Chapter 1

377 32 11
                                    


When the skies and the ground were one of legends, through their twelve forces, nurtured the tree of life. An eye of red forces created the evil which covered the heart of tree of life and the heart slowly grew dry. To attend to an embrace the heart of tree of life, the legends hereby divide the tree in half and hide each side. Hence, time is overturned and space turns askew. The twelve forces divide into two and create two suns that look alike. Into two world that seem alike, the legends travel apart. The legends shall now see the same sky but will stand on different ground. Shall stand on the same ground but shall see different sky. The day the ground beget a single file before one sky in two worlds that seem alike, the legends will greet each other. The day the red forces purify and the twelve forces reunite into one perfect root, a new world shall open up

***

Dua belas. Awalnya mereka turun sebagai satu kesatuan dengan dua belas makhluk. Sebagian manusia menyebut mereka alien, sebagian lainnya menyebut monster. Apa bedanya? Berbeda, itu jelas, namun mereka tetaplah bukan manusia.

Sekalipun bukan manusia, mereka menyerupai manusia.

Sekalipun tak ingin menyerupai manusia, pada akhirnya mereka terbelenggu oleh nafsu manusia.

Tiga di antara mereka melepaskan jati diri mereka. Memilih melalui penyiksaan berat demi menjadi manusia. Sementara sembilan lainnya bertahan, karena tak ada yang mampu bertahan hidup sebagai manusia.

Monster dan manusia jelas berbeda. Sangat berbeda. Namun hanya ada satu kesamaan di antara monster dan manusia. Yaitu kopi. Hanya kopilah yang bisa diminum oleh manusia dan juga monster. Sehingga karena kopilah, manusia sibuk bermusuh-musuhan, menuduh satu sama lain sebagai monster. Mereka tidak tahu, jika di bumi hanya tersisa sembilan monster.

"Kau ingin jadi apa?"

"Manusia."

"Kenapa kau ingin jadi manusia?"

"Aku ingin hidup bersama manusia yang kucintai."

Jari-jari kukunya memanjang secara tiba-tiba. Wajahnya menghitam dan matanya memerah. Monster itu meggerakkan tangannya secara tiba-tiba, air muncul dan hanya menjadi uap setelah mengenai monster yang ingin menjadi manusia itu.

"Percuma. Percuma aku menebasmu. Kau tak akan terluka oleh airku." Wajahnya berubah bengis dan nafsu membunuhnya membara. "Pergi dan membusuklah bersama makanan manusia itu. Kau tak akan pernah bertahan dengan sampah itu!"

"Aku memang akan pergi."

Sosok jangkung itu berdiri dan pergi saat itu juga. Sekalipun ingin mereka bunuh, mereka tak akan mampu. Karena pada hakikatnya, sosok jangkung itu memiliki strata yang lebih tinggi dari kesebelas lainnya. Sosok jangkung itu mampu melukai siapa saja, namun tak ada yang mampu untuk melukainya.

"Bukan dia saja yang memiliki manusia yang dicintainya." Seseorang di antara mereka mengangkat kepalanya. Sudah lama dia tertidur, dan terbangun karena keributan tadi. "Aku juga punya. Kalian juga punya. Tapi hidup bersama manusia adalah hal yang mustahil. Kecuali jika dia ingin mati."

"Begitu?" mata sipit monster lain terbuka. Dia tak terlihat menakutkan saat membuka matanya. Dia cenderung seperti anak gadis, namun tak ada monster yang tak menyeramkan. "Kurasa melakukan pekerjaan manusia itu lebih memuakkan. Terlebih, saat makhluk yang disebut perempuan berteriak untukmu, dan mereka sebenarnya sangat tidak diharapkan."

"Ya," salah satu lainnya berhenti mengetuk-ngetukkan jemarinya, dan senyumnya merekah, "tapi mereka sanat enak jika dimakan."

"Oh, kau benar." Yang lainnya terbangun dan tersenyum kecil. "Sulit sekali saat kau bekerja sepertiku. Saat aku mengoperasi pasien, darah manusia tercium sangat lezat. Jika gagal mengendalikan diri, aku tak tahu harus bagaimana."

Monster (Seoul Ghoul) [EXO OT9 Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang