Hay

50 7 3
                                    

Mengucapkan kata sayang,cinta dan semacam itu bukanlah hal yang mudah,seperti yang kalian bayangkan. Aku lah saksi dari itu,kenapa aku mengatakanya? Iya karena aku kesulitan. Kesulitan untuk mengucapkan kata-kata itu. Terdengar konyol? Tapi itu yang aku rasakan.Entah hanya untuk mama,untuk papa atau adiku. Tapi itu adalah hal tersulit yang sudah beberapa waktu ini aku usahakan dengan baik.

Karena itulah aku di sebut pria dingin di kantorku. Entah di otaku hanya terlintas belajar,belajar dan belajar. Bayangkan saja aku yang sudah duduk di usia dua puluh tahun ini belum pernah berpacaran sedikitpun. Jangan berpikiran sejauh itu,mendekati wanita saja belum tentu aku lakukan. Entah aku sangat malas berfikiran dengan hal-hal seperti itu. Menurutku,wanita hanyalah pengganggu yang bisa merusak cita-citaku saja.

Tapi entah kenapa mama selalu mengatakan "Genta,kamu harus segera mencari wanita. Apa perlu mama membawamu di acara sosial mama dengan ibu-ibu diluar sana? Ayo lah Genta jangan buat mama selalu memikirkan pasanganmu." Begitu pentingkah peran wanita? Bukankah aku juga bisa memasak,mencuci piring? Bahkan, apapun yang dilakukan wanita aku juga bisa melakukanya. Lalu untuk apa ada wanita di hidupku?.

"Gen lo ngapain? Nulis dairy? Lo kayak cewek deh."

Kedatangan Troy ini udah berhasil buat jantung gue sedikit berdebar. Ya gue bisa rasain itu. Tapi gue rasa,gue nggak bisa ngusir dia. Iya,karena di hidup gue cuman Troy temen gue.

Gue Genta Pratama, sebut aja gue Genta. Gue adalah dokter muda di rumah sakit papa gue. Iya, papa adalah direktur rumah sakit Sinta. Gue sedikit tidak yakin menjalani cita-cita ini. Karena sebenarnya.. Gue ingin jadi pengacara,polisi,bahkan ditektif. Entah sampai kapan gue harus pakai topeng seperti ini.

"Dairy? Jangan bodoh ini karangan. Gue pingin nulis cerita hidup gue."

"Hello? Gen sadar deh. Apa yang menarik dari hidup lo? Oh..perjalanan hidup lo mengejar cita-cita lo itu? Gue kasih tau yaa..."

"Udah gue laper,yuk turun" Gue berusaha mendorong Troy pergi dari kamar gue, gue gak pingin denger nasihat dia pagi-pagi. Gue cukup bosen dengerin ceramah yang tiap hari sama terus, 'Lo harus pacaran!.'.

Gue gak suka orang yang berisik. Gue memang dingin,karena itu juga semua orang selalu takut tegur sapa dengan gue. Gue gak keberatan bahkan risih dengan kata-kata itu. Gue cukup tenang,hidup gue udah cukup tenang dengan ini.

"Genta!" Entah seketika gue makin males untuk sarapan dan ngelanjutin kaki gue untuk nurunin anak tangga. Gue berusaha nutup mata gue lagi. Gue harap ini mimpi,tapi sayang ini kenyataan. Lagi-lagi dia ngikutin gue.

"Gen jawab kenapa sih. Dia cantik kok." Troy berusaha menggoyangkan tubuh gue kencang, makin nyata. Dia emang udah duduk manis di sebelah Tia dan mama. Ah sialan!.

"Cantik? Lo suka? Ya udah pacarin aja tuh cewek aneh."

Iya,gadis aneh yang kekanak-kanakan dan sangat mengganggu itu sudah ada di dalam rumahku juga. Namanya Dira. Gue gak yakin Dira dateng kesini cuman karena ingin sarapan bareng. Gue lebih yakin dia dateng kesini karena ingin ganggu hari minggu gue.

"Kak,duduk deh. Kak Dira udah dari tadi loh."

Gue semakin muak sama semua ini,semakin gue mendekat ke Dira,semakin berat emosi yang harus gue tahan untuk keluar. Gue kesel banget sama Dira. Karena dia gue harus kehilangan kepercayaan papa,karena dia juga gue harus malu di depan staf-staf rumah sakit yang udah berfikiran gue sama Dira itu jadian. Ah sial banget kan?.

Tapi gue gak bisa bohong,wajahnya yang lugu dan polos kadang-kadang juga bisa sihir gue untuk baik di depanya. Tapi gue rasa setelah kejadian semua itu. Sihir itu udah gak berguna lagi,gue udah terlanjur benci dan kesel sama Dira.

Sorry,I Love Youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें