{29} Back To The Real Life

5.7K 446 13
                                    

:: Back To The Real Life ::

***

Audrey membereskan bajunya dan memasukkan ke dalam lemari. Hari ini gadis itu akan berada di toko kue seharian, ah untuk pemberitahuan toko kue itu akhirnya dipindah ke Jakarta, Alan mengizinkan Audrey memakai rukonya untuk disulap menjadi toko kue.

Kabar baik! Audrey, Tamara, dan Aulion mendapat undangan di universitas negri terbaik di Indonesia. Audrey memutuskan mengambil jurusan fisika, Tamara mengambil jurusan kedokteran, sedangkan Aulion memilih jurusan bisnis dan manajemen. Berbeda nasib dengan Zave dan Shandy, mereka berdua memutuskan melanjutkan sekolah di universitas swasta. Tak apa, sama-sama baik dan mau berjuang.

Audrey mengambil jaket bomber dan menyelempakan tas kecilnya. Ia mengikat tali sepatu dan siap menjaga tokonya.

"Kak! aku pergi ke ruko!" teriak Audrey sambil menutup pintu rumahnya.

Audrey bersenandung kecil dan menaiki angkot, 15 menit kemudian ia sudah sampai tujuan dan segera turun dari angkot.

"Ah ... baunyaa ..." Audrey menutup matanya menikmati bau roti yang langsung tercium.

"Eh mbak, kok disini?" tanya salah satu pelayan.

"Iya lagi kepengen, aku pegang kasir ya!"

Biasanya saat-saat weekend begini banyak sekali orang yang mampir di tokonya, selalu ramai saat hari sabtu dan minggu. 

"Hello! aku pesan croissant keju sama vanilla latte ya!" ternyata pemilik pesanan tersebut adalah Shandy.

"Eh Shandy ngapain disini?" tanya Audrey setelah memberikan pesanan Shandy yang duduk di meja bar.

"Bosen akutuhhh," jawab Shandy dihadiahi tawa Audrey.

"Jalan yuk nanti," kata Shandy lagi.

"Kemana? aku pulangnya lamaaa," jawab Audrey sembari melayani pelanggan di hadapannya.

Shandy memberi senyum kecil sebagai jawabannya, Audrey kembali mengurusi tokonya yang mulai ramai. Beberapa pria tampak menggoda Audrey dan berusaha mendapatkan nomor ponsel cewek itu, tapi kemudian di pelototi habis-habisan oleh Shandy.

Syukurnya seminggu ini semua tampak berjalan kembali normal, tak ada apa-apa, tak ada yang ganjil juga, semua berjalan seperti semestinya. Tapi Audrey benci jika harus derdiam diri di rumah terus, libur ini lama-lama membunuhnya.

"Apa nggak ada yang bisa dilakukan? bosannyaaa ..." protes Zave yang baru bangun pukul setengah satu siang.

"Apaya? ini emang ngebosenin abis sih," Alan sejenak berpikir.

"Me too." tambah Aulion singkat.

Ngoceh bosen-bosen tapi tetap aja nggak ada yang punya ide mau ngapain, sama aja bohong.

***

Audrey mengetuk-ngetuk kepalanya yang terasa sedikit pusing, ia baru saja pulang kuliah. Tak disangka tiga bulan berlalu sejak kepulangan Aulion.

Hari ini hari jumat, weekend. Ia butuh seseorang untuk menemaninya bersenang-senang. Audrey membuka jaketnya setelah sampai di rumah, mengikat rambutnya ke atas kemudian meraih handuk dari tempatnya. Bersiap mandi.

Audrey memutuskan menghabiskan malamnya di toko kue sambil menghitung rumus-rumus yang menunggunya. 

"Kak! aku ke toko!" Audrey memberitahu para kembarannya.

Audrey mendorong pintu kaca tersebut, seperti biasa selalu ramai saat-saat weekend begini. Audrey sedang malas melayani para pelanggannya ia lebih memilih bercengkrama dengan rumus-rumus di hadapannya.

QuintupletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang