+ M +

2.9K 213 53
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


    "Alva."

Zetta terkejut saat ia melihat Alva datang untuk membantunya. Untunglah, Zetta tidak mengalami apa-apa, mungkin saja cuma syok.

"Kamu gapapa?" tanya Alva seraya membersihkan telapak tangan Zetta yang kotor. Lalu ia melirik ke arah plastik hitam yang masih ada dibawah. "Itu apa?" tanyanya sambil menunjukkan dagunya ke bawah.

Zetta melirik ke arah aspal. Benar, plastik yang berisi bungkusan Soto Bogor masih tertinggal di bawah. Kontan, Zetta menggambilnya.

"Untung aja gak bocor," kata Zetta. Kini hatinya lega.

"Syukurlah," ucap Alva seraya menghela napas. "Kamu lagi ngapain? Beli makanan?"

Zetta melirik ke arah plastik itu, "Oh, lagi nganterin makanan ke pelanggan." Lalu ia menatap Alva, "kamu sendiri?"

"Oh, saya? Saya habis nganterin orangtua ke bandara. Mereka harus keluar kota."

Zetta mengangguk mengerti. Dan ia segera pergi meninggalkan Alva.

"Eh, tunggu dulu," ujar Alva dengan menahan pundak Zetta dan berhasil membuat berhenti. "Saya anterin gimana?" tawarnya.

Zetta menggeleng, "Enggak, takut ngerepotin."

Alva menatap mata Zetta dengan nanar, "Plis, ijinin saya nganterin kamu."

Beberapa detik Zetta terdiam dan mulai tersenyum, "Ya udah, deh."

[A&Z]

"Va, pacar baru?" celetuk seorang anak laki-laki yang duduk di sebelah bangku pengemudi saat melihat Zetta masuk dan duduk di bangku belakangnya.

Alva segera menoyor Adri, "Sembarangan banget kalo ngomong."

"Piss, Bang. Gue, kan emang nanya," balas Adri. "Ngomong-ngomong, siapa, tuh, bang?"

"Temen," sahutnya. "Namanya Zetta."

Adri menoleh ke arah Zetta. "Cantik banget, bang."

Mendengar pujian Adri, Zettapun tersipu malu.

"Woi, jangan godain cewek mulu, napa," tegur Alva. "Kita anterin Zetta dulu, ya."

"Kemana, bang?" tanya Adri bingung.

"Ke Foundy, Dri," balas Alva singkat. Lalu ia melemparkan tatapan tajam ke arah Adri. "Kan gue bilang anterin Zetta dulu."

"Yah, bang." Adri memajukan dagunya, menunjukkan ekspresi kesal. "Gue, kan mau main PES 2016, bang."

Mendengar jawaban sepele Adri membuatnya ingin marah. "Lo mah dikit mikirinnya PES mulu. Dikit-dikit gebetan," ada jeda sebentar, "pikirin, tuh, nilai rapor lo yang anjlok. Merah semua, yang bagus cuma olahraga."

AlvaZett [COMPLETED]Where stories live. Discover now