-Thirteenth-(Kesempatan Dalam Kesempitan)

4.1K 475 14
                                    

     Aldi menatap pantulan  dirinya dari cermin yang menempel pada dinding kosan, sambil mengoleskan minyak rambut yang baru saja kemarin ia beli, biasanya Aldi selalu minta minyak rambut pada Kiky—teman satu kosnya yang digadang-gadang akan menikah.

     "Aldi Ganteng." Dia memuji dirinya sendiri sambil membetulkan kerah baju berwarna navy.

     Clek

Pintu terbuka menampakan Bastian yang Sudah tapi juga.

     "Bas gue nebeng ya." Bastian yang mencolek minyak rambut milik Aldi menoleh dan mengerutkan kening.

     "Kenapa? Motor lo kemana?" Bastian mengolesi minyak rambut baru Aldi pada rambutnya yang kering.

     Aldi merampas minyal rambutnya, "Jangan banyak-banyak mahal." Aldi kembali menutup minyak rambutnya, "Motor gue masuk bengkel."

     "Yuk berangkat." Bastian berjalan keluar mendahului Aldi.

------

     Pagi ini (Namakamu) memakai rok hitam panjang dan atas hijau dan terdapat kerutan dibagian dada, rambut sebahunya dia jepit dibagian poni selebihnya diurai.

    "Pagi." Aldi muncul dibalik pintu ruangan (Namakamu) membuat (Namakamu)sedikit tersentak kaget.

     (Namakamu) balas tersentum, "Pagi." Ucapnya lantas masuk dalam ruangan sedangkan Aldi berbeda ruangan.

     (Namakamu) segera masuk kedalam kelas TK yang Sudah ramai, pangdangannya beralih pada tempat duduk Caca yang kosong, kemana anak itu?

     "Fauzan kamu tahu Caca dimana?" Fauzan dari arah pintu memegangi rautan dan sebuah pensil yang ujungnya sangat lancip.

     Fauzan menggeleng, "Gak tau Bu." Lalu dia kembali ketempat duduknya.

     Pelajaran dimulai seperti biasanya, meski tidak banyak yang mengabaikan (Namakamu), tapi sebagian besar dari Mereka sudah mengenal (Namakamu) dan mulai akrab.

------

     (Namakamu) keluar dari ruangannya, menyusri koridor Yayasan yang cukup lebar sampai akhirnya dia bertemu Aldi yang naik diatas motor vespa milik Bastian.

     "Saya antar yuk." Aldi menghampiri (Namakamu) yang Sudah dekat dengan gerbang.

     "Maaf, Saya pul—"

     "Permisi." Ucapan (Namakamu) terhenti ketika ada seseorang, (Namakamu) mengerutkan kening ketika dihadapannya ada Iqbaal.

     "Ya kenapa?" Aldi yang masih berada di atas motor, mematikan mesin motornya lebih memilih mendengarkan obrolan Mereka berdua.

     "Caca udah pulang?" Tanya Iqbaal.

     (Namakamu) tercenung, "Lho kan Caca gak sekolah."

     Iqbaal membulatkan mata, "Caca gak sekolah?"

    "Iya emang kenapa?"

    "Kamu ikut saya." Iqbaal tiba-tiba menarik tangan (Namakamu).

     (Namakamu) menepis tangan Iqbaal, "Gak saya gak bisa."

     Iqbaal kembali menarik tangan (Namakamu), "Ikut saya sebentar aja."

     (Namakamu) menggeleng, "Saya ada janji sama Aldi."

     Aldi yang hendak turun dari vespa nya—ralat vespa Bastian tidak jadi turun dia malah merapikan rambutnya yang sudah sedikit klimis.

     "Ayo saya antar." Ucap Aldi setelah menyalakan mesin motor tua milik Bastian.

      Tidak ada pilihan lain kecuali Ikut dengan Aldi,

Heartbeat || idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang