Melody In Your Heart (Oneshot)

3K 302 56
                                    

This Story Is Dedicated To Primanq, zyxsjs, and AnditaPrihastuti
◆◆◆

BRAAAAANG!!!

Suara yang tidak karuan itu menggema di seluruh penjuru auditorium. Disana, duduk seorang pria berkemeja abu-abu yang tertunduk setelah memukul tuts piano dengan kepalan tangannya. Jongin membuang nafas dengan kasar sambil mengacak rambutnya sendiri.

"Sialan!" umpatnya. "Kenapa dia harus celaka?"

Fakultas Seni Musik akan mengadakan sebuah konser di awal bulan juli, tepatnya sepuluh hari setelah hari ini. Konser itu akan mempertunjukkan individu-individu terbaik dengan alat musik yang dikuasainya. Dan Sehun, adalah Si Pemain Piano andalan. Tapi sahabat setia Jongin itu malah mengalami kecelakaan yang membuat tangannya harus beristirahat bahkan sampai tiga bulan lamanya.

Dan disinilah Jongin, satu-satunya yang dipercaya untuk menggantikan Sehun. Pria ini sangat pintar bermain piano, sayangnya dia semi-buta partitur meskipun hampir tiga tahun belajar di jurusan seni musik. Solusi satu-satunya adalah Jongin harus menghafalkan setiap not dari lagu yang Sehun buat. Dan sepuluh hari bukan waktu yang banyak untuk menghafal tiga buah lagu.

Jongin menyerah, kepalanya terlalu berat saat ini. Dia butuh udara segar dan mungkin segelas minuman dingin sebelum melanjutkan latihan. Setelah membereskan kertas-kertas partitur yang berantakan lalu memasukkannya ke dalam tas, dia berbalik meninggalkan grand piano putih itu. Tapi betapa terkejutnya Jongin ketika melihat sesosok wanita berambut panjang tengah memperhatikannya dari pintu masuk samping.

Jongin bertanya dalam hati apakah wanita itu manusia atau bukan, mengingat ini sudah lewat dari jam delapan malam. Tidak juga menemukan jawaban, dia lebih memilih untuk menunduk dan berlari meninggalkan ruangan besar itu.

-

Disinilah Jongin, dengan selembar kertas dan pulpen hitam, sedang mentransformasi not-not balok menjadi deretan angka. Mustahil dan terkesan bodoh, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dua dari lima kertas partitur berjudul 'Leaf' itu berhasil dia kerjakan.

Jongin duduk di depan barisan balok hitam-putih, kakinya sudah berada di atas pedal. Dia memainkannya. Meskipun terbata-bata, tapi Jongin cukup puas karena akhirnya bisa mendengar lagu seperti apa yang Sehun buat, sehingga dia bisa menghapalnya. Hati Jongin merasa tenang seketika, seiring dengan jemarinya yang menari disana.

"Dia memang jenius," pujinya pada Sehun.

Jongin baru saja ingin mengambil kertas-kertas lain untuk dia kerjakan, tapi sekali lagi, dia terkejut dengan gadis kemarin yang kini mematung beberapa meter di depannya. Gadis itu menutupi sebagian tubuhnya dengan gorden merah marun yang sangat besar itu. Jongin mengerjapkan mata beberapa kali dan kini tubuhnya ikut membeku.

Lima detik kemudian gadis itu tersenyum, membuat Jongin membuka matanya lebar-lebar karena kecantikannya.

Dia bertepuk tangan, mengapresiasi permainan Jongin yang bahkan menurutnya sendiri sangat jauh dari kata sempurna. Pemuda itu membalas senyumannya, lalu membungkuk kecil sebagai ucapan terimakasih. Mereka saling memerhatikan untuk beberapa saat. Jongin sendiri dibuat bingung mengapa ia betah berlama-lama dalam situasi yang canggung ini.

Mungkin karena malu, gadis dengan dress biru selutut itu pergi meninggalkannya sendiri. Dan berhasil membuat kehampaan, untuk ruangan ini, dan juga untuk pikiran Jongin.

-

Setiap hari, Jongin memulai latihannya pukul tiga sore hingga sembilan malam. Selama itu juga gadis yang dia namakan 'Geurim' -karena selalu muncul seperti bayangan yang indah- itu menemaninya. Geurim selalu ada disana, setia menonton pertunjukkan kecil dari Jongin. Awalnya pria itu malu, karena merasa permainannya yang buruk. Tapi Geurim selalu bertepuk tangan setelah Jongin mengangkat jari-jarinya dari tuts piano. Meskipun jarak mereka tidak dekat, tapi Jongin mampu melihat, setiap senyuman yang gadis itu kembangkan membawa ketulusan.

Kaistal Short StoryWhere stories live. Discover now