Eleven

7.3K 733 26
                                    

"Ayahmu hebat. Di umur yang setua itu ia masih jago bela diri. Walaupun aku tak melihatnya tadi, sih."

"Aku juga tak melihatnya. Aku menutup mata karena takut. Yang jelas, ayahku memang hebat!"

Hanya ada suara langkah kaki dari pemuda-pemuda ini yang menemani perjalanan mereka. Perjalanan kemana? Tentu ke rumah Jimin.

Sebelumnya, ayah Jimin menyuruh Jungkook untuk menginap dan tentu ia tak bisa menolaknya, mengingat ayah Jimin telah menolongnya tadi. Awalnya Jimin ingin menolak, tapi ia juga ingin berterima kasih pada Jungkook.

"Aku akan mengurus anak ini dan membawanya ke pos keamanan karena telah melakukan percobaan pembunuhan. Kalian pulanglah duluan. Jungkook, antar Jimin, ya?"

"Entah kenapa kedengarannya ia menyuruhku seperti seorang mertua.." Oh, Jungkook. Imajinasimu terlalu tinggi.

"Jungkook," Panggil Jimin, membuat yang dipanggil menoleh. Ia mendapati Jimin tengah tersenyum manis ke arahnya. Senyum yang baru pertama kali ini Jungkook lihat. Seperti senyum yang tulus, ia membuat bulan sabit di kedua matanya.

"Terima kasih."

Jungkook merasa jantungnya ingin meledak sekarang juga karena Jimin sungguh manis saat ini.

Merasa canggung, Jimin segera berlari. Ia merasa malu juga, entah kenapa.

"Yang terakhir sampai dirumahku adalah telur busuk!!"

Jungkook langsung sadar dan menyusul berlari. Ia tertawa.

"Kau itu telur busuk tanpa menjadi yang terakhir, hyung!"

---

"Aku pulang~"

"Permisi."

Jimin dan Jungkook sudah sampai di rumah Jimin. Mereka tengah melepas sepatu mereka -Jungkook sudah mengambil sebelah sepatunya, tentu saja. Pandangan Jungkook menelusuri seluruh sudut rumah Jimin. Begitu sederhana dan hanya ada barang yang diperlukan saja. Tidak seperti rumahnya yang begitu besar dan banyak barang pecah belah yang mahal.

"Oh ya. Karena ini sudah malam, tak baik jika mandi. Sebaiknya kau cuci muka saja. Aku akan siapkan baju ganti. Duduklah." Jimin menunjuk sebuah kursi tamu dan Jungkook mengangguk dengan canggung; menuruti Jimin.

Ia melihat beberapa bingkai foto yang terletak di sebuah meja kecil, disamping tempat duduknya. Ada foto Jimin, foto ia dan keluarganya, lalu orang tua.

"Hyung gembul sekali saat masih kecil." Batin Jungkook di iringi tawa kecil saat menatap foto demi foto, "Hyung anak tunggal, rupanya. Ia juga pernah bercerita jika ibunya telah meninggal." Jungkook mengambil foto Jimin dan keluarganya.

"Halo, Ahjumma. Aku teman Jimin hyung. Senang berkenalan dengan anda." Batin Jungkook sambil menatap foto ibu Jimin. Ibunya cantik, menurutnya. Senyumnya mirip dengan Jimin.

"Kau sedang apa?" Jimin tiba-tiba datang dan Jungkook meletakkan foto itu kembali.

"Hanya melihat-lihat." Jawabnya seadanya. Jimin mengherdikkan bahu dan memberikan Jungkook handuk dan baju milik ayahnya. Mengapa? Postur tubuh Jungkook lebih besar darinya. Akan lucu jika memakai pakaiannya, bukan?

.

.

Setelah disajikan makan malam berupa ramyun, Jungkook terlihat sudah memakai piyama ayah Jimin yang berwarna biru tua. Ia juga tengah menunggu ayah Jimin untuk pulang.

Do I Love You? || kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang