Thirteen (END)

9.1K 760 39
                                    

A/N: chapter ini lebih panjang dari chapter yang lain oke? Enjoy~

---

Hasil sidang langsung diumumkan kemarin. Sungguh, orang yang benar-benar ingin menghancurkan ayah Jungkook sungguh bersih saat melakukan semua ini. Bahkan kehadirannya tak terendus. Ayah Jungkook diberikan hukuman penjara selama tiga tahun karena pembelaan dari pengacaranya. Untung saja hakim tidak menerima sogok. Setidaknya hukumannya diringankan.

Kini, ayah Jungkook tengah duduk pada sebuah bangku, dengan baju tahanannya. Ia baru dimasukkan kemarin dan sekarang ia tengah membaca buku dengan tenang.

"Wah! Kau mendapat surat?!"

Sekumpulan pria yang tak jauh darinya tengah heboh karena salah satu dari mereka mendapat surat. Jarang sekali tahanan mendapat surat dari seseorang karena kejahatan yang mereka lakukan.

"Iya, ini dari anakku. Ia pasti merindukanku."

Ayah Jungkook menunduk saat mendengarnya. Ia bahkan tidak pernah berbicara dengan anaknya karena sibuk dengan pekerjaannya. Sekarang ia tak memiliki apa-apa, akankah anaknya ingat padanya? Atau ia sendiri akan membusuk dipenjara?

"Tuan Jeon?" Ucap salah seorang polisi yang membuat lamunan ayah Jungkook buyar.

"Ya?"

"Anak anda ingin bertemu dengan anda. Waktu berkunjung 5 menit."

Ayah Jungkook di geret ke ruang besuk tahanan, dimana terdapat batas antara tahanan dan pembesuk. Hanya sebuah kaca sebagai pembatas dan beberapa lubang di ujung bawah kiri kaca agar tahanan dan pembesuk dapat mendengar satu sama lain. Ayah Jungkook dapat melihat anaknya telah duduk dan ia mengambil tempat di hadapannya.

Jungkook telah rapi dengan kemejanya berwarna merah-hitam dan ia menatap sosok pria didepannya. Ayahnya masih saja tenang dan membalas tatapannya dari balik kaca.

"Kau... apa kabar?" Tanya Jungkook, memulai pembicaraan.

"Baik. Ayah makan dengan teratur. Jungkook sendiri?" Terdengar kelembutan seorang ayah didalamnya, membuat Jungkook hanya terdiam dan menatap jari-jarinya sendiri yang ia mainkan.

"Aku sudah makan dan minum obat." Suara Jungkook mulai bergetar, menahan air matanya. Ini pertama kalinya ayahnya menanyakan keadaannya.

Ayah Jungkook tersenyum tipis, "Baguslah. Kau nampak sehat, Jungkook-ah."

"Ayah.. ayah.." Jungkook menutup setengah wajahnya dengan lengan. Ini pertama kalinya sejak kali terakhir ia memanggil ayahnya dengan sebutan 'Ayah'. Air mata juga mulai menggenang pada kedua manik ayah Jungkook.

"Kenapa kau menangis, Jungkook? Kau tidak senang melihat ayahmu?"

"Cepat keluar, Ayah. Aku ingin ayah melihatku sukses dengan usahaku sendiri, bukan hadiah dari ayah." Jungkook mengambil selembar tisu dari saku kemejanya dan menghapus airmatanya. Ia tak kunjung menatap ayahnya karena ia tidak bisa menahan tangisnya.

"Aku adalah 'Jeon Jungkook' sekarang, bukan 'Jeon Junhyuk', ayah."

Cairan bening itu seenaknya saja turun dari pelupuk mata sang ayah. Ia begitu menyesali dirinya dulu yang tak peduli dengan keluarganya. Walaupun ia menyesalinya sekarang, hal itu tidak mengubah keadaan. Ia harus berjuang bersama anaknya karena-

"Hanya ayah saja yang kupunya sekarang ini. Cepatlah kembali, ayah." Jungkook mengangkat kepalanya guna menatap ayahnya yang menunduk sambil menangis.

"Tunggu saja, Jungkook-ah. Belajarlah yang giat agar ayah dapat merasa bangga memiliki anak sepertimu." Ayah Jungkook mengangkat kepalanya dan tersenyum.

Do I Love You? || kookminWhere stories live. Discover now