{8} Perdebatan dan kenyataan

11.7K 763 25
                                    

:: Perdebatan dan kenyataan ::

|| I'll Always Remember You ||

***

"Ehm... maksudku, kamu siapa?" tanya pemuda tersebut di ambang pintu sambil mengernyitkan kening.

"Aku anak tunggal dari keluarga Edmilson." jawab Audrey dengan kening yang tak kalah mengernyit dalam.

"Loh? perkenalkan saya Zave anak tunggal dari keluarga Edmilson," jawab lawan bicaranya tak mau kalah.

Audrey benar-benar bingung kali ini. Perawakannya benar-benar kelihatan childish namun tak bisa dipungkiri pemuda dihadapannya mempunyai wajah yang kira-kira usianya sama dengan usianya. Ia mengenakan jaket hitam yang tipis hingga ke lututnya, jeans biru muda dan menyampirkan tas ranselnya di lengan kanan. 'Nih cowok kok kaya fashionable banget ya?' Audrey membatin.

"Ayo kita tanya keluarga yang lain!" ajak pemuda tersebut.

Di ruang keluarga sudah banyak yang berkumpul, bahkan saling diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Shandy pun turut bergabung dengan mereka. Hanya saja banyak anak yang sebaya dengannya namun tidak ia kenali termaksud seorang cowok yang tadi tengah menuangkan susu ke dalam gelasnya.

"Oh Zave! setelah lama tidak ke Indonesia akhirnya kamu pulang juga dari Korea," sambut om Hans.

"Aniyo, setiap tiga bulan aku selalu berkunjung."

"Jenazah ibu kamu masih di jalan, ambulan akan tiba sebentar lagi." kata om Hans 

"Tapi, siapa orang ini?" tanya Audrey pada omnya.

"Dia adalah kembaranmu." jawab nenek Audrey.

"Juga orang-orang ini?" tanya Audrey lagi setelah melihat 2 orang anak ikut berdiri.

"Ya. Alan adalah yang pertama lahir, kemudian kau, Ryn, dan yang terakhir Zave." 

"APA?!" teriak mereka berempat.

"Hyung?"(kakak laki-laki) tanya Zave menatap kearah Alan.

"Nuna?"(kakak perempuan) tanya Zave melihat kearah Audrey dan Ryn.

"Nek, ini apa-apaan?" tanya Audrey dan dibalas tatapan sendu neneknya.

Audrey menatap saudara kembarnya satu-satu, kemudian tatapannya berhenti di Alan entah kenapa cowok itu tidak memperdulikan sekitarnya seperti ada benang kusut yang singgah di kepalanya. Setelah itu Audrey berlari memasuki kamarnya bukan kamar yang semalam ia tempati. Jujur saja, ia merasa dibohongi oleh orangtuanya sendiri.

Jadi spekulasinya tentang hasil USG tadi benar? Audrey benar-benar tidak habis pikir. Selama ini ia dianggap menjadi anak semata wayang oleh orang tuanya mengapa tiba-tiba muncul orang asing yang mengaku-ngaku saudara kembarnya? Bagaimana bisa?

"Drey, bisa keluar sebentar? jenazah ibu lo udah dateng." tanya Ahandy dibalik pintu dan Audrey bergegas melihat jenazah kedua orangtuanya.

Terlihat perdebatan yang rusuh di ruang keluarga, Alan terlihat sangat emosi. Di depannya terlihat seorang dokter yang tengah menjelaskan penyebab kematian orangtuanya lebih rinci, karena penasaran Audrey pun menghampiri.

QuintupletsWhere stories live. Discover now