Part 9 (Falah)

5.4K 177 6
                                    

Bagian 2

Kami terpaksa harus berteduh di sebuah warung,aku pun juga harus rela menikmati teh hangat dengan perut yang kelaparan ini. Setidaknya gadis di depanku ini menikmati makan malamnya,aku hanya menyibukkan diri bermain game di hpku,rasa lapar jujur sudah melandaku sejak siang tadi. Kami sama sekali tak berbicara,hanya terdengar suara klakson mobil yang melintas di tengah hujan yang masih melanda,juga beberapa orang di warung yang tengah mengobrol di dalam warung sambil menikmati hangatnya segelas kopi. Pandangan kami tak sengaja bertemu,dia menatapku cukup lekat, ada rona merah di pipinya yang membuat hatiku sedikit geli melihatnya. Kemudian, dia melanjutkan makannya lagi. Aku kembali mengalihkan pandanganku ke layar HPku lagi.

"Maaf,Mas warungnya sudah mau tutup"ujar ibu pemilik warung tersebut.

Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah ibu dengan senyuman ramahnya. Aku juga bahkan tak memperhatikan Teta yang sudah menghabiskan makanannya. Dia memandang wajahku sedikit bingung. Aku langsung mengeluarkan uang untuk membayar makanan kami. Jalanan masih cukup ramai,walau hujan kini telah reda dan rintik-rintik kecil masih berjatuhan dari langit. Teta berjalan disampingku,tanganku berusaha untuk menggandengnya,tapi aku urungkan. Aku tak mau dia tak nyaman berada di dekatku.

Kami sampai di halte bis,menunggu taksi kosong yang kemudian lewat. Orang-orang masih lumayan banyak yang menunggu bis malam lewat. Aku merapatkan tubuhku ke Teta,saat mataku melihat beberapa pasang mata lekaki melihat kearah Teta,tatapan mata keranjang yang membuat rahangku mengeras, aku menatap mata mereka tajam.

"Ngapain loe lihat pacar gue,beum pernah lihat cewek cantik ya?"tanyaku kesal. Oke,aku tahu ini berlebihan tapi setidaknya aku mau kalau gadis disampingku ini tak digoda oleh para lelaki mata keranjang tersebut.

"Maaf bang,kita gak gaku kalau mba ini udah ada yang punya"suara dari salah satu mereka terdengar ciut.

"Pergi sana,nggak usah lihat pacar gue lagi sana" Kataku dengan nada mengancam.

Perkataanku membuat para lelaki mata keranjang itu pergi dari hadapanku. Tapi, Teta langsung melepas rangkulan bahuku dengan kasar. Aku menatap polos gadis di hadapanku. Sementara Teta menatapku tajam.

"Loh kok dilepas rangkulannya,nanti kalau cowok-cowok iseng itu godain loe lagi gimana?" tanyaku sepolos mungkin.

Dia menatapku kesal aku hanya memasang senyuman tipis saja. "Seenak jidat loe ya,ngerangkul gue, pake ngaku pacar loe segala, gue bukan pacar loe tahu"katanya kesal. aku semakin senang menggodanya.

"Kalau gue gak ngaku kalau loe cewek gue,itu cowok-cowok bakal godain loe terus. Gue gak bisa lihat cewek di godain kayak gitu"kataku santai.

"Loe itu main nyosor aja ya"katanya tambah kesal. Wajahnya memerah karena marah,tapi aku hanya tersenyum geli melihat ekspresinya. Baru kali ini aku melihat ekspresi marahnya, baisanya yang aku lihat hanya ekspresi datar.

"Nyosor?. Loe mau gue cium?"tanyaku jahil.

"Kagak"kata Teta menaikkan satu oktafnya.

Mendengar suara Teta yang keras itu,orang-orang melihat ke arah kami. Seakan mereka penasaran apa yang terjadi sampai gadis dihadapanku ini mengeluarkan suara yeng cukup keras dan menjadi pusat pehatian para penunggu bis di halte.

"Loe ini gak malu ya teriak-teriak gitu, diliatin orang tuh. Malu tahu"kataku menunjuk ke belakang dengan daguku.

Teta menoleh dan meliah orang-orang yang menatapnya heran. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya, aku hanya tertawa pelan melihat tingkahnya. Dia begitu sangat malu. Aku menggenggam tangannya saat meihat ada taksi yang lewat. taksi tersebut berhenti dihadapanku. Aku langsung menarik Teta yang wajahnya sudah merah menahan malu.

Jodohku Itu KamuWhere stories live. Discover now