tubuhnya di atas ranjang kesayangannya tanpa melepas atribut sekolah yang sudah Acak-acakan sedari tadi. keringat yang sudah bercucuran dia biarkan menetes membasahi ranjangnya.

Lelah.. itu yang kini dia rasakan. Mungkin berbaring sebentar akan menghilangkan rasa penat yang melanda dirinya.

Pemuda itu menatap langit-langit kamarnya. pandangannya jauh menerawang. senyum getir tercetak di bibirnya. sampai kapan dirinya akan seperti ini?dirinya sudah lelah hidup dalam kepura-puraan. ingin bertahan tapi menyakitkan, ingin pergi tapi tak rela jika harus meninggalkan harta berharga satu-satunya. Wanita itulah harta satu-satunya yang dia miliki. wanita tua yang cerewet, tapi Rio sangat menyayangi dia.

Terlintas bayangan seorang gadis yang tadi dia temui di dalam angkot. senyum mengembang di bibirnya.

Bukan...

bukan senyum getir. melainkan senyuman yang mengandung arti lain di dalamnya.

Rio bangkit dari posisi tidurnya kemudian duduk di sisi ranjang. merogoh saku celananya lalu mengambil benda pipih canggih itu. ponsel itu menampakkan layar hitam, Segera Rio bangkit dan mencari charger ponselnya.

Setelah menemukam benda yang dicarinya dia memasukkan benda itu kesalah satu lubang ponsel tersebut. Dan sekarang nampaklah benda pipih itu mengeluarkan sedikit cahaya dengan gambar baterai di dalamnya yang berarti pengisian daya sedang di lakukan.

Rio melepaskan seragam yang kancingnya sudah terlepas semua begitupun dengan kaos dalamnya. melepaskan atribut sekolah yang memang sudah tidak tertata rapi di tempatnya. Apalagi dasi, seharusnya dasi itu berada di bagian leher dan Entah mengapa Rio meletakkan dasi tersebut tersemat di kepalanya.
Lucu memang.. Riopun sering menertawakan dirinya sendiri. menertawakan kehidupan yang selama ini dia jalani.

Kaki Rio melangkah memasuki kamar mandi. Mungkin membersihkan keringat yang menempel akan membantu menyegarkan tubuhnya yang lelah. bukan hanya tubuhnya, Rio berharap dengan mandi pikiran dan hatinya ikut segar setelah di guyur air.

****

Seorang gadis melangkah Riang memasuki suatu halaman Rumah yang lumayan cukup luas. tinggal beberapa langkah lagi kakinya menginjakkan teras rumah tersebut.

Tok tok tok

Di ketuk pintu di hadapannya, dan tak lama seorang gadis berambut panjang berpipi chubby membukakkan pintu untuk gadis di luar.

"Ify.. lo kemana aja sih lama banget gue nungguin dari tadi juga" gadis yang membukakan pintu untuk ify-gadis di luar itu mengomel sambil berkacak pinggang. ify meringis melihat sahabatnya yang kesal atas keterlambatan dirinya. ify menggaruk pelipisnya yang tak gatal, bingung harus menjelaskan dari mana. ify sendiri tidak ingat pasti tentang kejadian beberapa saat lalu.

"Sorry vi" gadis itu nyengir memperlihatkan deretan giginya berharap sahabatnya mau memaafkan keterlambatan dirinya.

"Masuk , Agni udah nunggu dari tadi" gadis berpipi chubby yang sering di panggil Via itu mendengus pasrah mengingat sifat pelupa dan ceroboh sahabatnya.

Mata ify berbinar, dia langsung melangkahkan kaki nya memasuki Rumah bergaya minimalis itu dengan Riang. Via hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ify yang menurutnya seperti bocah TK.

"Lo salah naik angkot atau lo ketiduran di Angkot lagi fy?" Seorang gadis yang sibuk dengan beberapa peralatan yang terlihat ribet bertanya kepada ify. membuat dahi ify berkerut mendengar pertanyaan Agni-gadis itu.

"Lagi?" Bukannya menjawab, ify malah balik bertanya kepada kedua orang yang kini tengah menatapnya. kedua orang itu mengangguk mengiyakan membuat ify meringis mengingat sifatnya yang satu itu.

Biang RusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang